PKI Muncul lagi Lewat Buku, Pengamat Ajak Awasi Menu Bacaan Generasi Muda
Pertarungan pemikiran antara Marxisme dan isme-isme yang lainnya saat ini gencar dilakukan melalui media buku. Sebab, bacaan generasi muda sekarang kebanyakan buku-buku radikal.
Sementara itu, yang sering terkontaminasi adalah anak-anak muda lulusan SMA atau yang baru saja masuk kuliah. Dimana, mereka merasa punya nalar yang tinggi, ingin tampil unik dan nyleneh.
Di sinilah isu-isu komunisme mudah masuk ke pemikiran mereka karena adanya doktrin dari buku bacaan tersebut, demikian disampaikan Dr. Imam Mawardi, M.A dari Universital Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel dalam acara seminar nasional bertema “Kewaspadaan Nasional terhadapa Gerakan Radikalisme Yang Bersumber Pada Ajaran Komunisme Dalam Perspektif Mempertahankan Pancasila dan NKRI” di RM. Adem Ayem, Jalan Raya Gubeng 48, Surabaya.
Menurutnya, orang-orang Marxisme serta kawan isme lainnya memang pandai mengemas doktrin-dontrin mereka dalam format Intelektual yang menarik. Dan hebatnya adalah kita bangsa Indonesia hanya mengeluh saja dengan adanya ancaman tersebut.
“Kalau PKI, mereka punya ‘Politic of The Concrits’ yaitu kerjanya benar-benar nyata, sedangkan kita punya ‘Politic of The Abstract’ yaitu hanya banyak bicara sedikit kerja,” tegas Ketua Ponpes Kota Alif Lam Mim Surabaya ini.
Menurut Mawardi, kekalahan umat Islam dari PKI zaman dulu karena PKI mampu bekerja nyata, sedangkan kita hanya banyak bicara dan sedikit bekerja.
“Nah, saat inilah waktunya kita tunjukkan dan buktikan untuk banyak bertindak bukan banyak bicara dalam mengahadapi PKI,” ajak Mawardi kepada peserta yang disambut tepuk tangan.
Sementara itu, Drs. Zaenal Muhadi selaku Kepala Bagian Kesejahteraan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Propinsi Jawa Timur menambahkan pernyataan Mawardi, bahwa tidak hanya buku bacaan saja tetapi juga bacaan dari media online atau sosial media.
“Adanya bacaan yang salah dari media online dan sosial media juga memberikan peran dalam merusak pemikiran generasi muda,” tegas Zaenal. (sumber: hidayatullah/16/9/2014)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Pakar Ungkap Mengapa Saudi Datangkan Nuansa Barat
- Masyarakat Muslim Dunia Protes Edisi Terbaru Charlie Hebdo
- Muslim Uighur Ditahan, AS Pertimbangkan Sanksi Cina
- Paus: Al-Quran adalah Kitab Perdamaian
- Rusia Larang Buku Sirah Tentang Sahabat Abu Bakar Siddiq
- Gereja Anglikan Australia Dapat 1.115 Pengaduan Pencabulan Terhadap Anak
- MDHW akan Gelar Dzikir Kebangsaan di Istana Negara
- Hamka tidak Almarhum
- Masjid Ramah Lingkungan Pertama di Eropa Dibuka
- Dua Alasan Islam Jadi Agama yang Paling Pesat di Dunia
-
Indeks Terbaru
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Jenazah Tertukar, RS di Jerman Justru Kremasi Muslim
Leave a Reply