Sempat Dilarang, Karyawati Tiara Mall Akhirnya Diizinkan Berjilbab
Seluruh karyawati yang beragama Islam Tiara Mall akhirnya diizinkan mengenakan jilbab. Kepastian itu setelah Direktur Tiara Mall, Andreas Kusuma Putra, mengeluarkan izin usai ditegur Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepada sejumlah wartawan di ruang kerjanya di Mataram, Sabtu (10/1), Andreas mengakui, manajemennya lalai dalam hal ini. Ia pun meminta maaf kepada Pemerintah Kota Mataram dan warganya secara umum. “Jika ini memang kesalahan kami, kami meminta maaf atas kelalian selama ini,” katanya.
Menurutnya, larangan berhijab pada manajemen Tiara Mall sebenarnya tidak ada karena dalam aturan hanya menyebutkan bahwa karyawan bersedia menggunakan seragam yang telah disediakan. “Namun larangan secara tegas kami tidak pernah keluarkan. Tetapi, kondisi yang terjadi saat ini karena faktor alam yang sudah berlangsung dari tahun ke tahun,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Tiara Mall, Andreas Kusuma Putra mengaturkan permintaan atas larangan pemakaian jilbab terhadap karyawatinya.
Ia mengisahkan, sejak awal membuka usaha pusat perbelanjaan tersebut, seluruh karyawannya tidak menggunakan seragam dan sepatu. Namun, ia mengadopsi yang dilakukan pengusaha-pengusaha besar di luar daerah dengan memberikan seragam dan menggunakan pakaian yang standar bagi karyawannya.
Itu pun berjalan secara alami. “Kami tidak mengetahui bahwa kebiasaan itu diterjemahkan karyawan sebagai sebuah larangan. Untuk itu, jika itu dianggap larangan kami meminta maaf,” kata dia kepada sejumlah wartawan di ruang kerjanya di Mataram, Sabtu (10/1).
Sebagai bentuk permintaan maafnya, mulai hari ini, dia membebaskan karyawatinya, terutama di bagian konter pakaian untuk berhijab. Namun mereka disarankan menggunakan warna gelap.
Sementara untuk jangka panjang, pihaknya akan membuatkan hijab khusus bagi karyawan muslim dengan ciri khas tersendiri. Tujuannya, untuk membedakan mana karyawan Tiara Mall dan mana pengunjung.
“Jika hijabnya warna-warni dan tidak ada ciri khas, kita kan bisa malu nanti jika ada pengunjung yang salah bertanya atau meminta pelayanan dari karyawan kami,” katanya. (sumber: ROL/10/1/2015)
Indeks Kabar
- Lebih 230 Tahun Muslim Patani Masih Mengalami Penderitaan
- Indonesian Police Watch: Inilah Kejanggalan Dalam Peristiwa Bom Sarinah
- India Keluarkan Perintah Kedua Penangkapan Zakir Naik
- Paus Fransiskus Yakin Gereja Katolik Akan Selamanya Melarang Wanita Jadi Pendeta
- Lebih dari 14.000 Muslim China Laksanakan Ibadah Haji Tahun Ini
- Bersalah Tutupi Kasus Pendeta Pedofil, Uskup Agung Adelaide Mundur
- Masjid di Perancis Dinodai oleh Kotor Manusia
- Masjid Hyderabad Diubah Jadi Pusat Perawatan Covid-19
- Pemkot Surakarta akan Kaji Bisnis Daging Anjing
- Amien Rais: Terhadap Pemimpin Dzalim, Kita Lawan!
-
Indeks Terbaru
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Jenazah Tertukar, RS di Jerman Justru Kremasi Muslim
- Pernah Benci Islam hingga Pukul Seorang Muslim, Mualaf Eduardo Akhirnya Bersyahadat
- Dulu Anggap Islam Agama Alien, Ini yang Yakinkan Mualaf Chris Skellorn Malah Bersyahadat
- Marine El Himer, Sang Model Prancis yang Masuk Islam
Leave a Reply