Selami Al Quran Mulai Dari Keindahan Sastra-nya
Cara menikmati keindahan Al-Quran adalah merasakan keindahan sastranya. Dengan begitu Kita akan terpukau pada ketinggian bahasa kitab suci yang mulia ini. Keindahannya bahkan sudah dimulai dari huruf-hurufnya.
Demikian salah materi dalam “Kajian Keindahan Diksi Al Quran” yang diadakan oleh Departemen Kajian Strategis Dakwah Forum Amal dan Studi Islam (FORMASI) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI).
Acara yang diselenggarakan Sabtu (27/09/2014), ini secara khusus uga mengkaji Al Quran dari tinjauan bahasa, sosiologis dan sejarah.
Para pembicara didatangkan untuk mengupas keindahan struktur kalimat atau diksi Al Quran. Beberapa diantaranya seperti: Abdul Muta’ali (Kepala Kajian Timur Tengah UI), Muhammad Barqun (Pendiri Pondok Pesantren Penghafal Al Quran), dan tak lupa, Ustadz Yusuf Mansur (Pendiri Yayasan PPPA Darul Qur’an).
Ketua Panitia, Faqih Hindami, mengatakan, pemilihan tema berdasarkan fenomena yang terjadi saat ini. Umat tidak lagi menjadikan Al Quran sebagai acuan utama kehidupan. Al Quran sebatas dijadikan kitab suci. Padahal, kedahsyatannya akan ditemukan, salah satunya melalui keindahan diksinya.
“Kita akan tahu mengapa huruf Alif Lam Mim, tidak bisa diartikan. Kita juga akan lebih memahami, mengapa Allah banyak menggunakan kata “Kami” dan bukan “Saya” ketika memberi petunjuknya. Sejarah penyusunan Surat mulai Al Baqarah sampai An-Nas juga akan dijelaskan,”terang mahasiswa Sastra Rusia ini.
Secara pribadi, Faqih pernah mengalami sensasi luar biasa seusai membaca terjemahan dan juga tafsir Al Quran. Ia seakan tak mau berhenti dan terpekur menelusuri sejarah para Nabi.
“Membaca tafsir Al Quran itu seperti kita membaca novel yang keren banget, yang ditulis oleh penulis professional. Ketika membaca ayat pertama, saya penasaran dengan ayat selanjutnya. Rasanya nggak mau berhenti,” ucapnya seru.
Menjadikan Al Quran sebagai sumber inspirasi bisa dimulai dengan mengagumi ketinggian sastranya. Keindahannya membuat pembaca tidak bosan dan ingin lebih dalam mengkaji.
“Al Quran itu sumber inspirasi, sumber motivasi, penggerak di saat kita lagi galau dan jawaban dari setiap pertanyaan dan sumber segala ilmu pengetahuan. Kenapa kita tidak mulai lagi mengkaji hal-hal yang lebih mendasar itu?”tutur Faqih yang tidak menyangka acara ini disambut antusias oleh masyarakat. (sumber: hidayatullah/29/9/2014)
Indeks Kabar
- Inilah Awal Mula Merebaknya Gereja Ilegal di Aceh Singkil
- Masjid Sydney Membuka Pintu bagi Korban Kebakaran Hutan
- Aksi Ekstrimis Yahudi Bakar Masjid dan Gereja Palestina Dikecam
- Universitas Berlin Tutup Fasilitas Shalat Mahasiswa Muslim
- MUI akan Buka Dialog Islam-Konghucu
- Sejarawan Menyebut “UU Negara Bangsa” ’Israel’ Rasis
- 250.000 Al-Quran Disebarkan dalam Piala Dunia di Brasil
- Ribuan Umat Islam Hadiri Haul ke-51 Pendiri Alkhairaat Palu
- Pemain Muslim Ini Disanjung Pelatih Real Madrid, Siapa?
- 5 Tahun, Kemenag Hasilkan Terjemahan Al-Qur’an 21 Bahasa Daerah
-
Indeks Terbaru
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Jenazah Tertukar, RS di Jerman Justru Kremasi Muslim
Leave a Reply