Kategori: Sahabat

Ketika Allah SWT Berkuasa Atas Hidayah

Ath-Thufail Ibn ‘Amr ad-Dausi dikaruniai bakat kepenyairan yang membuatnya terkenal di seluruh kabilah. Suatu bencana bagi Quraisy bila Thufail menggunakan bakat kepenyairannya untuk membela Rasulullah SAW.

Karena itu, para pemuka Quraisy bergegas menyambut tatkala mendengar kabar kedatangan Thufail ke Makkah. Mereka khawatir Thufail bertemu Rasulullah dan masuk Islam. Mereka mencegat lelaki itu. Ia disuguhi jamuan yang mewah dan penginapan.

Sahabat Terakhir Rasulullah Muhammad

Anas bin Malik RA masuk Islam saat usiannya belum genap 10 tahun. Dia terus bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam dan mengabdi kepada beliau menghadap ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala. Saat itu usia Anas bin Malik RA 21 tahun.

Bernama lengkap Abu Hamzah atau Abu Tsumamah Anas bin Malik bin Nadlar Al-Khazraji Al-Anshari, berasal dari Bani Najjar. Ibunya ialah Ummu Salma Sahlah binti Malik bin Khalid, istri Malik bin Nadlar. Malik pergi ke Negeri Syam dan meninggal dunia disana. Setelah itu Ummu Salma dipinang oleh Abu Thalhah Zaid bin Sahal. Dia mau menikah dengan Abu Thalhah dengan syarat ia mau masuk Islam.

Bersedekah seperti Utsman bin Affan

Siang itu datang kafilah dagangan milik Utsman bin Affan RA yang terdiri dari seribu unta yang masing – masing membawa makanan dan gandum. Melihat hal itu, para pedagang mendatangi Utsman RA untuk melakukan kerjasama. Ia membujuk Utsman RA untuk bersedia menjual makanan dan gandumnya itu dengan balasan mendapat keuntungan dua dirham setiap sepuluh dirham modal.

Namun Utsman RA tidak menyepakatinya. Kemudian para pedagang merayunya lagi dengan keuntungan yang lebih besar yaitu empat kali lipat, dimana empat dirham sebagai ganti dari dua dirham.

Abdullah ibn Ma’sud, Sosok Paling Dekat dengan Karakter Nabi

Abdullah bin Mas’ud menerima pelatihan unik di rumah Nabi. Lelaki itu meneladani berbagai kebiasaan Rasulullah. Banyak orang mengenal Abdullah sebagai sosok paling dekat dengan karakter Nabi. Oleh karena itu, dia adalah orang yang paling berpengetahuan tentang Syariah.

Tidak ada yang bisa menggambarkan hal ini lebih baik daripada cerita tentang orang yang datang ke Umar bin Khattab saat berdiri di dataran Arafah dan berkata:

Zaid Bin Tsabit Kuasai Bahasa Ibrani

Rasulullah kagum dengan kemampuan menulis dan menghafal Zaid bin Tsabit.
Rasul memintanya untuk mempelajari tulisan orang Yahudi.

Dia pun menaati perintahnya. Zaid menguasai bahasa Ibrani, baik lisan maupun tulisan. Dia mampu menerjemahkan kata-kata Rasulullah ketika ingin berkomunikasi dengan orang Yahudi, baik saat berpidato maupun berbentuk surat.