Keutamaan Bilal

Ketika shalat subuh usai, Nabi SAW menginterogasi Bilal r.a., “Katakan padaku amal terbaik apa telah kau lakukan? Sebab semalam kudengar bunyi terompahmu di surga.” Bilal menjawab, “Tak ada amal yang lebih baik yang telah aku kerjakan selain berwudhu siang malam aku gunakan untuk shalat.”

Dalam hadits lain diriwayatkan, “Tiada aku batal wudhu Kecuali aku perbarui lagi. Dan tiada aku berwudhu aku melainkan shalat dua rakaat aku tunaikan.” (Hadits dari Abu Hurairah)

Bilal bin Rabah (Bahasa Arab بلال بن رباح) adalah seorang budak berkulit hitam dari Habsyah (sekarang Ethiopia) yang masuk Islam ketika masih diperbudak. Setelah majikannya mengetahui bahwa Bilal masuk Islam, maka Bilal disiksa terus-menerus setiap harinya guna mengembalikannya agar tidak memeluk Islam. Tetapi Bilal tidak mau kembali kepada kekafirannya dan tetap melantunkan “Ahadun Ahad, Ahadun Ahad…!!!”

Pada akhirnya Bilal dimerdekakan oleh Abu Bakar dan menjadi sahabat setia Rasulullah SAW sampai-sampai Bilal dalam sebuah hadits diceritakan bahwa Rasulullah saw pernah bermimpi mendengar suara terompah Bilal di surga. Ketika hukum syariat adzan diperintahkan oleh Allah orang yang pertama kali disuruh oleh Rasulullah SAW untuk mengumandangkannya adalah Bilal bin Rabah r.a., ia dipilih karena suara Bilal sangat merdu.

Bilal memiliki keutamaan yang tidak dimiliki oleh sahabat lain, meskipun sepele. Namun, terkadang ada hal-hal sepele yang membuat seseorang masuk ke dalam surga. Contohnya apa yang dilakukan Bilal. Memang Bilal adalah termasuk sahabat besar yang keimanan dan keteguhan hatinya sudah teruji. Ketika Islam tengah menghadapi tekanan, tak terkecuali dengan Bilal yang waktu itu seorang budak. Ia tidak luput dari siksaan tuannya, orang kafir Quraisy hingga Abu Bakar ash-Shiddiq membebaskannya dari seorang budak.

Bilal adalah orang yang istiqamah dalam menjaga kesucian. Setiap kali batal wudhu, ia bersuci kembali dan melakukan shalat wudhu dua rakaat. Atas amalannya yang ’sederhana’ itu Allah memberikan keutamaan suara terompahnya sudah sampai ke surga lebih dahulu. Artinya, Bilal dijamin masuk surga.

Memang amal yang disukai Allah adalah amal yang istimrar (konsisten dan terus-menerus) meskipun kecil. Yang berat adalah konsistennya itu. Meskipun sekadar wudhu (apalagi di sini air tidak susah) tapi tidak mudah menjalankannya. Untuk itu pantaslah Allah membuat terompah atau sandal Bilal mendahuluinya.

Khusus menjaga wudhu dari buang hajat atau menyentuh lawan jenis memang gampang-gampang susah. Apalagi yang punya penyakit beser. Namun kalau imannya sudah terpatri, kerepotan seperti itu tidak membuatnya mengeluh.

Dalam kitab Ta’limul Muta’alim, sebuah kitab bagaimana seharusnya sikap seorang pembelajar, seseorang yang ingin belajar agar ilmunya berkah dan nyantol di otak sebaiknya belajar dalam keadaan suci. Oleh karena itu, diceritakan ada seorang ulama yang dalam suatu malam harus wudhu 17 kali karena buang angin. Bayangkan, tujuh belas kali dilakukannya tanpa mengeluh. Mungkin kita ketika belajar, dan buang angin kita biarkan dulu. Terlebih jika tempat wudhunya jauh. Nanti saja kalau mau shalat atau mau tidur, pikir kita.

Hadits di atas mengandung pengertian pula bahwa jangan meremehkan amalan-amalan yang sederhana. Amalan apa pun, misalnya membersihkan jalan agar orang-orang tidak terkena duri, paku, atau pecahan kaca setiap hari bisa saja memasukkan seseorang ke dalam surga. Sekali lagi asal istiqamah dan ikhlas. Wallahu’alam bisshawab. (w-islam.com)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>