PM Hun Sen Resmikan Masjid Terbesar di Kamboja

Menjulang di tengah Phnom Penh, tepatnya di kawasan Boeng Kak, Masjid Al-Serkal Haram seolah menandai kebangkitan Muslim Champa di negeri itu.

PM Hun Sen, Jumat (27/3), meresmikan penggunaan masjid bergaya Ottoman itu dan menyebutnya sebagai keindahan Islam untuk Muslim Champa yang membanggakan. Peresmian dihadiri 1.000 orang, terdiri dari Muslim dan masyarakat Buddhis.

“Muslim Kamboja sangat menderita di era rejim Khmer Merah tahun 1970-an,” ujar PM Hun Sen. “Mereka bertahan dengan cara membanggakan.”

Ahmad Yahya, ketua panitia pembangunan, mengatakan Masjid Al-Serkal Haram berdiri di atas tanah bangunan masjid lama yang tak layak pakai dan dirobohkan tahun 2012.

Seluruh biaya pembangunan, sebesar 2 juta dolar AS, berasal dari kantong Eisa bin Nasser bin Abdullatif Arsekal, seorang pengusaha Uni Emirat Arab (UEA). PM Hun Sen menyumbangkan seekor sapi untuk disembelih saat peresmian.

“Pembangunan masjid ini adalah penanda penting kisah komunitas Muslim Champa,” ujar Ahmad Yahya kepada kantor berita Anadolu.

“Masjid berarsitektur Turki, dengan menara dan kubah khas Ottoman,” lanjutnya.

Ahmad Yahya yakin masjid akan menjadi daya tarik wisatawan Muslim mancanegara, dan dari pelosok Kamboja, yang mengunjungi Phom Penh. Mungkin tidak hanya bagi umat Islam, tapi juga bagi umat agama lain.

Muslim di Kamboja, masih menurut Ahmad Yahya, tidak punya masalah dengan siapa pun. Di ini, lanjutnya, tidak ada perseteruan Shiah-Sunni. Muslim Kamboja juga hidup berdampingan dengan mayoritas Buddha.

“PM Hun Sen sangat bangga dengan komunitas Muslim Champa,” ujar Ahmad Yahya.

Gagasan pembangunan masjid ini muncul ketika Alserkal datang ke Phonm Penh setelah rejim Khmer Merah tumbang. Ia melakukan beberapa bisnis, dan mengunjungi komunitas Muslim.

“Dia ingin komunitas Muslim menikmati berdoa di dalam masjid yang layak,” kenang Ahmad Yahya. “Kini, dia mewujudkan keinginan itu.”

Setelah peresmian, Jumat (27/3), kawasan Boeng Kak — yang sebelumnya danau dengan masyarakat miskin sekitarnya — menjadi ramai. Warga miskin yang terusir dari kawasan itu kini kembali sebagai pedagang di sekitar masjid.

Laki-laki dan perempuan Muslim Champa keluar rumah dengan pakaian terbaik. Mereka menyambut PM Hun Sen, mendengarkan pidatonya yang menyejukan.

Tidak keliru jika Masjid Al-Serkal Haram adalah penanda perjalanan Muslim Champa di era modern, tapi tetap dengan segala kesederhanaannya. (sumber: inilah)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>