Belajar di Gereja, Bukti Virus Sepilis Menyebar di Kampus Islam
Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh Rosnida Sari yang membawa mahasiswa muslim ke gereja Banda Aceh mendapatkan kritik pedas bahkan banyak yang menuntut Rosnida agar dikeluarkan atau dipecat dari UIN Ar-Raniry.
Ketua MIUMI Aceh Yusron Hadi mengatakan, tindakan Rosnida Sari ini telah menyakiti perasaan umat Islam, khususnya umat Islam di Aceh dan keluarga korban (mahasiswa). Serta telah mencoreng dan mencemarkan nama baik Aceh dan UIN Ar-Raniry secara khusus.
Yusron meminta kepada rektor UIN Ar-Raniry untuk memantau dan membendung pemikiran/paham Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme (SEPILIS) yang diajarkan oleh Rosnida sebagian dosen UIN. Mengingat paham sesat tersebut merupakan produk negara-negara non Muslim seperti Australia dan negara-negara barat.
Yusron menambahkan bahwa paham pluralisme dan liberalisme menjadi pintu masuknya berbagai paham sesat lainnya seperti syi’ah, ahmadiah, millata Abraham/gafatar dan lainnya.
Rosnida yang pernah belajar di Universitas Flinders di Australia Selatan ini mengajak mahasiswanya ke gereja untuk belajar relasi laki-laki dan perempuan dalam agama lain, dalam mata kuliah Study Gender dalam Islam yang diajarnya.
Rosnida mengaku senang mengunjungi gereja-gereja dan ingin mencoba menjadi ‘jembatan’ perdamaian bagi umat Kristiani dan Islam di kota tempat tinggalnya sekarang, Banda Aceh. Lebih lanjut Rosnida mengungkapkan bahwa sudah saatnya ia ‘membalas’ kebaikan orang-orang nonis tersebut dengan menjadi semacam ‘pembawa damai’ untuk agama dan budaya yang berbeda ini.
Pluralisme Agama, Ide Sesat
Pluralisme sering diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama, kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Kemunculan ide pluralisme didasarkan pada sebuah keinginan untuk melenyapkan ‘klaim kebenaran’ (truth claim) yang dianggap menjadi pemicu munculnya sikap ekstrem, radikal, perang atas nama agama, konflik horisontal, serta penindasan atas nama agama. Menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan dengan mengatasnamakan agama baru sirna jika masing-masing agama tidak lagi menganggap agamanya yang paling benar.
Inilah hakikat ide pluralisme agama yang saat ini dipropagandakan di Dunia Islam melalui berbagai cara dan media. Dari ide ini kemudian muncul gagasan lain yang menjadi ikutannya seperti dialog lintas agama, doa bersama dan lain sebagainya.
Pada ranah politik, ide pluralisme didukung oleh kebijakan Pemerintah yang harus mengacu pada HAM dan asas demokrasi. Negara memberikan jaminan sepenuhnya kepada setiap warga negara untuk beragama, pindah agama (murtad), bahkan mendirikan agama baru. Maka sesungguhnya ide pluralisme ini adalah ide sesat dan menyesatkan.
Bahaya Pluralisme
Firman Allah: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa di sisi Allah”. (QS al-Hujurat [49]: 13).
Ayat ini menerangkan bahwa Islam mengakui keberadaan dan keragaman suku dan bangsa serta identitas-identitas agama selain Islam (pluralitas), namun sama sekali tidak mengakui kebenaran agama-agama tersebut (pluralisme).
Allah pun menegaskan dalam ayat yang lain. “Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam”. (QS Ali Imran [3]: 19).
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT pun menolak siapa saja yang memeluk agama selain Islam. Allah pun menjelaskan dalam ayat lain bahwa Allah menolak klaim kebenaran semua agama selain Islam, baik Yahudi dan Nasrani, ataupun agama-agama lainnya serta memandang mereka sebagai orang-orang kafir.
Pluralisme adalah ide yang membahayakan. Pluralisme akan menyebabkan terhapusnya identitas-identitas agama. Dalam kasus Islam, misalnya, Barat berupaya mempreteli identitas Islam. Ambil contoh, jihad yang secara syar’i bermakna perang melawan orang-orang kafir yang menjadi penghalang dakwah dikebiri sebatas upaya bersungguh-sungguh.
