Keutamaan Puasa Ramadhan
Puasa di bulan suci Ramadhan memiliki keutamaan yang sangat besar. Keutamaan ini terkait dengan berbagai aspek, baik fisik maupun mental spiritual. Di dalamnya terkandung hikmah yang dapat diambil bagi orang-orang beriman.
Salah satu keutamaan yang menyangkut masalah jasmani adalah menjadikan metabolisme tubuh yang senantiasa diperbarui. Bayangkan jika tubuh kita tak selalu bekerja untuk memproses makanan dan minuman setiap saat. Tentu lambat atau cepat organ-organ vital kita akan mengalami kelelahan dan lebih cepat aus. Karena itulah perlunya “mengistirahatkan” tubuh dengan berpuasa.
Tentang keutamaan puasa ini, Rasulullah SAW bersabda, “Puasa itu perisai. Apabila salah seorang di antara kalian berpuasa, hendaklah ia tiak berkata keji dan membodohi diri. Jika ada seseorang memerangi atau mengumpatnya, maka hendaklah ia mengatakan: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut yang keluar dari orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau kasturi. Orang berpuasa itu meninggalkan makanan dan minumannya untuk diri-Ku (Allah). Maka puasa itu untuk diri-Ku dan Aku sendiri yang akan memberikan pahala karenanya. Kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. “ (HR. Bukhari).
Pada hadits lainnya, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila datang bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka, serta semua syaitan dibelenggu.” (HR Muslim).
Terkait dengan hadits di atas, Al-Qadhi, sebagaimana dikutip Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, dalam Fiqih Wanita, mengatakan, “Pengertian dibukanya semua pintu surga oleh Allah SWT bagi para hamba-Nya adalah agar senantiasa berbuat taat pada bulan tersebut, yang mana kesempatan itu tidak terdapat pada bulan-bulan lainnya. Yaitu, seperti shalat tarawih dan berbagai amal kebajikan lainnya serta upaya untuk menghindari berbagai macam pelanggaran. Semua itu merupakan kunci, sekaligus pintu untuk dapat memasuki surga Allah. Sedangkan ditutupnya seluruh pintu neraka dan dibelenggunya syaitan mengandung pengertian supaya manusia menghindari berbagai macam pelanggaran.”
Al-Hulaimi mengatakan, “Hal itu mengandung pengertian bahwa syaitan senantiasa mengintai kamu Muslimin. Karenanya, mereka dibelenggu pada malam-malam bulan Ramadhan dan bukan pada siang harinya. Sebagaimana pada waktu-waktu diturunkannya Al-Quran, syaitan tidak diperkenankan untuk mengintai. Jadi, pembelengguan mereka itu sebagai kiasan dari ketatnya penjagaan. Selain itu, juga mengandung pengertian lain, bahwa syaitan tidak mudah mengganggu kaum Muslimin pada saat berpuasa, seperti halnya dapat mengganggu mereka pada bulan-bulan lainnya. Sebab, kaum Muslimin menyibukkan diri dengan ibadah, yang dengannya mereka menahan segala bentuk hawa nafsu, juga disibukkan membaca Al-Quran dan berdzikir.
Manfaat dibukanya pintu-pintu langit adalah diperintahkannya para malaikat memuji amal perbuatan orang-orang yang berpuasa. Sedangkan di sisi Allah SWT, amalan puasa itu mendapatkan tempat yang sangat agung. Apabila mereka mengetahui berita tersebut, niscaya akan menambah semangat mereka di dalam menjalankan ibadah puasa.
Dari sahabat Rasulullah SAW, Abu Umamah, ia menceritakan, “Aku pernah mendatangi Rasulullah seraya berkata, ‘Perintahkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan aku ke surga. Beliau menjawab, ‘Hendaklah kamu berpuasa, karena puasa itu merupakan amalan yang tidak ada tandingannya. Kemudian aku mendatangi beliau untuk kedua kalinya dan beliau pun berkata dengan nasihat yang sama.” (HR Ahmad, Nasa’i, dan Al-Hakim).
Demikian sekelumit keutamaan kita berpuasa, terlebih di bulan suci Ramadhan 1435 H. (w-islam.com)
Leave a Reply