Target Kristenisasi Bukan hanya Orang Miskin
Kenaikan BBM jelas berdampak negatif kepada perekonomian rakyat kecil. Fenomena ini menjadi tantangan berat daslam dakwah penanggulangan pemurtadan.
Di Donomulyo Malang Selatan dan Gunung Kidul Yogyakarta merupakan daerah rawan pemurtadan dikarenakan di daerah tersebut perekonomian warganya sulit.
Tapi berkat upaya dakwah para dai dan ulama serta kepedulian kaum dermawan muslim akhirnya sebagian warga yang murtad bisa dibimbing kembali ke agama yang fitrah, Islam.
Yang perlu sedikit diluruskan di sini ialah anggapan bahwa target Kristenisasi adalah orang2 miskin.
Saya sendiri selama menjadi misionaris Kristen justru lebih tertarik melakukan Injili (pemurtadan) kepada kalangan mahasiswa.
Metodenya dengan memberikan layanan gratis bimbingan skripsi dan karya ilmiah. Selama bimbingan itulah saya berkesempatan cuci otak (brainwashing) pemikiran para mahasiswa muslim tersebut. Kebanyakan mereka jadi liberal dan atheis.
Alasan saya saat itu sederhana. Kalau target Kristenisasi itu orang miskin maka biaya yang dibutuhkan sangat besar, untuk memberikan bantuan sembako dan kebutuhan hidup mereka.
Padahal jika ada pihak Islam yang memberikan bantuan tandingan maka mereka bisa kembali ke agama Islam lagi (akhirnya gereja yang rugi).
Faktanya orang miskin itu murtad karena kekurangan ekonomi. Tapi ingat, sejatinya hati mereka masih Islam. Jadi tinggal diberi pencerahan rohani Islam saja.
Beda dengan Kritenisasi pada kalangan mahasiswa. Yang dirusak pertama kali adalah pemikirannya, yang secara sistematis diberi doktrin liberal, sekular, pluralisme.
Ingat, pemikiran seseorang itu sangat berpengaruh besar pada keputusannya dalam menentukan jalan hidupnya, termasuk berkaitan dengan iman dan agama.
Enaknya Kristenisasi yang dikemas dalam agenda liberalisme dunia pendidikan ini sifatnya lebih permanen. Dan jika kelak mahasiswa tersebut telah jadi pengusaha, guru atau penguasa, maka mereka akan memasyarakat paham liberal (kaki tangan Kristenisasi) jg. Dengan metode ini tentunya dampak yang dihasilkan lebih besar. (islampos/Muhammad Sulthon Abdulloh)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Heboh Video “Kristenisasi”, Inilah SK Larangan Penyiaran Agama Pada Penganut Agama Lain
- Janji Pemerintah Mulai 1 Januari RS Tak Boleh Tolak Pasien Miskin
- Menag Ingatkan Pedoman Penyiaran Agama terkait “Kristenisasi” Car Free Day
- Quran Bukan Hanya untuk Orang Arab
- Resah Isu Kristenisasi, MUI Sumbar Tolak Pembangunan RS. Siloam
Indeks Kabar
- Selain di Inggris, Populasi Muslim di Rusia Juga Melonjak Drastis
- Gerebek Warung Miras, Dai di Tasik Dikriminalkan
- Raja Salman Instruksikan Review Penyelenggaraan Haji
- Tahun Ini, Tahun Kesembilan PM Jepang Adakan ‘Bukber’ dengan 35 Dubes Negara Islam
- Film Iqro Ajak Anak Cinta Alquran Sejak Dini
- Presiden Austria Minta Semua Wanita Berjilbab Jika Islamofobia Berlanjut
- Masyarakat Dunia diimbau Kampanyekan ‘Stop Islamofobia’
- Krisis Kemanusiaan Aleppo, Masyarakat Gelar Aksi Simpatik di Depan Kedubes Suriah
- UAS: Malam Tahun Baru Renungan Berkurangnya Usia
- MUI: Islam Justru Wajib Menjaga Kaum Minoritas
-
Indeks Terbaru
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Jenazah Tertukar, RS di Jerman Justru Kremasi Muslim
- Pernah Benci Islam hingga Pukul Seorang Muslim, Mualaf Eduardo Akhirnya Bersyahadat
- Dulu Anggap Islam Agama Alien, Ini yang Yakinkan Mualaf Chris Skellorn Malah Bersyahadat
- Marine El Himer, Sang Model Prancis yang Masuk Islam
Leave a Reply