Bela Muslim Yang Dilecehkan, Gadis Australia Tuai Banyak Pujian
Pembelaan seorang perempuan Australia terhadap pasangan Muslim yang diduga dilecehkan tatkala menumpang kereta api di Sydney telah menarik begitu banyak komentar positif dan videonya telah ditonton ratusan ribu kali di Facebook.
Stacey Eden yang merekam video itu mengatakan kejadian sudah berlangsung 10 menit sebelum ia menekan tombol “rekam” di telepon.
Ketika video mulai merekam, terdengar seorang perempuan usia lanjut secara agresif menanyai sejumlah Muslim, menyalahkan mereka dan agama mereka untuk berbagai peristiwa pemenggalan kepala, perang dan serangan teror di Kenya dan Suriah.
Eden, yang merasa hal itu sudah keterlaluan, menyela: “Hormatilah sedikit, …Jika Anda tidak punya bahan untuk mengatakan hal-hal yang baik, tak usah berkata apa-apa. Begitu saja…” demikian dikutip BBC.
Eden memposting rekaman itu di Facebook dan memberi catatan: “Orang-orang seperti ini membuat saya sebal … Dia mengatakan banyak hal yang cukup mengerikan dan menyakitkan sebelum saya berbicara, dan segera setelah saya mulai membela mereka ia pun berhenti,” tanggapannya cepat.
Video itu telah ditonton lebih dari 400.000 kali dan menarik ratusan komentar. “Kau layak dipuji untuk berdiri bagi orang-orang ini, jadi saya akan mengatakan, bagus, dan teruslah bekerja untuk kemanusiaan,” kata salah seorang.
“Saya menjalankan kios saya sendiri,” kata salah satu pengguna Facebook dari Glasgow. “Saya dijuluki segala macam sepanjang waktu, padahal saya bahkan tidak memiliki jenggot panjang, tidak pula mengenakan baju terkait agama … Tapi saya berbesar hati, saya memaafkan mereka.”
Tetapi ada juga yang tak cukup bersimpati pada perempuan yang tertangkap dalam rekaman, yang dibela Stacey Eden. Sejumlah komentar menyerang perempuan itu dengan berbagai sebutan menghinakan.
Seorang pria yang mengaku bahwa ia adalah Muslim yang ada di video itu menuliskan: “Video ini tidak dibuat oleh saya. Inilah yang terjadi kepada kami di sebuah kereta Sydney, Tuhan memberkati Stacey Eden yang mendukung kami.”
Eden mengatakan kepada Australian Broadcasting Corporation bahwa keputusannya untuk menyela, datang secara mendadak.
“Aku hanya merasa jika tidak ada yang bilang apa-apa, hal itu akan berlangsung terus, jadi saya harus berbicara,” katanya. “Saya tidak ingin menyulut pertengkaran atau konfrontasi, saya hanya ingin dia berhenti berbicara begitu.”
Perlakuan terhadap minoritas Muslim di Australia – yang jumlahnya lebih dari 2% penduduk- telah menjadi topik panas, terutama sejak pengepungan sebuah kafe Sydney Desember lalu.
Seperti pernah BBC laporkan, ribuan warga Australia menawarkan diri untuk menemani umat Islam pada angkutan umum beberapa saat setelah serangan, di bawah hashtag #IllRideWithYou. Kampanye lain di media sosial berlangsung untuk membela perempuan Muslim yang mengkritik T-shirt yang menggambarkan bendera Australia dan slogan “Jika Anda tidak menyukainya, pergilah”. (sumber: hidayatullah)
Indeks Kabar
- Mushalla Dirobohkan Pemprov DKI, Warga Membangunnya Lagi dengan Nama “Al-Jihad”
- Wahdah Islamiyah Wisuda 180 Penghafal Alquran
- MUI Imbau Restoran Ajukan Sertifikasi Halal
- Ketahuan Beragama Islam, Pria Ini Ditolak Jadi Pilot Komersil
- Rekomendasi Munas IKADI: Menolak LGBT, Pelakunya Diajak Kembali ke Fitrah
- Islam dan Ateis Alami Peningkatan Signifikan di Australia
- Alquran yang Telah Dinodai Dikirim ke Masjid Quebec
- BPOM Benarkan Viostin DS dan Enzyplex Mengandung DNA Babi
- Uskup Agung Yunani Menghina Islam, Bilang Islam Bukan Agama
- Menteri Israel Minta Hubungan Penuh dengan Saudi dan Kunjungan Resmi Pemerintah Riyadh
-
Indeks Terbaru
- Bintang Timnas Kamerun Patrick Mboma Masuk Islam
- Islam Jalan Hijrah Mario Rajasa
- Klaim Sebagai Kuil Hindu, Nasionalis India Ingin Rubah Citra Taj Mahal
- Stevanus Hanzen, Berawal dari Lagu Islami
- Partai Politik India Mempermasalahkan Pengeras Suara Masjid Melantunkan Adzan
- Hiroaki Kawanishi, Mualaf yang Ingin Sebarkan Islam di Jepang
- MUI: Umat Islam Perlu Banyak Kembangkan Bidang Kewirausahaan Muslimah
- Kerendahan Hati Mo Salah Jadi Inspirasi Mualaf Inggris
- Berharap Bahagia Saat ‘Berjumpa’ dengan Allah
- Peter Oudenes: Islam Agama Sempurna
Leave a Reply