Tidak Hanya Jadi Imam Masjid, Hafidz Quran Juga Bisa Jadi Pengusaha
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh seorang hafidz atau penghafal Al Quran. Jalan dakwahnya tidak hanya menyampaikan kalam ilahi pada lingkup pengajian tapi juga melalui berdagang dan pengusaha. Demikian disampaikan Helmi Bahmid, Humas dan Kesekertariatan Masjid Abu Bakar ash-Shiddiq Jakarta.
Hanya saja, menurutnya, hingga saat ini, para penjaga Al-Quran ini masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
“Beberapa kali kami ketemu dengan Ustadz penghafal Quran. Ada yang jadi tukang parkir, tukang bangunan. Jangan sampai Hafidz ini dipandang sebelah mata. Jangan sampai kalah dengan penyanyi atau yang bisa main film,” ujarnya saat acara Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ) ke-2, Sabtu-Ahad (18-19/10), Jl. Otista Raya, Cawang, Bidaracina, Jakarta Timur.
Menurutnya, itu sangat disayangkan mengingat potensi kemandirian para penghafal Al Quran, besar. Bahkan ruhiyah kuat yang mereka miliki, menjadi amunisi saat merintis sebuah bisnis.
Pada akhirnya, Al Quran tidak hanya terpantul dalam dinding-dinding masjid tapi juga berpendar ke penjuru dunia sebagai panduan hidup manusia.
Visi besar itulah yang ingin dilakukan Masjid Abu Bakar ash-Shiddiq. Bersamaan dengan kompetisi MHQ, juga diluncurkan Pusat Informasi dan Pengembangan Al Quran. Para pembicara dari berbagai universitas dunia di Mesir, Sudan, Yaman, Kuwait, dan Uni Emirate Arab, serta Arab Saudi, dihadirkan untuk memberi gambaran peluang beasiswa disana. Pendidikan yang lebih baik diharapkan meluaskan langkah dakwah para penghafal Al Quran.
Kompetisi menghafal Al Quran itu diikuti oleh 150 orang peserta perwakilan puluhan Rumah Tahfidz dan pesantren di seluruh Indonesia. Sinergi diantara lembaga pendidikan tersebut diharapkan memunculkan ide-ide bisnis lainnya.
“Kedepannya dengan berjalannya pusat pengembangan informasi ini, timbul ide-ide baru, yang bisa dikembangkan, misalnya kemampuan berdakwah dan juga berbisnis. Jadi, nggak hanya jadi Hafidz, thok!” Helmi menambahkan.
Tahun ini, Yayasan Wakaf al-Askar – yayasan pembina Masjid Abu Bakar ash Shiddiq-telah dua kali mengadakan pelatihan reparasi telepon genggam. Pelatihan itu, lanjut Helmi, bisa menjadi sarana para Hafidz mengasah keterampilannya. (hidayatullah/20/10/2014)
Indeks Kabar
- Sri Lanka akan Melarang Burqa dan Menutup lebih dari 1.000 Sekolah Islam
- 5 Masjid Ditutup, Muslim Gelar Protes di Colosseum Roma
- Terkait Persekusi UAS, Polda Bali Periksa Anggota BK DPD
- Pastor Singapura Minta Maaf pada Ulama Islam
- Masjid Pertama Inggris Dibangun di Liverpool
- Paus Fransiskus Serukan untuk Melestarikan Identitas Baitul Maqdis
- Jumlah Mualaf di Masjid Lautze Meningkat
- Puluhan Warga Suku Toguti Masuk Islam, Butuh Sentuhan Dai
- Di Jambi, Polisi Buat Program "Satu Hari Dua Juz"
- Eksremis Garis Keras Pembenci Islam Jadi Kongres Republik
-
Indeks Terbaru
- Lebih dari 16.000 Madrasah di Uttar Pradesh India Ditutup
- Selamat Idul Fitri 1445 H, Mohon Maaf Lahir-Batin
- Baznas Tolak Bantuan Palestina dari McDonald’s Indonesia
- Malam Lailatul Qadar, Malaikat Berhamburan ke Bumi
- Puasa Ramadhan Menghapus Dosa
- Paksa Muslimah Lepas Hijab saat Mugshot, Kepolisian New York Ganti Rugi Rp 278 Miliar
- Dari Martina Menjadi Maryam, Mualaf Jerman Bersyahadat di Dubai
- Al Shifa, Rumah Sakit Terbesar di Gaza Dihabisi Militer Zionis
- Tiga Macam Mukjizat Alquran
- Prof Maurice, Ilmuwan Prancis yang Jadi Mualaf Gara-Gara Jasad Firaun
Leave a Reply