Sabar, Bukti Kecintaan Allah kepada Hamba-Nya

Abu Warrad mendapat berita, dari Muhammad bin Muslim, ia berkata bahwa seseorang mengunjungi Nabi SAW dan berkeluh-kesah kepadanya, “Wahai Nabiku, telah habis hartaku sakit pula segenap badanku.” Nabi SAW menenangkannya dengan bersabda, “Tidaklah baik seseorang hamba hartanya telah habis binasa. badannya sakit terkena bala. Sungguh, jika Allah cinta hamba kekasih-Nya, diberinya ia ujian bala. Saat sang hamba tertimpa, Allah berikan kesabaran kepada dirinya.”

Tidak sedikit kita mengetahui ada seseorang yang menderita penyakit parah berobat ke rumah sakit. Harta benda yang dikumpulkannya selama ini ia pergunakan untuk berobat, bahkan sampai ke luar negeri. Terakhir, sudah habis harta bendanya untuk berobat namun penyakitnya tidak kunjung sembuh. Terhadap orang yang mengalami hal seperti ini, kita sering menyaksikan ada yang putus asa dan ada pula yang tegar penuh kesabaran menerima musibah.

Orang yang seperti ini pada hakikatnya sedang menerima ujian dari Allah. Bahkan sebetulnya Allah cinta sekali kepada orang ini. Mengapa demikian? Sebab Allah ingin menguji keimanan orang ini. Mengapa Allah cinta tapi membuat ”sengsara”? Bagi orang lain, khususnya yang lemah imam barangkali akan berpikiran seperti itu. Namun tidak demikian bagi orang yang diuji tersebut. Orang seperti ini yakin karena dua hal,

Pertama, Allah tidak akan memberikan beban ujian kecuali kita sanggup menanggungnya. Dalam shalat ia sering membaca ayat terakhir surat al-Baqarah, ”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya….” (QS. Al-Baqarah: 286)

Kedua, orang itu yakin seiring dengan musibah yang Allah berikan padanya, Dia juga menurunkan kesabaran bagi dirinya. Kesabaran itulah yang membuat ia mampu menanggung beratnya beban musibah dan berhasil melewatinya dengan sukses.

Bagi seorang mukmin, ujian musibah yang diterimanya adalah bukti kecintaan Allah kepadanya. Ujian tersebut adalah bukti bahwa Allah memberikan perhatian luar biasa kepada dirinya.

Dalam dunia bisnis, khususnya di lingkungan perusahaan sebenarnya hal seperti itu biasa. Ketika ada sebuah proyek, misalnya perusahaan ingin menerapkan sebuah sistem komputerisasi, pimpinan perusahaan menunjuk seorang karyawan terbaiknya untuk menangani proyek tersebut. Sang karyawan, meskipun tidak tahu imbalan mengerjakan proyek itu apa, tetap ia akan mengerjakannya. Sebab ia tahu, keikutsertaan dirinya dalam proyek akan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dirinya terhadap proses keseluruhan bisnis perusahaan tersebut. Artinya ’harga’ dirinya akan semakin mahal karena mempunyai kompetensi yang jarang dimiliki orang. Ia juga yakin, keberhasilan proyek tersebut akan menentukan promosi atau karier dirinya ke depan. Jika proyek berhasil, meskipun tidak ada perjanjian tertulis, pasti ia akan dipromosikan ke jabatan atau golongan yang lebih tinggi.

Demikian pula seseorang mukmin yang dicintai Allah. Ibarat ia akan karyawan terbaik tersebut, ia mendapatkan beban pekerjaan atau ujian kehidupan. Jika sabar dan berhasil mengarungi ujian tersebut, ia akan naik derajatnya di mata Allah. Di akhirat kelak ia yakin balasan pahala yang akan diterimanya berlipat ganda.

Oleh karena itu, janganlah bersedih jika Allah masih memercayakan kepada kita untuk menerima ujian-Nya berupa masalah-masalah yang tiap saat muncul. Bahkan menurut Arvan Pradiansyah dalam bukunya Life is Beautiful mengatakan, ”Jika Anda tidak punya masalah sama sekali, saya sarankan segera berdoa,  ’Ya Allah, apakah Engkau tidak percaya lagi kepadaku sehingga Kau tidak memercayakan satu pun kesulitan hidup ini untuk saya atasi?’ Tidak perlu khawatir, Allah amat mengetahui kemampuan kita. Ia tidak akan memberikan beban yang kita tidak sanggup memikulnya.” Dan kesanggupan memikul beban ujian itu terjadi karena Dia sudah memberikan kesabaran kepada diri kita. Itulah bukti kecintaan Allah kepada kita.

Meskipun berat, sabar mendapat tempat utama di sisi Allah SWT. Sebab, Allah saja memerintahkan dan menggandengkan shalat dan sabar dalam surah-Nya. Jadi ketika seorang hamba ikhlas dalam menjalankan kesabaran, niscaya Allah akan memberikan cinta-Nya kepada kita yang sabar. Wallahu’alam bishawab. (w-islam.com)

 


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>