Inilah Rancangan Perluasan Masjid Nabawi di Madinah

Tidak hanya area Masjidil Haram –yang di dalamnya terdapat Ka’bah—yang terus mengalami perbaikan dan perluasan, namun Maajid Nabawi di Madinah, juga terus mengalami perubahan.
Seperti yang diketahui bahwa lonjakan jamaah haji dan umroh dari seluruh dunia terus melonjak dari tahun ke tahun. Bahkan untuk warga Indonesia saja, terus meningkat dari tahun ke tahunnya. Tercatat pada tahun 2011 sebanyak 295.500 jamaah, lalu di 2012 melonjak dua kali lipat menjadi 500.000 jamaah, dan menurut data statistik meningkat drastis menjadi 1 Juta Jamaah di tahun 2013. Diperkirakan akan terus meningkat di tahun tahun berikutnya.

Perluasan Masjid Nabawi secaran besar-besaran sudah mulai dilakukan pasca musim haji 2011. Pasca musim haji tahun ini, 50 hotel di markaziyah (radius 650 meter Masjid Nabawi) juga bakal dirobohkan.
“Saya mendapat informasi setelah musim haji ini ada 50 hotel di dalam markaziyah akan dirobohkan,” kata Kepala PPIH Daker Madinah, Nasrullah Jasam, kepada wartawan di Kantor Misi Haji Indonesia Daker Madinah, Jumat (17/10/2014).
Paling tidak, perluasan ini akan menggusur 60 hotel yang kini ada di sisi barat dan timur masjid tersebut. Pembongkaran ini adalah bagian dari proyek raksasa perluasan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi yang akan dilakukan hingga 2020.
Posisi Makam Rasulullah
Pemerintah kerajaan hanya punya dua pilihan; memperluas ke arah utara atau selatan dengan sedikit kearah timur dan barat tanpa menyentuh makam Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sama sekali.
Untuk perluasan yang mencapai 4 kali lipat dari perluasan sebelumnya itu pemerintah Kerajaan telah menyiapkan 4 miliar reyal Saudi, demikian dikutip Alriyadh.com dan surat kabar Al Madinah.
Sebelumnya, Direktorat Pendidikan Arab Saudi melalui suratnya kepada Gubernur Madinah, Pangeran Faisal bin Salman sudah pernah menyampaikan ke publik, proyek perluasan Masjid Nabawi yang akan dilangsungkangkan tak akan mengganggu situs-situs bersejarah di sekitarnya.
Menanggapi masukan itu, Pangeran Faisal langsung menginstruksikan agar situs-situs bersejarah di sekitar Masjid Nabawi tidak lenyap oleh proyek renovasi. Bahkan untuk hal ini, Pangeran membentuk komite konstitusi untuk mengidentifikasi situs sejarah di sekitaran Masjid Nabawi.
Komite yang dipimpin sekretaris jenderal Madinah, Khalid Abdul Qadir Taher tersebut beranggotakan beberapa wakil dari provinsi Gubernuran Monawarah Development Authority Madinah (MMDA), yaitu Komisi Saudi untuk Pariwisata dan Purbakala (SCTA), Departemen Urusan Islam, Departemen Pendidikan, dan Departemen Keuangan .
Komite ini diharapkan bisa meneliti situs-situs bersejarah di sekitar Masjid Nabawi dan merampungkan laporan mereka sebulan ke depan. Hasilnya akan ada rekomendasi untuk melestarikan situs-situs bersejarah dan tetap terpelihara selama proses renovasi dan perluasan Masjid Nabawi. “Tujuannya untuk mempertahankan identitas Madinah,” jelas Pangeran Faishal seperti dilansir dari Arabnews.com, Senin (28/10/2013) lalu.
Direktorat Pendidikan Madinah sebagai pengusul ide pemeliharaan situs pernah mengatakan sangat penting untuk melestarikan bangunan bersejarah. Saat ini, di Madinah sudah berdiri beberapa sekolah yang fokus mendalami situs-situs bersejarah Nabi dan arkeologi. Beberapa sekolah itu di antaranya seperti Sekolah Menengah Dar Al-Qalam di Teibah serta dua bangunan pusat arkeologi yang dibangun tahun 2011 lalu.
Salah satu dari program Direktorat Pendidikan Madinah juga bertugas untuk melestarikan situs-situs bersejarah tersebut. Secara tertulis, Direktorat Pendidikan sudah melayangkan surat kepada Departemen Keuangan untuk membebaskan situs-situs tersebut dari pengambilalihan. Situs yang dianggap tempat dan benda arkeologi itu mencakup masjid-masjid, gedung-gedung, pegunungan, lembah dan sumur.
Tentu berita ini bertolak belakang dengan isu dan fitnah terhadap pemerintahan Saudi selama ini yang diberitakan koran-koran Inggris dan media-media milik Syiah, bahwa makam Rasulullah Muhammad akan digusur.
Sebagaimana firman Allah; “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS: Al Hujuraat:6)
Semoga kita dimudahkan Allah bersama keluarga dan orang-orang tercinta untuk bisa sujud dan meletakkan kening kita di lantai Masjid Nabawi. Sebagaimana kemuliaan dan keistimewaan shalat di Masjid Nabawi yang tidaklah seperti shalat di masjid lain.
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: “Satu kali shalat di masjidku ini lebih baik dari 1000 shalat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram. ” (HR. al-Bukhari no.1190 dan Muslim no. 505). (sumber: hidayatullah/Aan Chandra Thalib/22/10/2014)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>