Hindari Predator Seksual Anak dengan Islam
Predator kekerasan seksual terhadap anak-anak yang saat ini sedang sedang menjadi momok bangsa Indonesia, harusnya bisa selesai dengan cara Islam.
Demikian salah satu materi yang disampaikan Hj. Ishmah Cholil, penceramah khusus keluarga di Bekasi baru-baru ini.
Dalam kajian bertema “Kekerasan Seksual pada Anak dan solusi dalam Islam” di Bekasi, Jawa Barat belum lama ini ia menjelaskan bahwa dalam kasus sodomi, Rasulullah dengan tegas menetapkan pelakunya hukuman mati. Ini berdasarkan hadits dari Abu Dawud, at-Tirmizi, Ibn Majah, Ahmad, al-Hakim dan al-Baihaqi.
Di dalam kasus Jakarta International School (JIS), salah satu pelaku yang berinisial ZA (14 tahun) adalah korban dari gurunya William James Vahey. Jadi ZA korban (abused) kemudian setelah dewasa akan menjadi “pemakan” (abuser). Dan kondisi ini akan trus menular, memproduksi “penyakit” baru.
“Sodomi berawal dari korban (abused) pelecehan seksual di waktu kecil, lalu tumbuh dewasa jadi orang yang memakan korban (abuser),” demikian disampaikan Ishmah Cholil mengutip peneliti dan psikolog Ihsan Gumilar.
Menurutnya, dalam hukum Islam telah jelas, bahwa hukuman untuk pelaku ialah hanya dengan membunuhnya. Tidak ada negosiasi dalam penindakkannya. Hanya saja masalahnya, dalam sistem sekuler seperti ini, penyakit-penyakit sosial dan seksual justru dimasukkan dalam unsur kebebasan HAM.
Misalnya di Barat, anak justru diberi kebebasan untuk menjadi homoseksual atau lesbian padahal ini jelas penyakit. DI sisi lain, program kondomisasi, dan sanksi yang tidak membuat berat para pelaku.
Ia mengingatkan seruan Allah Subhanahu Wata’ala, dalam Surat Thaaha: 24, “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupanyang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”
Tugas Bersama
Melihat fenomena maraknya kejahatan seksual yang memburu anak-anak, setidaknya ada tiga pilar yang bisa dijadikan pengaman anak-anak.
Pertama, individu-keluarga. Di mana tugas membimbing, mengarahkan anak adalah tugas orangrua. Targetnya, anak selamat dari api neraka.
Kedua, masyarakat. Sebaiknya anak perempuan sudah diajarkan menutup aurat, menghindari ikhtilat (percampuran laki-laki dan perempuan).
Dan ketiga ialah kewajiban Negara. Dengan menerapkan sanksi keras, melarang tempat-tempat maksiat, dan kurikulum harus berbasis ilmu agama,” demikian HJ. Ishmah Cholil. (sumber: hidayatullah.com/6/5/2014)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Komite PBB Akan Periksa Pejabat Vatikan Atas Kekerasan Seksual Anak
- KPAI: Indonesia jadi Surga Predator Kekerasan Seksual Anak
- MUI: Hindari Perayaan Tahun Baru Islam tak Sesuai Syariat
- Parlemen Australia Merekomendasikan Pelecehan Seks Anak di Gereja Katolik Merupakan
- Vatikan Bentuk Komisi Perlindungan Anak dari Kejahatan Seksual di Gereja
Indeks Kabar
- Masyarakat Muslim Dunia Protes Edisi Terbaru Charlie Hebdo
- Muslim Tak Mau Pegang Bir
- Jumlah Umat Islam di Italia Meroket dari 2.000 Menjadi 2 Juta Orang
- Otoritas Islam di Dubai Keluarkan Fatwa Haram Mencuri Wifi
- Homoseksual dan Kehancuran Peradaban di Barat
- Tokyo Selenggarakan Peragaan Busana Muslim Pertama
- Facebook Akan Enyahkan Penyangkal Holocaust dari Platformnya
- Pemilu AS Usai, 57 Kandidat Muslim Amerika Menangi Jabatan Publik
- Adzan Kembali Berkumandang di Masjid Inggris Lewat Speaker
- Lindungi Gereja, Pastor Senior Sembunyikan Kasus Pelecehan Seksual Anak
-
Indeks Terbaru
- China Tangkapi Warga Muslim Hui yang Tolak Penghancuran Masjid
- Dari Benci Jadi Cinta Islam
- OKI Adakan Pertemuan Darurat Membahas Sudan, Militer Setuju Gencatan Senjata Seminggu
- Yusuf Masuk Islam Setelah Temukan Alquran di Stadion Old Trafford
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Viral Video Protes Suara Bising di Masjid, Kakek Australia Ini Malah Masuk Islam
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Mualaf Fano, Dulu Benci dan Caci Maki Adzan Tapi Kini Malah Merindukan Kemerduannya
- Kantor MUI Ditembak, Sejumlah Staf Jadi Korban
- Terpikat Makna 2 Surat Alquran, Mualaf Nathalia: Saya Temukan Konsistensi dalam Islam
Leave a Reply