Sikap Nabi Muhammad Terhadap Yahudi yang Licik dan Selalu Melanggar Perjanjian
Kehadiran Islam di Madinah merupakan suatu hal yang sangat mengganggu bagi kaum Yahudi. Kedatangan Islam ke Madinah mengubah sistem bisnis dan perpolitikan yang ada di Madinah.
Sebab, Islam datang ke Madinah dengan membawa misi keyakinan, keadilan, dan persatuan. Jika semua misi yang dibawa Islam ke Madinah berhasil atau tercapai, maka ini akan sangat merugikan kaum Yahudi yang selama ini bertahan dengan menjalankan bisnis yang jauh dari keadilan dan berada di belakang perpecahan kabilah-kabilah Arab.
Oleh karena itu, kaum Yahudi ketika itu telah berpikir dan berhitung dari jauh-jauh hari sebelum Islam datang ke Madinah. Mereka berpikir dan berusaha menjauhkan Islam dari Madinah.
Bila Islam telah masuk ke Madinah, mereka berusaha mengalahkan Islam dengan kekuatan mereka. Namun, usaha yang mereka lakukan selalu gagal dengan pertolongan Allah kepada orang-orang Muslim.
Hal yang pertama kali dilakukan nabi Muhammad SAW ketika sampai di Madinah adalah menyatukan kaum Muhajirin dengan kaum Anshar. Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin pun memberikan perlindungan kepada orang-orang Yahudi yang mau berdamai dengan kaum Muslimin.
Itu terbukti dengan diadakannya perjanjian antara kaum Muslimin dengan kaum Yahudi. Tetapi bagi kaum Yahudi yang tidak mau berdamai dan mengadakan permusuhan, maka mau tidak mau kaum Muslimin harus memeranginya.
Walaupun sudah mengikat perjanjian dengan kaum Muslimin, kaum Yahudi selalu mengganggu kehidupan orang-orang Muslim karena kebencian dan kedengkian yang ada pada hati mereka. Mereka memang tidak secara terang-terangan mengajak perang dengan kaum Muslimin, karena mereka tidak pandai berperang. Mereka hanya berani menghembuskan permusuhan dan perpecahan diantara kaum Muslimin.
Salah satu contohnya adalah yang mereka lakukan terhadap suku Aus dan Khazraj (suku asli Madinah). Dahulu sebelum datangnya Islam ke Madinah, kedua suku ini selalu berselisih dan berperang.
Tentu saja perselisihan dan peperangan ini dilatarbelakangi oleh kaum Yahudi yang mengambil keuntungan dari pertikaian tersebut. Setelah Islam datang ke Madinah, kedua suku itu berhasil dipersatukan dalam naungan Islam.
Tetapi, Yahudi tidak tinggal diam. Oleh karena itu, untuk menghancurkan Islam, kaum Yahudi kembali mengungkit fanatisme kesukuan dan perselisihan yang pernah terjadi antara suku Aus dan Khazraj. Namun, usaha ini diketahui oleh nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin yang lain sehingga pertempuran antara kedua suku tersebut dapat dihindari.
Dalam melanggar perjanjian, kaum Yahudi dari Bani Qainuqa adalah yang pertama kali berani melakukannya dibanding dengan dua suku Yahudi yang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka adalah para perajin perhiasan, pandai besi, pembuat perkakas rumah tangga, senjata dan perlengkapan perang. Kesombongan dan keangkuhan mereka semakin menjadi-jadi bahkan mereka menantang untuk berperang, terlebih lagi membunuh seorang pengikut nabi Muhammad SAW tanpa alasan yang jelas.
Pembunuhan seorang Muslim tersebut membuat kemarahan nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin yang lain. Karenanya, pasukan Muslimin mendatangi benteng Bani Qainuqa dan menyerang mereka.
Namun, pertempuran besar tidak terjadi ketika itu karena Bani Qainuqa menyerah sebelum berperang. Sebagai hukumannya, Bani Qainuqa diusir ke luar Madinah sejauh-jauhnya. Kemudian, mereka memutuskan untuk pergi dan tinggal ke perbatasan Syam.
Begitu juga yang dilakukan oleh Bani Nadhir dari kalangan Yahudi. Mereka mengikuti jejak Bani Qainuqa dalam menentang Islam dan pengikutnya. (Sumber: Rahasia Bisnis Yahudi dalam Menggenggam Dunia, yang ditulis Anton Ramadhan dan diterbitkan Shahara Digital Publishing/ROL)
Leave a Reply