Georgia Akhirnya Izinkan Pembangunan Masjid di Pusat Perbelanjaan
Pada Senin lalu, pejabat kota di Atlanta, kota di negara bagian Georgia, akhirnya memberi izin pada penduduk Muslim untuk membangun masjid di pusat perbelanjaan lokal. Putusan ini diambil untuk merevisi keputusan sebelumnya yang melarang Muslim untuk membangun masjid di tempat publik.
Seperti dikutip Reuters, Rabu (17/12), keputusan untuk merevisi ini diambil oleh para pejabat kota untuk menghindari adanya upaya perkara hukum. Dalam mengambil keputusan ini, petugas kota Pam Davis, menyatakan sebanyak 30.000 penduduk dengan radius 30 mil dari barat laut Atlanta dilibatkan dalam pemungutan suara.
Mereka memberikan suara dengan identitas yang jelas dan terbuka. “Saya pikir ini keputusan yang bijak,” ujar Juru Bicara Dewan Perhubungan Islam-Amerika di Washington, Ibrahim Hooper, setelah mengetahui hasil voting mengizinkan adanya pembangunan masjid di pusat perbelanjaan.
Sebelumnya, pada 1 Desember lalu, sebanyak 4 dari 5 total suara para anggota dewan menolak aplikasi pembangunan masjid di pusat perbelanjaan lokal. Alasan yang dikemukakan oleh para anggota dewan ialah zona regulasi tidak mengizinkan rumah ibadah untuk didirikan di wilayah pusat perbelanjaan.
Davis juga menyadari bahwa sebuah gereja Kristen diizinkan berdiri di dalam area pusat perbelanjaan di kota metropolitan Kennesaw. Akan tetapi, Davis beralasan zona regulasi tempat pendirian gereja tersebut berbeda dengan regulasi lokasi tempat direncanakannya pembangunan masjid.
Seorang pengacara yang melakukan pembelaan terhadap penduduk Muslim menyatakan bahwa penolakan tersebut telah menyalahi hak dan kebebasan beragama yang dilindungi oleh amandemen pertama dari kostitusi Amerika Serikat.
Ia bahkan menyarankan agar permasalahan ini diperkarakan secara hukum. Pembangunan masjid di pusat perbelanjaan ini sebelumnya juga menjadi polemik. Sebelum dilakukan voting pertama pada 1 Desember lalu dilaksanakan, sebanyak 10 orang demonstran melakukan aksi penolakan di luar City Hall. Mereka mengibarkan bendera Amerika dan membawa poster bertuliskan “Tolak Masjid”. (sumber: ROL/17/12/2014)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Dibimbing Ustaz Arifin Ilham, Seorang Dokter Masuk Islam
- Profesor Yahudi: Nabi Adam adalah Muslim
- Perlu Lebih Banyak Masjid di Prancis
- Menag: Musabaqah Hafalan Qur’an Dan Hadist Pintu Gerbang Kebangkitan Umat Islam
- Sutradara Inggris Berencana Buat Film tentang Palestina
- Indonesia Optimistis Jadi Destinasi Studi Islam Dunia
- Aher Luncurkan Gerakan “Jabar Menghafal” Al Quran untuk Siswa
- Berdalih Terorisme, UU Ormas dan UU Kemerdekaan Berpendapat akan Direvisi
- Kasus Islamofobia di Prancis Terus Meningkat
- Pastur Dituntut Akibat Menyindir Nabi Muhammad
-
Indeks Terbaru
- Jerman Kritik Netanyahu Terkait Peta Timur Tengah tanpa Palestina
- Heboh Xi Jinping Buat Al-Quran Versi China, Seperti Apa?
- Seorang Ibu Tunaikan Nazar Jalan Kaki Lamongan – Tuban setelah Anaknya Tuntas Hafal Al-Quran
- Menemukan Kedamaian Dalam Islam
- Dahulu Anti-Islam, Politikus Belanda Ini Temukan Hidayah
- Masjid di Siprus Yunani Diserang Bom Molotov Disertai Vandalisme: Islam tidak Diterima
- 24 Jam Sebelum Meninggal, Anthony Jadi Mualaf
- Pengadilan Turki Perintahkan Tangkap Rasmus Paludan, Pembakar Al-Quran di Swedia
- Georgette Lepaulle Bersyahadat di Usia Tua
- Uni Eropa Tegaskan Pembakaran Alquran tidak Memiliki Tempat di Eropa
Leave a Reply