Kebodohan Abu Jahal

Abu Jahal merupakan sosok manusia yang hidup di zaman Nabi Muhammad SAW yang lekat dengan sikap paling kasar kepada beliau. Kebenciannya pada Nabi SAW dan Islam yang diperkenalkan pada umatnya, tampak dari ucapannya yang terang-terangan diumumkannya.
“Hai sekalian orang-orang Quraisy, sesungguhnya Muhammad tidak akan mau berhenti dari mencela agama kita, mencaci-maki nenek moyang kita, dan membodoh-bodohkan sesembahan-sesembahan kita. Oleh karena itu, aku benar-benar bersumpah kepada Allah. Aku besok akan menghadang dia dengan membawa batu terbesar yang kuat kuangkat. Kalau dia bersujud dalam shalatnya, aku akan pecahkan kepalanya dengan batu itu,” begitu pernyataannya yang terekam oleh sejarah.
Abu Jahal sendiri merupakan sebutannya yang artintya “bapaknya kebodohan”. Nama aslinya adalah ‘Amr bin Hisyam. Dia dikenal sebagai sosok yang bertemperamental dan berperangai buruk serta berhati kasar dan keras.
Pernah suatu hari seorang pedagang dari Zubaid hendak menjual tiga ekor unta yang sangat bagus, tapi oleh Abu Jahal ditawar sepertiga dari harga normal. Hingga tak seorang pun yang mau membelinya karena tawaran Abu Jahal yang sudah rendah itu, sementara sang penjual menginginkan harga pasaran.
Rasulullah SAW pun akhirnya yang berani membelinya dengan harga normal. Dua unta dijual kembali oleh beliau dengan harga pasar, sedangkan satunya lagi yang terbaik beliau jual juga dan hasil penjualannya beliau sedekahkan kepada para janda dari Bani ‘Abdul Muththalib.
Abu Jahal juga pernah menerima mandat untuk mengurus seorang anak yatim, tapi ternyata dia memakan hartanya, lalu mengusirnya. Anak yatim itu kemudian minta tolong kepada Nabi SAW, maka beliau pun menemui Abu Jahal beserta anak yatim itu. Beliau minta kembali harta anak yatim itu dari Abu Jahal.
Pernah juga Abu Jahal membeli beberapa ekor unta dari seorang bernama Al-Arasy yang tidak sesuai harganya. Ketika orang itu meminta tolong kepada Rasulullah SAW dengan mengatakan bahwa dia adalah orang asing dan perantau, dan bahwa Abu Jahal telah menzhaliminya, maka beliau menemui Abu Jahal beserta orang itu. Beliau mengetuk pintu rumah Abu Jahal.
“Siapa ini?” tanya Abu Jahal. “Muhammad,” jawab Rasul. Maka keluarlah Abu Jahal dengan wajah pucat. Rasul berkata, “Berikan hak orang ini.” Abu Jahal pun memberikan hak orang itu.
Kecongkakan Abu Jahal berakhir di medan perang, yakni Perang Badar yang mempertemukan pasukan Islam dan kafir (menentang Islam). Perang ini terjadi pada tahun ke-2 Hijriah. Dalam perang itu Abu Jahal tewas di tangan ‘Amr bin Al-Jumuh dan Ibnu Afra’, dua orang pemuda dari kaum Anshar.
Ketika Rasulullah melihat Abu Jahal terbunuh, beliau bersabda, “Fir’aun umat ini telah terbunuh.” (w-islam/sumber: Sirah Nabawiyah/Prof. Muhammad Ridha)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>