Cendekiawan Berbagai Negara Ikut Simposium Pertama Riset Halal
Dalam rangkaian acara Pameran Halal INDHEX 2014, Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika, Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) menyelenggarakan “the First Symposium on Global Halal Research” yang dilangsungkan pada 23-24 Oktober 2014 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Pertemuan ilmiah membahasal halal dan pangan ini pertama kali ini diadakan di Indonesia diikuti para peneliti yang memiliki minat terhadap riset terkait halal di bidang Teknologi Pangan, Ilmu Pengetahuan Alam, Kosmetika, Farmasi dan Ekonomi Syariah untuk mempresentasikan hasil penelitian yang sudah mereka lakukan.
Mengusung tema, “Mendorong Sains Halal dengan Pendekatan Multi-Displin” simposium ini dibuka secara resmi oleh Ir. Ira Nurhayati Djarot, M.Sc., dari Kemenristek, menyajikan makalah “The Role of Government on Halal Research” (Peran Pemerintah dalam Riset Halal).
Dalam paparannya, ia menjelaskan, halal kini bukan hanya sebagai masalah keagamaan semata. Tetapi telah menjadi simbol global untuk jaminan kualitas keamanan dan kesehatan serta sebagai pilihan gaya hidup yang berkembang semakin populer diimplementasikan, bahkan juga oleh kalangan non-Muslim.
“Maka dalam pandangan Kemenristek, peran R&D (Research and Development, Riset dan Pengembangan) produk-produk konsumsi bagi masyarakat jelas sangat dibutuhkan dalam konteks ini. Dan bagi Indonesia dengan penduduk mayoritas beragama Islam, tentu adalah produk yang halal,” tuturnya dikutip laman MUI.
Ikut menjadi pemakalah di acara ini Prof.Dr.Ir. Irawadi Jamaran dari Halal Science Center (HSC) IPB Bogor menjelaskan, perubahan bahan dan proses yang dilakukan dalam produksi bahan konsumsi.
Juga Prof.Dr. Winai Dahlan (Thailand), dengan makalah “IT Support in Halal Implementation”, Dr. Dzulkifli Mat Husin (Malaysia), “Halal Authentification by Laboratory Testing”, Dr. Mustafa Farouk (New Zealand) dengan makalah “Research Update on Halal Sughtering”. (sumber: hidayatullah/24/10/2014)
Indeks Kabar
- Para Mualaf di AS : Berpuasa di Ramadhan Pertama adalah Kenangan Yang Tak Terlupakan
- Ketua MUI: Menganggap Wahyu Turun pada Sayyidina Ali adalah Ghuluw
- Nasihat Ustaz Fadhlan untuk Umat Islam di Tolikara
- AS Ciptakan Peluru ‘Neraka’ Berlapis Lemak BABI
- Ormas Islam Siap Jadi Benteng Dosen Penginjak Alquran
- Museum Dinasti Muslim Diganti dengan Nama Raja Hindu
- Pentingnya Suara Umat Islam di Pemilu
- Jerman akan Kontrol Sumbangan Asing untuk Masjid
- Kenali Istilah Lain Dari Babi di Sekitar Kita
- Masjid Nabawi Dibuka Kembali untuk Shalat Berjamaah
-
Indeks Terbaru
- Jerman Kritik Netanyahu Terkait Peta Timur Tengah tanpa Palestina
- Heboh Xi Jinping Buat Al-Quran Versi China, Seperti Apa?
- Seorang Ibu Tunaikan Nazar Jalan Kaki Lamongan – Tuban setelah Anaknya Tuntas Hafal Al-Quran
- Menemukan Kedamaian Dalam Islam
- Dahulu Anti-Islam, Politikus Belanda Ini Temukan Hidayah
- Masjid di Siprus Yunani Diserang Bom Molotov Disertai Vandalisme: Islam tidak Diterima
- 24 Jam Sebelum Meninggal, Anthony Jadi Mualaf
- Pengadilan Turki Perintahkan Tangkap Rasmus Paludan, Pembakar Al-Quran di Swedia
- Georgette Lepaulle Bersyahadat di Usia Tua
- Uni Eropa Tegaskan Pembakaran Alquran tidak Memiliki Tempat di Eropa
Leave a Reply