Menteri Agama RI: “Kesetaraan Gender Harus Sesuai Islam, Bukan Barat
Menteri Agama (Menag) RI Lukman Hakim Saefuddin mendukung kontribusi perempuan-perempuan dunia untuk membangun sebuah peradaban di masa akan datang.
Dengan Islam, Lukman yakin akan terciptanya sebuah negara yang baik. Tidak rusak sebagaimana yang diucapkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassallam.
“Keberadaan organisasi ini saya pandang sebagai kontribusi para wanita muslim untuk membangun peradaban masa depan. Sebagaimana yang diucapkan nabi bahwa wanita adalah tiang negara. Jika wanitanya baik, maka baiklah sebuah negara. Pun sebaliknya,” ucapnya dalam sambutan pembukaan Internasional Muslim Women Union pada hari Sabtu (14/02/2015) di Universitas Islam Assyafiiyah, Jakarta.
Ia juga menyatakan, bahwa untuk kemajuan seorang wanita Muslim yang ikut turut membangun sebuah negara, mesti menjaga keseimbangan antara peran kodrati dalam rumah tangga, yaitu sebagai isteri dan ibu. Juga memperhatikan lingkungan sosial dengan turut membantu mencetak masyarakat-masyarakat yang berkualitas dengan nafas Islam.
“Wanita muslim tetaplah harus menjaga keseimbangan antara peran kodrati dalam keluarga. Dan juga peran sosial di masyarakat,” tambahnya. Sehingga dengan demikian menurutnya akan terwujud masyarakat yang berkeadaban sebagaimana yang diingini Islam.
Terakhir, menyikapi isu global terhadap kesetaraan gender, Lukman mengingati untuk organisasi yang dihadiri kurang lebih 20 negara ini agar jawaban dari isu ini untuk tetap mengedepankan ajaran-ajaran Islam. Bukan justeru mengikuti pemikiran Barat seperti saat ini.
“Memperjuangkan kesetaraan jender di setiap negara-negara tidak harus mencabut akar keislamannya. Dan untuk mengembangkannya, tidak perlu mencontoh Barat,” tutupnya.
Untuk itu, Lukman pun berharap dari pertemuan organisasi IMWU akan memunculkan gagasan dan keputusan yang tepat. Untuk bangsa dan dunia.
Ketua pelaksana Internasional Muslim Women Union, Prof.DR. Hj.Tutty Alawiya mengatakan rapat kerja organisasi wanita Islam internasional ini dilaksanakan di Kampus Universitas Islam Asy-Syafi’iyah, Pondok Gede, Bekasi selama tiga hari (14-16 Februari 2015) dengan dihadiri peserta dari 22 negara. (sumber: hidayatullah/16/2/2015)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Situs Palsu Soal Islam untuk Perdaya Muslim
- Seorang Guru Belgia yang Menunjukkan Karikatur Nabi Muhammad Dipecat
- MUI: 60 Aliran Terindikasi Sesat
- Aksi Bela Uighur, Umat Islam Demo Kedubes China
- Uni Eropa Puji Upaya Pemberantasan Ujaran Kebencian Online
- Toleransi Tantangan Seluruh Agama
- Muslimah Australia Kalahkan Politikus Anti-Muslim di Kursi Dewan
- MUI Apresiasi Pemkab Tangerang Ubah Kawasan Prostotusi Jadi Islamic Center
- 70 Ormas Islam Jatim Kembali Turun Jalan dalam Aksi Bela Islam untuk NKRI
- Kemenag Resmikan BPJPH, Kewenangan Fatwa Halal Tetap di Bawah MUI
-
Indeks Terbaru
- Lebih dari 16.000 Madrasah di Uttar Pradesh India Ditutup
- Selamat Idul Fitri 1445 H, Mohon Maaf Lahir-Batin
- Baznas Tolak Bantuan Palestina dari McDonald’s Indonesia
- Malam Lailatul Qadar, Malaikat Berhamburan ke Bumi
- Puasa Ramadhan Menghapus Dosa
- Paksa Muslimah Lepas Hijab saat Mugshot, Kepolisian New York Ganti Rugi Rp 278 Miliar
- Dari Martina Menjadi Maryam, Mualaf Jerman Bersyahadat di Dubai
- Al Shifa, Rumah Sakit Terbesar di Gaza Dihabisi Militer Zionis
- Tiga Macam Mukjizat Alquran
- Prof Maurice, Ilmuwan Prancis yang Jadi Mualaf Gara-Gara Jasad Firaun
Leave a Reply