Waspadai Bentuk-bentuk Kezaliman
Ketika manusia hidup di dunia, kelak di hari akhir (Hari Pembalasan) yang kita imani dalam Rukun Iman, Pengadilan Allah SWT akan berlaku. Hari itu semua mulut akan terkunci, hanya anggota tubuh saja yang akan bersaksi. Kebaikan dan kejahatan sebesar biji sawi pun akan dibalas sesuai dengan kadarnya masing-masing. Hanya orang-orang yang mendapat ridha Allah SWT saja yang akan selamat dari keadaan yang tidak menyenangkan saat itu.
Islam memberikan panduan bagi hamba-Nya untuk mengikuti koridor dalam meniti jalan Islam. Jalan yang Allah ridhai dan beri nikmat. Jalan untuk orang-orang shaleh yang mengikuti tuntunan Rasulullah SAW Agar kita selamat di Hari Pembalasan kelak, ada baiknya kita jauhi beberapa bentuk kezaliman di bawah ini:
1. Membunuh Tanpa Alasan yang Benar
Hidup di dunia ini merupakan hak yang harus diperoleh setiap manusia. Oleh sebab itu, manusia apalagi seorang muslim tidak boleh merampas hak asasi manusia dengan membunuh tanpa alasan yang bisa dibenarkan. Karena membunuh merupakan salah satu dari bentuk kezaliman yang tidak dibenarkan di dalam Islam. Allah SWT berfirman, “Janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Barangsiapa dibunuh secara zalim, sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya dia adalah orang yang mendapat pertolongan.” (al-Israa’: 33)
2. Syirik kepada Allah
Syirik kepada Allah merupakan bagian dari kezaliman, bahkan kezaliman yang besar. Hal ini karena manusia telah melewati batas-batas kewajaran dalam mengagungkan sesuatu sehingga Allah swt yang semestinya dijadikan sebagai Tuhan malah pihak lain yang dijadikannya sebagai tuhan. Syirik kepada Allah termasuk perbuatan zalim yang disebutkan dalam firman Allah SWT, “Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Hai anakku, janganlah mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.’” (Luqman: 13)
3. Tidak Mensyukuri Nikmat
Sebagai manusia, kita merasakan betapa besar dan banyak kenikmatan yang kita peroleh dalam hidup ini. Karena banyaknya nikmat Allah, hingga kita tidak mampu menghitungnya. Dengan demikian bila kita tidak mensyukuri nikmat yang Allah berikan merupakan suatu kezaliman. Allah SWT berfirman, “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (Ibrahim: 34)
4. Tidak Memenuhi Hak Orang Lain
Masing-masing orang memiliki hak dalam hidupnya. Penuhilah apa yang menjadi hak seseorang karena akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT Rasulullah SAW bersabda, “Berikanlah hak-hak itu kepada pemiliknya, sebab pada hari kiamat dia akan dihadapkan untuk mempertanggungjawabkan seekor kambing yang tidak bertanduk dari seekor kambing bertanduk.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi dari Abu Hurairah)
5. Mengolok-olok Ayat-ayat Allah
Ayat-ayat Allah merupakan salah satu hal yang harus diyakini kebenarannya dan dihormati. Karena itu, mengolok-olok ayat-ayat Allah merupakan tindakan yang sangat tercela sehingga dikategorikan sebagai perbuatan zalim. Allah SWT berfirman, “Apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat.” (al-An’aam: 68)
6. Mementingkan Kemewahan Duniawi
Mementingkan kemewahan dunia akan menyebabkan manusia mengabaikan tugas amar ma’ruf dan nahi munkar. Bila itu yang terjadi, dia pun tidak segan-segan untuk melakukan kezaliman sehingga banyak perbuatan yang bernilai dosa yang dilakukannya dalam kehidupan ini. Allah SWT berfirman, “Mengapa tidak ada dari umat-umat sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang dari (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang-orang yang Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.” (Hud: 116)
7. Memperolok dan Menghina Orang Lain
Sebagai makhluk sosial, kita harus menjalin hubungan yang sebaik mungkin kepada orang lain. Hal ini karena antarsesama manusia kita saling membutuhkan. Jangan sampai hubungan antarsatu atau sekelompok orang menjadi rusak dan kerusakan itu seringkali terjadi karena saling memperolok atau menghina yang akhirnya menyebabkan terjadinya permusuhan. Oleh sebab itu, perbuatan memperolok dan menghina orang lain termasuk kezaliman. Allah SWT berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih baik dari (wanita yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang yang zalim.” (al-Hujuraat: 11)
8. Mengambil Milik Orang Lain
Mengambil milik orang lain merupakan sesuatu yang sangat tidak dibenarkan di dalam Islam. Jangankan banyak, sedikitpun tidak diperbolehkan karena hal ini merupakan bagian dari kezaliman yang akan dibalas oleh Allah swt dengan balasan yang menyakitkan. Rasulullah SAW bersabda, “Diterima dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa yang zalim dengan ukuran sejengkal tanah, akan dikalungkan kepadanya tujuh lapis tanah pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Akhirnya menjadi tugas kita semua untuk menegakkan keadilan dan menghancurkan kezaliman dalam berbagai bentuknya dalam kehidupan ini, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat maupun bangsa. Wallahu’alam bisshawab.(w-islam.com/dari berbagai sumber)
Leave a Reply