Zahnrader, Jejaring Sosial Muslim Jerman
Anak-anak muda Muslim Jerman berhimpun. Mereka masuk pada sebuah wadah, Zahnrader (Gear Wheels). Mereka berpendidikan dan berlatar dari berbagai mazhab Islam. Pekerjaan anak-anak muda itu ada yang di pemasaran, insinyur, dan perusahaan teknologi informasi.
Mereka menyebut dirinya sebagai pembuat perubahan dan para social entrepreneur. Gerakan mereka memang ingin menawarkan beragam perubahan. Proyek-proyek, utamanya memberikan layanan bagi masyarakat. Termasuk, meningkatkan kesempatan belajar.
Menurut laporan laman berita Deutsche Welle, Kamis (22/8), Zahnrader sekarang sudah beroperasi lebih dari tiga tahun. Pada 2012, organisasi ini pernah bermitra dengan Ashoka, sebuah organisasi sosial entrepreneur terbesar di dunia.
Mereka pun menuai dukungan British Council dan Islamic Relief. “Zahnrader juga menjawab pertanyaan soal integrasi,” kata Ali Aslan Gumusay, anggota Dewan Direktur Zahnrader. Ia menambahkan, jaringan kerja yang luas sangat dibutuhkan.
Muslim, kata Gumusay, selama ini ingin berintegrasi. Namun, terkadang bingung sejauh mana integrasi dilakukan dan bagaimana caranya. Ia mengatakan, Zahnrader adalah sarana yang sesuai untuk membuat langkah integrasi lebih efektif.
Menurut calon doktor di Said Business School of Oxford University ini, Zahnrader memiliki 90 anggota aktif. “Kami menggerakkan proyek-proyek yang berdampak positif bagi masyarakat luas.” Biasanya ada lembaga yang mengajukan proyek ke Zahnrader.
Sejumlah proposal kegiatan dibahas dalam konferensi tahunan Zahnrader. Dari konferensi inilah ditetapkan kegiatan kemanusiaan apa yang pantas didukung dan memperoleh penghargaan.
Salah satu program yang masuk berasal dari Deaf Islam Association (DIA), yang didirikan tahun 2010 oleh Ege Karar dari Aachen.
DIA, yang mengadvokasi Muslim tunarungu, dipilih dari 50 proyek yang diajukan konferensi Zahnrader tahun 2013. Pertimbangannya, aktivitas DIA melahirkan manfaat positif. Mereka memberi perhatian kepada kelompok imigran tunarungu yang selama ini terabaikan.
Saat ini, masih sedikit penerjemah bahasa Arab dan Turki bagi 2.300 Muslim tunarungu yang hidup di Jerman. Seperti bahasa percakapan, bahasa isyarat bagi tunarungu berbeda dari satu negara dibandingkan negara lainnya.
Selain itu, sudah ada serangkaian diskusi di Hamburg. Isinya mengenai upaya pelatihan bagi penerjemah bahasa isyarat. Nantinya, penerjamah itu dipekerjakan di masjid-masjid. Karar mengatakan, butuh perhatian besar untuk para tunarungu itu.
“Masih banyak Muslim di Jerman yang kurang peduli dengan kebutuhan saudara Muslim yang tunarungu ini,” ujar Karar. Padahal, organisasi Islam di Inggris dan AS telah lama memberikan perhatian pada masalah tersebut.
Karar menambahkan, setelah dipilih oleh Zahnrader sebagai program kegiatan, kepedulian semakin meningkat. Banyak pemuda Muslim, ia mengungkapkan, yang terdorong untuk mempelajari bahasa isyarat. Mereka ingin membantu saudara mereka yang tak bisa mendengar itu. (sumber: ROL/23/8/2013)
Indeks Kabar
- Pihak Berwenang Yunani Dinilai Ingin Tempatkan Orang Kristen di Kantor Mufti
- International Islamic Fair 2016 Akan Digelar di Indonesia
- China Larang Muslim Xinjiang Beribadah Puasa
- Menag: Pusat Kajian Islam Dunia di UIII
- MUI Harapkan Peran Aktif Tokoh Jaga Kondusivitas Pemilu
- Begini Posisi Wanita dalam Ajaran Talmud Yahudi
- Perahu Rohingya Terbalik di Perairan Bangladesh, Sedikitnya 14 Tenggelam
- OKI Gelar Rapat Darurat Terkait Krisis Masjidil Al-Aqsha
- Paus Fransiskus Minta Korban Maafkan Kebejatan Pendeta Pedofil
- Zionis Israel Tangkap 12 Jamaah Masjid al-Aqsha saat Mengaji
-
Indeks Terbaru
- China Tangkapi Warga Muslim Hui yang Tolak Penghancuran Masjid
- Dari Benci Jadi Cinta Islam
- OKI Adakan Pertemuan Darurat Membahas Sudan, Militer Setuju Gencatan Senjata Seminggu
- Yusuf Masuk Islam Setelah Temukan Alquran di Stadion Old Trafford
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Viral Video Protes Suara Bising di Masjid, Kakek Australia Ini Malah Masuk Islam
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Mualaf Fano, Dulu Benci dan Caci Maki Adzan Tapi Kini Malah Merindukan Kemerduannya
- Kantor MUI Ditembak, Sejumlah Staf Jadi Korban
- Terpikat Makna 2 Surat Alquran, Mualaf Nathalia: Saya Temukan Konsistensi dalam Islam
Leave a Reply