Ilmu, Pelita Menuju Jalan Islam yang Terang

Ketika Allah SWT menurunkan wahyu, hal pertama yang menjadi catatan adalah, setiap hamba diminta untuk belajar dan dan mencari ilmu. Sebuah filosofi dari makna kata “Iqra.” Dalam banyak ayat Qur’an pun demikian. Beberapa ayat menjelaskan pentingnya ilmu dan mulianya orang yang memiliki ilmu.  Allah Ta’ala memuliakan dan meninggikan kedudukan orang-orang yang berilmu dan tekun mempelajari ilmu Islam.  Ini tercermin dalam beberapa firman Allah Ta’ala berikut,

“Katakanlah, ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.’” (Az-Zumar:9)

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat.” (al-Mujaadilah:11)

Dalam kitab Fathul Baari, dijelaskan bahwa, ditinggikannya derajat dengan beberapa derajat ini menunjukkan atas besarnya keutamaan, dan ketinggian di sini mencakup ketinggian maknawiyyah di dunia dengan tingginya kedudukan dan bagusnya suara (artinya dibicarakan orang dengan kebaikan) dan mencakup pula ketinggian hissiyyah (yang dirasakan oleh tubuh dan panca indera) di akhirat dengan tingginya kedudukan di surga.

Seperti kisah sahabat Umar Ibnul Khathab r.a. yang sedang tertidur pulas. Akan tetapi, karena beliau adalah orang yang berilmu, setan tidak berani mengganggu alias takut terhadap seorang Umar r.a. meskipun sedang tidur. Tapi justru sebaliknya, setan berani terhadap orang bodoh (tidak berilmu) yang sedang tidur. Karena itu, orang itu diganggunya.

Maknanya adalah, seseorang yang memiliki ilmu, dalam setiap aktivitasnya selalu diawali dengan munajat (doa) kepada Allah SWT agar apa yang dilakukannya dipermudah dan diberkahi Allah ta’ala. Kemudian kelebihan orang yang berilmu pun melengkapi dirinya dengan keilmuan yang bersifat duniawi dan ukhrawi. Sehingga terjadi keseimbangan dalam diri orang tersebut. Ia menjadi manusia yang lengkap dalam menjalani kehidupan dunia.

Dengan ilmu pulalah kehidupan seseorang di dunia menjadi terang dan memiliki panduan yang sahih. Apalah artinya seseorang bergelimang harta namun tidak berilmu. Seperti yang diungkapkan oleh Ali bin Abi Thalib r.a. Beliau lebih memilih ilmu ketimbang harta. Karena dengan ilmu, ia akan terjaga dari hal-hal yang tidak bermanfaat dan dengan ilmu itu pula hidupnya akan terarah dan selamat di dunia dan akhirat. Sedangkan bila kita memiliki harta, dia akan direpotkan dengan menjaga dan kekhawatiran terhadap hartanya tersebut sehingga dirinya menjadi lupa akan ibadah kepada Allah SWT.

Seperti diungkapkan oleh salah seorang ulama, bahwa sesungguhnya yang merusak Islam itu ada dua hal. Pertama, dia memiliki ilmu tapi tanpa mengamalkannya. Kedua, gemar ibadah dan mengamalkan Islam akan tetapi itu semua dilakukan tanpa ilmu, sehingga tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Hal yang tidak boleh kita lupakan adalah ungkapan dari sabda Rasulullah SAW yang terkenal, “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang kubur.” Kemudian juga, “Tuntutlah ilmu hingga ke negeri China.” Begitu pentingnya ilmu, sehingga mendapat perhatian penuh dalam Islam. Bila Anda ingin menjadi terang hidupnya, sinarilah akal dan relung kalbu Anda dengan ilmu, niscaya hidup kita akan terang-benderang. (w-islam.com)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>