Muazin Pemanggil Surga

Banyak hal yang dapat mengantarkan seseorang mendapatkan ridha Allah SWT. Begitu pula sebaliknya, ada hal-hal yang dapat mengantarkan murka Allah. Tentu kita sebagai seorang mukmin, sangat tidak ingin mendapat siksa. Sebab, seringan-ringannya siksa Allah di neraka, sakitnya digambarkan seperti seseorang yang menginjak biji kacang hijau hingga otaknya mendidih karena begitu panas yang luar biasa. Rasulullah SAW tentu tidak ingin umatnya mendapat siksa yang begitu pedih. Sebagai seorang

Abu Said berkata bahwa Nabi SAW telah bersabda, ”Aku menjamin lima golongan  yang akan masuk surga. Pertama, wanita taat pada suaminya. Kedua, anak berbakti pada orang tua. Ketiga, orang yang mati di jalan-Nya. Keempat, orang yang berakhlak mulia. Kelima, orang yang berazan karena iman yang semata mengharap pahala.”

Ada lima golongan yang dijamin masuk surga jika melakukan perbuatan yang biasa ia lakukan karena iman dan dengan ikhlas. Mereka itu adalah wanita yang taat pada suaminya, anak yang berbakti kepada orang tuanya, orang yang mati syahid, orang yang berakhlak mulia, dan seorang muazin.

Sepertinya dari lima aktivitas yang dapat memasukkan seseorang ke surga, profil muazin adalah yang paling terlihat ‘sepele’. Kalau istri taat pada suami memang sudah jelas. Rasulullah SAW memang menekankan kepada para istri agar taat dan berbakti kepada suami. Bahkan beliau SAW menyatakan andaikata ada manusia yang boleh bersujud kepada manusia lain beliau ingin memerintahkan istri untuk bersujud kepada suaminya. Anak yang berbakti kepada orang tua juga jelas. Memang itu kewajiban yang diperintahkan Allah di dalam Al-Qur`an. Anak yang berbakti akan mendapatkan ridha orang tua. Ridha Allah bergantung kepada ridha orang tua.

Orang yang mati syahid lebih-lebih lagi. Ia bahkan langsung masuk surga tanpa dihisab. Bak lewat jalan tol malam hari di hari libur. Tidak ada malaikat yang berani menahannya. Orang syahid memang besar pengorbanannya. Demikian pula orang yang berakhlak mulia. Jangankan balasan dari Allah. Manusia pun akan suka dan memberikan penghargaan kepada orang yang akhlaknya mulia. Di dunia saja dia sudah dapat merasakan manfaatnya karena berakhlak mulia merupakan ciri kebaikan manusia.

Lalu muazin? Ia kan hanya mengumandangkan azan saja? kemudian shalat dan kembali melakukan aktivitas yang lain. Ketika waktu shalat menjelang tiba ia masuk ke ruang sound system, menghidupkan dan menyetel alat-alat azannya. Saat waktu shalat sudah masuk ia mulai azan. Selesai azan shalat sunah dua rakaat sampai semua kumpul dan imam siap memimpin shalat. Biasanya muazin pulalah yang melakukan iqamat untuk memulai shalat. Sederhana bukan pekerjaannya?

Tapi Rasulullah SAW menyandingkan pekerjaan muazin dengan empat amalan utama lainnya. Itu artinya siapa yang azan akan mendapatkan kemuliaan sama dengan seorang istri yang taat, anak yang berbakti, muslim yang syahid, dan muslim yang berakhlak mulia.

Memang pekerjaan muazin ini ternyata tidaklah sepele sebagaimana dipahami kebanyakan orang. Muazin adalah orang yang berjasa membangunkan dan menyadarkan orang untuk melakukan shalat. Dialah yang mengingatkan kita semua bahwa waktu untuk menghadap Allah telah tiba dan kita diminta meninggalkan semua aktivitas duniawi. Semakin banyak yang memenuhi ajakan itu semakin besar pahalanya. Namun jika yang datang sedikit, toh keutamaannya sudah seperti empat amalan utama yang lain.

Tanpa seorang muazin yang mengumandangkan panggilan shalat, tentu ibadah shalat yang ditandai dengan suara azan akan terganggu waktunya. Hal ini akan berimbas terhadap ketetapan waktu shalat bagi seorang muslim. Dari suara azan ini pulalah banyak orang yang masuk Islam meskipun awalnya mereka sangat terganggu.

Untuk itu, mulai saat ini janganlah menganggap sepele pekerjaan azan. Pakailah kesempatan untuk azan apabila tidak ada orang yang azan. Sebab pahala azan sangat besar. Setidak-tidaknya sebesar istri yang taat, anak yang berbakti, mati syahid, dan manusia berakhlak mulia. Anda hendak memilih yang mana dari lima hal pengantar pintu surga di atas. Hanya Anda-lah yang sangat mengetahui kompetensi amalan yang Anda miliki. Wallahu’alam bishawab. (w-islam.com)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>