Jujur itu Mulia

Dinul Islam menempatkan kejujuran yang dilakukan oleh seorang Muslim sebagai akhlak yang mulia dan tinggi derajatnya di sisi Allah SWT. Jujur itu menyangkut integritas dan kepercayaan orang lain pada dirinya.

Jujur bisa dimaknai sebagai menjaga amanah. Menjaga amanah tidaklah mudah dilakukan kecuali oleh orang-orang yang biasa bersikap jujur. Dan kepercayaan seseorang pada orang lain akan lebih banyak terkait dengan kejujuran yang ditampilkannya.

Sifat jujur sebenarnya tersembunyi. Namun, ia dapat ditampakkan ketika orang lain yang menilainya saat ia berikan sebuah amanah, atau juga karena ia tak memutarbalikkan sebuah fakta, tentang apapun.

Karena tersembunyi sifatnya, jujur menjadi satu rahasia diri yang hanya dirinya dan Allah yang mengetahui persisnya. Orang lain hanya bisa mengetahui dari sisi lahirnya saja yang dapat ditampakkan dalam aktivitas sehari-harinya.

Orang yang memiliki sifat dan kepribadian yang jujur lebih pantas diberikan amanat yang besar. Sebab, orang semacam ini dapat memegang teguh amanah yang diembannya dengan penuh tanggung jawab.

Kejujuran yang dibalut dengan keimanan jelas akan berdampak pada amal-amal kebajikan yang nyata di tengah umat manusia. Orang jujur akan berusaha menjadi manusia baik yang hanya mengharap keridhoan Allah SWT sebagai penciptanya.

Allah SWT menyinggung masalah amanah yang ditautkan dengan sifat jujur, itu dengan firman-Nya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.” (Q.S. An-Nisa: 58).

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (Q.S. Al-Anfal: 27).

Dari dua ayat tersebut di atas, bisa kita pahami bahwa kejujuran dan menjaga amanah merupakan lawan dari mengkhianatinya. Karena itu, Allah SWT dan Rasulullah SAW menuntut umatnya untuk senantiasa menjaga kejujuran itu dengan menjaga amanah yang dibebankan pada pundaknya.

Dampak dari pengamalan jujur tersebut akan menuai penghormatan orang lain bagi pengamalnya. Dengan kejujuran, orang lain akan mempercayai dirinya untuk mengemban amanat, dari yang kecil hingga yang besar. Dari masalah orang per orang, hingga masalah umat manusia yang lebih luas.

Faktanya, seiring berjalannya roda zaman yang kian modern dan menuju zaman akhir, jujur yang sejati sudah sulit dijumpai. Orang saling menelikung demi ambisi-ambisi pribadi dan kelompoknya. Tak heran jika kerusakan alam dan lingkungan pun terjadi manakala kejujuran ini sudah mulai luntur dari sifat manusia kini.

Semoga kita termasuk orang beriman yang mengamalkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. (w-islam.com)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>