Pemakaian hijab (jilbab) oleh Muslimah dalam kehidupan umum dihalangi demi “menjaga wilayah publik yang sekular dari campur tangan agama.” Lebih jauh, penegakan syariah Islam dalam negara pun pada akhirnya terus dicegah karena dianggap bisa mengancam pluralisme. Ringkasnya, pluralisme agama menegaskan adanya sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan).
Bahaya lain pluralisme agama adalah munculnya agama-agama baru yang diramu dari berbagai agama yang ada. Munculnya sejumlah aliran sesat di Tanah Air seperti Ahmadiyah pimpinan Mirza Ghulam Ahmad, Jamaah Salamullah pimpinan Lia Eden, al-Qiyadah al-Islamiyah pimpinan Ahmad Mosadeq, dll adalah beberapa contohnya. Lalu dengan alasan pluralisme pula, pendukung pluralisme agama menolak pelarangan terhadap berbagai aliran tersebut, meski itu berarti penodaan terhadap Islam.
Bahaya lainnya, pluralisme agama tidak bisa dilepaskan dari agenda penjajahan Barat melalui isu globalisasi. Globalisasi merupakan upaya penjajah Barat untuk mengglobalkan nilai-nilai Kapitalismenya, termasuk di dalamnya gagasan “agama baru” yang bernama pluralisme agama. Karena itu, jika kita menerima pluralisme agama berarti kita harus siap menerima Kapitalisme itu sendiri.
Inilah di antara bahaya yang terjadi, yang sesungguhnya telah dan sedang mengancam kaum Muslim saat ini ketika kaum Muslim kehilangan Khilafah Islamiyah sejak hampir satu abad lalu. Padahal Khilafahlah kepemimpinan umum bagi kaum Muslim yang menerapkan Islam, melindungi akidah Islam serta menjaga kemuliaan Islam dari berbagai penodaan, termasuk oleh pluralisme. Wa Allahu ‘alam. (sumber: islampos/Lilis Holisah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Batal Digelar di Kampus Harvard, Misa Satanik Pindah ke Restoran Hong Kong
- Pemprov Aceh Diminta Tegas Tindak Upaya Pemurtadan
- Penyanyi Amerika ini Masuk Islam Saat Belajar Bahasa Arab di Maroko
- Subhanallah, ini Bukti-bukti Jika Ka’bah itu Pusat Bumi
- Video Heboh: Azan Berkumandang dari Gereja-Gereja di Switzerland
Indeks Kabar
- Pihak Berwenang Yunani Dinilai Ingin Tempatkan Orang Kristen di Kantor Mufti
- Ratusan Eks Pengikut Gafatar Asal Jawa Timur Dipulangkan
- Koalisi Masyarakat untuk Kebebasan Sipil: Radikal Belum Tentu Teroris
- MUI Sayangkan Respons Dunia Terkait Nasib Muslim Rohingya
- Target Kristenisasi Bukan hanya Orang Miskin
- Muslim Florida Promosikan Islam Damai Selama Ramadhan
- Pertama Kali di Dunia, Dubai Luncurkan “Fatwa Maya”
- Imam Ortodoks Rusia: Islam Agama Masa Depan di Rusia
- Buku Laris tentang Yesus dari Reza Aslan
- Perempuan Bercadar yang Mundur dari MTQ Mengaku Malu Buka Aurat di Depan Umum
-
Indeks Terbaru
- Masjidil Haram Dinodai Ponsel dan Kamera
- Masuk Islam, Zilla Fatu Putra Umaga Pegulat WWE Ini Beberkan Alasannya yang Mengejutkan
- China Tangkapi Warga Muslim Hui yang Tolak Penghancuran Masjid
- Dari Benci Jadi Cinta Islam
- OKI Adakan Pertemuan Darurat Membahas Sudan, Militer Setuju Gencatan Senjata Seminggu
- Yusuf Masuk Islam Setelah Temukan Alquran di Stadion Old Trafford
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Viral Video Protes Suara Bising di Masjid, Kakek Australia Ini Malah Masuk Islam
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Mualaf Fano, Dulu Benci dan Caci Maki Adzan Tapi Kini Malah Merindukan Kemerduannya
Leave a Reply