Perumpamaan Shalat

Perumpamaan shalat lima waktu adalah  bagai sungai mengalir di muka pintu-pintu rumah di antara kamu. Ia mandi di dalamnya sehari sebanyak lima kali. Apakah kiranya masih ada sisa kotoran daki padanya? (Al-Hadits)

Sudah sepantasnya seorang muslim adalah orang yang cinta kebersihan. Bayangkan, Rasulullah SAW sudah memberikan perumpamaan shalat dengan mandi. Di mana-mana orang mandi paling banyak dua kali. Di belahan bumi lain mungkin cuma sekali atau bahkan seminggu sekali karena udara sangat dingin. Di daerah yang udaranya panas, seperti padang pasir, air justru tidak ada. Oleh karena itu, membayangkan orang yang mandi lima kali sehari pasti orang ini sangat bersih. Sekali kali cobalah kita mandi lima kali sehari. Pada mandi yang ketiga pasti kita sudah susah menemukan daki atau kotoran di tubuh kita.

Kita juga bisa saksikan betapa bersih dan nyamannya berada di mal (pusat perbelanjaan). Mengapa orang senang datang ke mal (selain berbelanja)? Ya, karena tempatnya bersih dan nyaman. Kita bisa melihat pula gedung perkantoran di kawasan Sudirman–Thamrin atau tempat lainnya. Lantainya begitu bersih mengkilap. Jarang kita temukan ada kotoran berada di lantai. Padahal banyak orang yang lalu-lalang di tempat itu.

Apa sebabnya? Tentu karena setiap saat lantai itu dibersihkan oleh office boy atau cleaning service. Begitu kaki kita meninggalkan kotoran di lantai, langsung dipel oleh petugas kebersihan tersebut. Saat selesai mengepel pun mereka mengipasi lantai agar segera kering dan terlihat bersih.

Demikian pula kotoran atau daki di dalam jiwa. Seseorang yang shalat lima waktu dengan khusyu pasti akan bersih jiwanya. Tidak akan kita temukan kotoran jiwa sedikit pun apabila seseorang itu rajin shalat. Orang Islam sudah sepantasnyalah lebih bersih jiwanya dibandingkan orang dari agama lain yang mereka membersihkan jiwa (menurut versi mereka) seminggu sekali atau sebulan sekali. Umat Islam setiap hari dan seharinya 5 kali! Bukankah jauh bedanya? Apalagi Islam adalah agama yang dijamin kebenarannya. Sudah pasti tata cara pembersihannya benar-benar membersihkan diri dan jiwa.

Namun demikian, meskipun mandi lima kali, kalau mandinya asal-asalan ya tentu kurang bersih. Misalnya mandi cuma jebar-jebur badan tidak digosok daki tetap saja bersarang. Yang demikian itu bagaikan orang yang shalat tapi tidak khusyu atau shalatnya tidak sesuai dengan tuntunan Nabi SAW. Dengan demikian, shalatnya tidak membawa bekas dalam kehidupan sehari-hari. Orang itu shalat tapi masih menyakiti hati tetangganya dengan perkataan dan perbuatannya.

Pertama, shalatnya tidak khusyu atau tidak sesuai tuntunan sehingga tidak mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Kedua, dengan shalat saja kemaksiatan yang dilakukan sudah seperti itu apalagi tidak shalat. Jadi setidaknya shalatnya sedikit mengerem perbuatan jahatnya.

Karena begitu pentingnya shalat, banyak orang yang terpikat dengan Islam karena Islam begitu mementingkan interaksi hamba dengan Tuhannya. Sehari lima kali ditambah lagi dengan shalat sunnah lainnya. Mereka tanpa dipaksa akhirnya mengikhlaskan diri memeluk agama Islam karena agama ini dianggap lebih realistis dan masuk akal ketimbang agama lama mereka. Islam memberikan kedamaian dan ketenangan hamba-Nya ketika berzikir dalam shalat. Sehingga perintah shalat lima waktu sehari semalam masih sering ditambah lagi dengan shalat-shalat di waktu-waktu lain. Wallahu a’lam. (w-islam.com)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>