Sebagian Sifat Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling dermawan,khususnya di bulan Ramadhan.Orang yang paling baik akhlak dan sosok tubuhnya. Orang yang paling lembut telapak tangannya dan yang paling harum baunya.Orang yang paling baik pergaulanya dan paling takut kepada Allah.Beliau tidak pernah marah atau mendendam karena dirinya. Beliau marah hanya karena larangan2 Allah dilanggar.Tidak ada sesuatupun yang dapat mencegah kemarahannya karena Allah ini hingga kebenaran menjadi pihak yang menang.

Akhlaknya adalah al-Qur’an.Beliau adalah orang yang paling tawadhu. Memenuhi kebutuhan keluarganya dan merendahkan sayapnya untuk orang2 lemah.Orang yang paling pemalu.Beliau tidak pernah mencela makanan sama sekali.Jika menyukai suatu makanan,ia akan memakannya dan jika tidak menyukai,beliau akan meninggalkannya. Beliau tidak pernah makan sambil bersandar (leyeh). Juga tidak pernah makan dimeja makan.Beliau menyukai manisan,madu,dan buah labu.Kadang2 sebulan atau dua bulan disalah satu rumahnya tidak pernah ada asap dapur yang mengepul.beliau menerima hadiah,tidak menerima sedekah.

Beliau juga biasa mengesol sepatu,menjahit pakaian,membesuk orang sakit,dan memenuhi undangan, baik orang kaya maupun orang miskin.Tempat tidurnya terbuat dari kulit yang diisi serabut pelepah kurma.Beliau tidak banyak memiliki kesenangan dunia.Allah telah memberikan kunci kesenangan dunia,tetapi beliau tidak mau mengambilnya dan memilih akhirat.Beliau banyak melakukan dzikir dan pukir.Beliau tak pernah tertawa lebar,tetapi hanya tersenyum.pernah bergurau dan tidak mengatakan kecuali yang benar.

Beliau senantiasa berlaku lemah lembut terhadap para sahabatnya.Disebutkan dalam sebuah hadist dari Anas Radhiyallahu ‘anhu,ia berkata,”Aku tidak pernah menyentuh kain celupan atau sutera selembut telapak tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.Aku telah berkhidmat kepada Rasulullah selama sepuluh tahun,tetapi beliau tidak pernah samasekali berkata ‘Ah’,kepadaku.juga tidak pernah menegur terhadap apa yang aku lakukan dengan teguran,’mengapa engkau melakukannya? Juga tidak pernah menegur, mengapa kamu tidak melakukan sesuatu?” (sumber: abuzaki.wordpress.com/dikutip dari buku Sirah Nabawiyah DR. Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthy penerbit Robbani Press hal 521-522.)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>