Mengenal Orangtua Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari garis keturunan orangtua yang mulia. Mulia dalam hal kedudukannya maupun dalam keagungan akhlaknya. Kombinasi antara kedua posisi dan sifat kedua orangtuanya yang menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai manusia pilihan Allah SWT.

Ayah beliau bernama Abdud Dar bin Abdul Muththalib. Namun, namanya diganti menjadi Abdullah (hamba Allah) setelah ayahnya itu memenuhi nadzarnya dengan menyembelih 100 ekor unta sebagai pengganti Abdud Dar yang tak jadi disembelihnya. Nadzar ini terkait dengan anugerah Allah SWT yang diberikan kepada isteri Abdul Muththalib yang dari 1 satu anak menjadi 10.

Saat usia dianggap cukup matang, Abdul Muththalib menikahkan Abdullah dengan seorang gadis dari pemimpin Bani Zuhrah yang bernama Aminah binti Wahab. Bani Zuhrah yang masih satu kaum dengan kaum Quraisy termasuk bangsa yang disegani dan memiliki kemuliaan di jazirah Arab saat itu.

Tak lama setelah menikah, Aminah pun mengandung janin yang tak lain adalah Muhammad SAW. Saat janin itu baru berumur 2 bulanan dalam kandungan Aminah, Abdullah berpamitan untuk berdagang ke negeri Syam. Selama beberapa saat lamanya ia berada di sana dan ketika dalam perjalanan pulang ke Mekkah, Abdullah jatuh sakit. Ia mampir di Madinah dan dirawat di rumah paman ibunya dari Bani Najjar.

Selama sekitar sebulan dalam keadaan sakit yang semakin parah itu, akhirnya Abdullah menemui ajalnya. Saat wafat usia Abdullah baru berusia 25 tahun, atau dalam riwayat lain menyebutkan usianya menginjak 28 tahun. Aminah hanya bisa menumpahkan kesedihan saat ditinggal suami tercintanya itu dengan meninggalkan janin dalam kandungannya.

Dalam suasana duka tersebut, Aminah melantunkan senandung syair yang menggambarkan tentang kesedihannya:

Seluruh Bani Hasyim di lembah Baththa’ telah memaafkan dia

Saat dia memasuki liang kubur jauh di sana

Dalam gumam-guman doa

Kematian telah memanggilnya dan dia menyambutnya

Tanpa meninggalkan seorang jua, putra Hasyim seperti dia

Saat mereka membawa kerandanya malam itu juga

Dia diantar sahabat-sahabatnya; berdesakan, berebut membawanya

Walau kematian telah merenggutnya

Namun dia tetap dikenang selamanya

Sebagai tokoh gemar berderma, sangat pengasih kepada sesama

Pernikahan Abdullah dengan Aminah hanya menghasilkan satu buah hati yaitu Muhammad SAW yang kelak dalam perjalanan hidupnya mendapat amanat yang berat sebagai utusan Allah SWT. Sejak ditinggal oleh suaminya pun Aminah tidak menikah lagi. Bahkan, hingga ajal menjemputnya dan ia menyusul suaminya ke alam baka, hanya berjarak 6 atau 7 tahun setelah kematian Abdullah. Jadilah Muhammad SAW yang baru berumur 6 tahun itu anak yatim piatu. (w-islam.com/dari berbagai sumber)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>