Diskriminasi Nama “Muhammad” Tunjukkan Pemerintah Makin Tak Kreatif Monitoring Warga
Terkait dengan larangan warga negara yang bernama “Muhammad” dan “Ali” masuk melalui autogate di keimigrasian Bandara Soekarno Hatta, menurut Pemerhati Kontra Terorisme, Haris Abu Ulya, hal itu dinilai sebagai sistem “Gebyah Uyah” pemerintah.
“Generalisasi terhadap tiap warga yang bernama Muhammad dan Ali dianggap punya potensi bermasalah terkait isu politik keamanan yaitu terorisme,” kata Harist dalam rilisnya kepada hidayatullah.com, Jum’at (20/03/2015).
Menurut Harist pemerintah seperti kehilangan nalar sehat dan kreatifitas untuk menempuh cara-cara yang bermartabat soal monitoring lintas batas warga negara.
“Pemerintah dalam hal ini imigrasi ngacau. Memicu masalah baru bagi umat Islam. Sistem yang seperti itu jelas diskriminatif mengkriminalkan nama Muhammad dan Ali,” kata Harist.
Harist menyampaikan jika cara-cara diskriminatif dan tendensius seperti itu wajib dihindari oleh pemerintah, dan secepatnya harus dicabut sebelum melahirkan keresahan yang eskalasinya lebih besar.
“Tindakan seperti itu sejatinya masuk wilayah sensitif (SARA) yang bisa melahirkan ketersinggungan umat Islam mayoritas di Indonesia,” tegas Harist.
Masih menurut Harist, notabene kata “Muhammad” adalah nama yg mulia Nabi Muhammad SAW dengan makna yang mulia. Sementara untuk nama “Ali” adalah nama sosok sahabat Nabi yang mulia dan dicintai semua umat Islam sedunia.
“Terus apa salahnya dengan dua nama tersebut hingga harus mengalami diskriminasi?”
Direktur CIIA tersebut mengatakan jika pemerintah (imigrasi.red) benar-benar tidak peka dan gegabah. Kasus seperti ini merupakan contoh potret kebijakan diskriminatif terhadap umat Islam di Indonesia. (sumber: hidayatullah/21/3/2015)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Diskriminasi Masih Dialami Muslim Kanada
- Mengenal Allah Melalui Nama dan Sifat-sifat-Nya
- MIUMI Aceh: Pemerintah Pusat Harus Larang Kontes Miss Indonesia
- Soal Kartun Nabi, Pemerintah Sebaiknya Desak Prancis untuk Tekan Charlie Hebdo
- Warga Cimahi Resah Didatangi Misionaris, DDII Minta Pemerintah Tak Tutup Mata
Indeks Kabar
- MUI; Pria Sumsel Yang Injak Alquran Sengaja Provokasi Umat Islam
- Dua Persen Pastor Anglikan Tidak Percaya Adanya Tuhan
- Perempuan Non Muslim Ambil Bagian Hari Hijab Sedunia
- Surat Einstein Meragukan Tuhan dan Keunggulan Yahudi Terjual $2,89 Juta
- Mengenal Mendiang Yaser Murtaja, Jurnalis Palestina yang Ramah
- Malaysia Serukan ASEAN Selidiki Kekejaman Terhadap Muslim Rohingya
- Aparat Arab Saudi Tangkap Syeikh Safar al-Hawali
- Musibah, AS Akhirnya Sahkan Perkawinan Sesama Jenis
- Pasukan India Bunuh Pemimpin Militan Kashmir Ansar Gazwat-ul-Hind
- Serang 8 Muslim, Mantan Tentara AS Terancam Sanksi Berat
-
Indeks Terbaru
- Kejahatan Perang Israel Diadukan ke ICC
- Pernah Rasakan Genocida, Ribuan Warga Bosnia Demo untuk Gencatan Senjata di Gaza
- Pasukan Zionis Gempur Area RS Indonesia di Gaza
- Kritik Erdogan: Barat Lantang Bela Korban Charlie Hebdo, Tapi Diam Sikapi Genosida Gaza
- Halangi Bantuan ke Gaza Bisa Dituntut Pengadilan Internasional
- Pendukung Celtic tak Gentar, Tetap Kibarkan Bendera Palestina Saat Laga Liga Champions
- Islam Menjadikan Saya ‘Yahudi’ yang Lebih Baik
- Jerman Kritik Netanyahu Terkait Peta Timur Tengah tanpa Palestina
- Heboh Xi Jinping Buat Al-Quran Versi China, Seperti Apa?
- Seorang Ibu Tunaikan Nazar Jalan Kaki Lamongan – Tuban setelah Anaknya Tuntas Hafal Al-Quran
Leave a Reply