Mengamalkan Sifat Adil
Kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, hingga bangsa dan dunia internasional akan terasa nikmat dan menyenangkan manakala keadilan terwujud meskipun perekonomian, ilmu, dan teknologi masih sangat sederhana. Namun meskipun perekonomian, ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sedemikian canggih, tetap saja kehidupan ini tidak akan terasa nikmat dan menyenangkan apabila yang terwujud dan berkembang dalam kehidupan masyarakat adalah kezaliman.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami apa yang dimaksud dengan adil agar kita bisa mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita pun harus memahami apa yang dimaksud dengan zalim atau kezaliman agar kita menjauhinya dan menentang siapa pun yang melakukan kezaliman di muka bumi ini.
Secara harfiah, adil artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya. Karena itu, adil adalah memberikan hak kepada setiap orang yang berhak dan menghukum orang yang bersalah sesuai dengan tingkat kesalahannya. Menegakkan keadilan merupakan salah satu perintah Allah yang sangat penting. Allah SWT berfirman,
اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا اْلأَمَانَاتِ اِلىَ أَهْلِهاَ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ اِنَّ اللهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ. اِنَّ اللهَ كاَنَ سَمِيْعًا بَصِيْرًا
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. an-Nisaa’: 58)
Setiap kebaikan pasti ada nilai keutamaannya, begitu pula menegakkan keadilan. Paling tidak ada tiga keutamaan yang akan diperolehnya dalam kehidupan di dunia dan akhirat:
Lebih Dekat kepada Takwa
Setiap muslim tentu ingin menjadi takwa dan termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang bertakwa, hal ini karena orang yang bertakwa merupakan orang yang paling mulia di hadapan Allah SWT.. Untuk itu, kita harus berlaku adil sehingga dengan sikap ini akan menghantarkan kita pada ketakwaan kepada Allah SWT. Allah SWT. berfirman,
إِعْدِلُوْا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
“Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maa’idah: 8)
Dicintai Allah SWT
Setiap muslim pasti ingin menjadi orang-orang yang diridhai Allah SWT, namun Allah SWT tentu akan ridha kepada orang yang dicintainya. Karenanya setiap kita harus berusaha agar memiliki sifat yang membuat Allah SWT menjadi cinta kepada kita dan salah satu sifat itu adalah berlaku adil. Allah SWT berfirman,
وَأَقْسِطُوْا اِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ
“Dan berlaku adillah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Hujuraat: 9)
Memperoleh Keselamatan
Keselamatan hidup di dunia dan akhirat merupakan dambaan setiap manusia, apalagi bagi kaum muslimin. Karena itu, segala faktor yang membuat kita bisa selamat harus kita usahakan memilikinya, salah satunya adalah berlaku adil, baik kepada orang yang kita suka maupun kepada orang yang kita benci. Rasulullah SAW bersabda,
ثَلاَثٌ مُنْجِيَاتٌ: خَشْيةُ الله فِى السِّرِّ وَالْعَلاَنِيَةِ وَالْعَدْلُ فِى الرِّضَى وَالْغَضَبِ وَالْقَصْدُ فِى الْفَقْرِ وَالْغِنَى
“Ada tiga perkara yang dapat menyelamatkan: takut kepada Allah, baik pada waktu sembunyi (sepi) maupun terang-terangan, berlaku adil baik pada waktu rela maupun marah, dan hidup sederhana baik waktu miskin maupun kaya.” (HR. Thabrani dari Anas r.a.)
Di negeri ini, adil adalah barang langka yang sulit sekali didapatkan. Adil hanya milik orang-orang terpandang saja. Si miskin nan papa selalu mendapat perlakuan zalim, sedangkan si kaya selalu menang meskipun dia salah. Itulah ketidakadilan yang sering dipertontonkan di negeri (katanya) hukum ini. Akan tetapi, hukum Allah SWT adalahh adil dan pasti. Apakah kita ingin keadilan tersebut Allah SWT yang langsung menegakkan?
Sebagai seorang muslim hendaklah mencontoh Rasulullah SAW yang selalu menerapkan prinsip keadilan dalam diri dan keluarganya. Adil dalam masalah yang hak tentunya. Seperti ketika Nabi SAW mengingatkan bahwa jika putrinya Fathimah r.a. mencuri, Rasul sendiri yang akan memotong tangan anak kesayangannya itu. Sebuah contoh keadilan yang luar biasa diteladankan oleh Beliau. Akankan pemimpin di negeri ini berani menegakkan keadilan seperti halnya Rasulullah? Wallahu’alam bisshawab. (w-islam.com)
Leave a Reply