Islam yang Damai Sebagai Pilihan Hidup Zaman Modern

Kehidupan modern penuh dengan jebakan dunia dan gaya glamour. Tak hanya itu saja, setiap orang dihadapkan pada masalah yang kadang membuat dirinya bingung manakala tak diketemukan jawaban yang dapat menenteramkan jiwanya. Ya, jiwa yang tenteram adalah harapan setiap orang yang hidup di era “serba ada” sekarang.

Tak sedikit dari mereka yang, dalam kepenatan hidup di zaman modern, menjadi orang yang kerap merenung. Merenung tentang makna hidup dan kehidupan. Akhir dari perenungan mereka ini biasanya menyentuh pada keyakinan dan nilai-nilai hidup yang selama ini dianutnya.

Orang yang selama hidupnya larut dalam materialisme dan pada ujungnya mau merenung, umumnya akan berjuang mencari jalan kebenaran. Jalan kebenaran ini demikian berliku, karena hampir semua agama atau aliran kepercayaan yang ada selalu mengklaim sebagai “yang benar”.

Di saat menghadapi banyak pilihan itu, seseorang yang dalam masa perenungan tersebut akan merasakan agama atau kepercayaan mana yang mendekati kebenaran yang hakiki. Pertanyaan seperti apakah Tuhan itu satu satu banyak? Banyak dalam satu, atau satu dalam banyak? Ada Tuhan di setiap kekuatan alam (air, api, tanah, dsb)? Tuhan itu apa yang tampak menonjol di alam (seperti matahari?)

Selain itu, pertanyaan lain yang muncul di tengah kebimbangan seseorang akan keyakinannya, akan muncul pertanyaan lanjutan seperti tentang kitab suci yang selama ini dijadikannya sebagai sebagai pegangan atau jalan hidupnya, itu benar-benar “suci” yang datang dari Tuhan atau ada campur tangan manusia setelah melalui proses perjalanan sejarah?

Muncul pula pertanyaan-pertanyaan lanjutan seperti misteri kehidupan setelah kematian atau dunia ini berakhir. Apakah manusia benar-benar akan dibangkitkan atau dihidupkan lagi setelah mati? Benarkah kehidupan yang abadi itu nyata?

Ditambah lagi segudang pertanyaan tentang perilaku hidup dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, apakah seseorang itu beriman atau taat menjalankan perintah Tuhannya tatkala dirinya berada di tempat-tempat ibadah, sementara di luar itu boleh menciptakan aturan sendiri? Bisakah dosa-dosa itu dibayar atau ditebus dengan materi?

Sedemikian banyaknya masalah dan pertanyaan yang muncul di benak pikiran seseorang, sedangkan orang tersebut menginginkan petunjuk jalan. Maka, Allah Ta’ala, insya Allah, akan memberikan tanda-tanda yang akan menuntun ke arah jalan yang benar tersebut. Meski untuk menempuh jalan itu tak jarang orang tersebut mendapatkan hambatan, tantangan, dan bahkan pertentangan, dari orang-orang terdekat yang dikasihinya.

Itulah ujian Tuhan yang mesti dilewati. Sebagian di antara mereka, para pencari Tuhan itu, tak sanggup menghadapi separuh perjalanan untuk mendapatkan kebenaran. Sedangkan sebagian lainnya berhasil menghadapinya dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dan pengorbanan.

Allah SWT Maha Mengetahui dan Maha Adil atas segala yang diperbuat oleh manusia. Termasuk upaya mereka yang ingin mendapatkan penerang hidup dan jalan yang benar. Jalan itu sangat nyata. Ia begitu gamblang menjawab tentang Sang Pencipta, tentang utusan Tuhan, tentang kitab suci, tentang semua aspek dalam kehidupan. Itulah Islam.

Saat Nabi SAW dan para sahabat pertama kali memasuki kota Madinah, beliau berkata, “Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, jalinlah silaturrahim, shalat malamlah saat manusia sedang tidur, engkau akan masuk surga dengan damai.” Islam yang mengandung arti “damai” itu memang sesuai dengan maknanya: membuat jiwa damai bagi orang yang mendalaminya. (Red)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>