Keutamaan Shalat Tepat Waktu
Ketika seorang muslim menjalankan ibadah dengan sempurna, sudah pasti akan direspons Allah SWT dengan segudang pahala yang berlipat ganda. Hal ini berlaku pula ketika seorang hamba menjalankan ibadah shalat tepat pada waktunya. Allah pun sangat suka dengan hamba-Nya tersebut. Afdhalul shalat ilal waktiha, begitu kata Rasul. Shalat yang paling afdhal adalah ketika dilaksanakan tepat pada waktunya.
Untuk menguatkan keutamaan shalat tersebut, Abu Hurairah r.a. pernah meriwayatkan suatu hadits dari Rasulullah SAW, “Seandainya orang-orang mengetahui pahala azan dan barisan (shaf) pertama, lalu mereka tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya mereka akan berundi. Dan seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya. Dan seandainya mereka mengetahui pahala shalat Isya dan subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan jalan merangkak.” (HR. Bukhari)
Shalat tepat waktu adalah keutamaan. Keutamaannya akan berlipat apabila shalat tepat waktu tersebut dilakukan di masjid dan berjamaah. Keutamaan ini akan berlipat lagi tatkala kita mempersiapkan diri sebelum melaksanakannya dengan menunggu sebelum azan berkumandang. Kenapa menunggu shalat menjadi sebuah keutamaan? Ada empat alasan.
Pertama, menunggu shalat adalah bukti kecintaan seorang hamba kepada Tuhannya. Sebagai analogi, seseorang yang sedang dimabuk cinta akan senantiasa merindukan perjumpaan de ngan yang dicintainya. Tatkala ada janji bertemu, ia akan berusaha untuk tidak terlambat. Begitu pula saat kita merindukan Allah, kita akan selalu menunggu berjumpa dengan-Nya dan akan selalu menunggu perjumpaan itu.
Kedua, menunggu waktu shalat akan membuka kesempatan bagi kita untuk melakukan banyak kebaikan lainnya, seperti membaca Al-Qur’an, i’tikaf, berzikir, membereskan tempat shalat, dan lainnya.
Ketiga, saat menunggu shalat kemungkinan bermaksiat menjadi sangat kecil minimal maksiat secara fisik. Karena orang tersebut dalam keadaan suci dan posisi siap untuk melaksanakan ibadah langsung kepada Allah SWT.
Keempat, saat menunggu shalat kita akan berusaha menjaga kebersihan diri dan hati. Bukankah salah satu syarat sahnya shalat adalah bersih badan dan tempat shalat dari kotoran dan najis? Sehingga badan dan diripun akan menjadi bersih dan sehat
Kelima, banyak pahala yang akan di dapat. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Seandainya orang-orang mengetahui pahala azan dan barisan (shaf) pertama, lalu mereka tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya mereka akan berundi. Dan seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya. Seandainya mereka mengetahui pahala shalat Isya dan subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan jalan merangkak.” (HR. Bukhari)
Seseorang yang mendengar panggilan azan kemudian memercikkan air wudhu lalu melangkahkan kakinya ke masjid. Dia menunggu hingga selesainya azan. Setelah itu dia melaksanakan shalat sunnah dua rakaat. Lalu iqamah pun dilantunkan. Para jamaah lalu berbaris dalam shaf yang teratur. Selesai mengucapkan salam, hamba yang melaksanakan rukun ini tentu akan mendapatkan ketenangan batin yang begitu mendalam. Ruhiahnya terisi dengan zikir kepada-Nya. Terdapat keseimbangan dalam tubuh kita.
Sebab tubuh ini harus diberi makan dengan baik. Makanan fisik adalah makanan yang halal dan baik. Sedangkan makanan batin adalah kegiatan yang mengandung unsur ibadah secara vertikal kepada Allah SWT. Bila tubuh seseorang sudah diberi makan unsur jasad dan batinnya, sudah dipastikan orang tersebut akan mendapatkan manisnya iman guna menjalani hidup.
Untuk itu, alangkah indahnya bila kita mampu mengubah paradigma berpikir bahwa seluruh aktivitas hidup kita (kerja, sekolah, tidur, bermain, dan sebagainya) adalah “aktivitas sampingan” dari shalat. Bila paradigma berpikir ini digunakan, tentu kita tidak akan sekalipun melalaikan panggilan azan, karena itulah kerja utama kita. Yang tidak kalah penting, semua aktivitas kita di luar shalat insya Allah akan makin berkualitas karena dilandasi nilai mahabatullah, nilai zikir, nilai amal ma’ruf nahyi munkar, dan selalu terjaganya kebersihan diri. Wallahu a’lam. (w-islam.com)
Leave a Reply