Meneladani Puasa Rasulullah SAW

Rasulullah Muhammad SAW adalah suri teladan kita, serta teladan terbaik baik umat manusia. Semua perkataan dan perbuatan Nabi SAW tercatat dan terdokumentasikan dalam Al-Quran dan Hadits; dari perkara kecil hingga yang besar.

Salah satu catatan tentang bagaimana Rasulullah SAW menjalankan shaum atau puasa di bulan suci Ramadhan pun dengan gamblang tercantum. Apa yang dilakukan olehnya merupakan petunjuk petunjuk paling sempurna, paling mengena dalam mencapai maksud, serta paling mudah penerapannya bagi segenap jiwa.

Beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari cara Rasulullah SAW shaum Ramadhan antara lain: beliau SAW memperbanyak melakukan ibadah dengan berbagi bentuknya, dari ibadah mahdhoh (langsung kepada Allah SWT) maupun ghairu mahdhoh seperti mengajak orang lain untuk taat kepada Allah SWT

Kegiatan Rasulullah SAW yang banyak beliau lakukan sepanjang bulan suci Ramadhan adalah membaca Al-Quran, sekaligus mentadabburi Al-Quran (memahami makna di balik mukjizat tersebut). Terlebih Al-Quran diturunkan ke bumi pada bulan Ramadhan dimana di bulan suci ini terdapat satu malam yang disebut lailatul qadar, yaitu satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Tak ketinggalan, malaikat Jibril ‘alaihis salam pun secara rutin tiap momen bulan Ramadhan senantiasa membacakan Al-Qur’anul Karim untuk Rasulullah SAW.

Malam terbaik, laitaul qadar, itu menurut Rasulullah SAW hadir pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Karena itu, beliau selalu mengajak anggota keluarga dan para shahabat lainnya untuk mengencangkan ikat pinggang (maksudnya bersungguh-sungguh) mengisi 10 malam terakhir ini dengan kegiatan ibadah yang disebut i’tikaf (bermukim di masjid).

Di dalam masjid tersebut Rasulullah betul-betul meluangkan waktunya hanya untuk Allah SWT dengan memperbanyak ibadah seperti shalat, tilawah Al-Quran, membaca doa dan dzikir dengan waktu istirahat (tidur) yang singkat.

Saat waktu berbuka tiba, Rasulullah SAW pun menyegerakan makan dan minum dengan secukupnya serta tidak berlebihan. Demikian juga saat sahur tiba beliau lebih memilih mengakhirkannya, menjelang waktu imsak karena dua pertiga malam terakhirnya beliau habiskan untuk shalat malam.

Rasulullah SAW mencontohkan cara berpuasa beliau dengan menjaga lisan dari ucapan keji dan sembrono serta caci maki. Jika ada orang lain yang mencela atau memarahi beliau tanpa beliau bersalah, maka beliau ucapkan, “Sesungguhnya aku sedang puasa.”

Jika Rasulullah SAW melakukan safari (perjalanan) di bulan Ramadhan, kadang-kadang beliau meneruskan puasanya sehari penuh dan terkadang pula berbuka. Hal demikian beliau perlakukan juga pada para sahabatnya untuk memilih antara berbuka atau berpuasa saat dalam perjalanan.

Demikian beberapa amalan-amalan yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW dalam bulan Ramadhan. Semoga kita dapat meneladaninya. (w-islam.com)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>