Mufti Ini Menguak Ketidakadilan pada Muslim India
Sebuah buku yang menceritakan kisah pahit seorang Muslim India selama 11 tahun di penjara, dirilis baru-baru ini di New Delhi.
Buku berjudul Gyarah Saal Salakho ke Piche (Sebelas Tahun Di Balik Jeruji) yang ditulis oleh Mufti Abdul Qayyum ini menawarkan secercah harapan untuk korban ketidakadilan akibat dugaan terorisme di India.
“Kami ingin membantu umat Islam yang telah mengalami serangkaian serangan setelah insiden di Godhra. Kami tidak pernah melakukan sesuatu yang salah. Kami akan melawan ketidakadilan dan memperjuangkan hak-hak kami dalam kerangka hukum,” kata Abdul Qayyum kepada onislam.net, Senin (11/5).
Qayyum diduga terlibat dalam serangan terhadap Akshardham di Gandhinagar, Gujarat, pada 24 September 2002. Dalam serangan itu, 33 orang tewas dan beberapa luka-luka sebelum akhirnya penjaga keamanan nasional membunuh dua penyerang.
Setelah sebelas tahun penjara mendekam di penjara, Abdul Qayyum dibebaskan pada tanggal 16 Mei tahun lalu. Istri dan anak-anaknya menderita, sementara ia mendekam di balik jeruji. Qayyum bahkan mengingat ada satu titik ketika istrinya mencoba untuk bunuh diri.
Kerusuhan di negara bagian itu pecah pasca dugaan pembakaran kereta api di Godhra (Gujarat) pada 27 Februari 2002, yang mengakibatkan kematian 58 orang Hindu.
Serangan balasan terhadap komunitas Muslim berlangsung sekitar tiga bulan yang mengakibatkan tewasnya 2.000 Muslim. Serangan terhadap Candi Akshardham pada September 2002 datang beberapa bulan bulan kemudian.
Dirilis pada tanggal 8 Mei kemarin, Qayyum menyelesaikan buku itu selama 2-3 bulan.
Qayyum menyatakan, buku yang ia tulis dalam bahasa Hindi itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penderitaan orang yang mendekam di balik jeruji besi akibat kasus palsu atau pelanggaran kecil.
Pria itu menuturkan ada saat-saat ia takut akan dibunuh oleh polisi. “Polisi menyiksa saya dan memaksa saya untuk menandatangani pernyataan pengakuan palsu,” kenangnya.
Ia menambahkan, “Saya tidak ingin ada orang yang menderita seperti kami, bahkan orang-orang miskin, lemah dan tak berdaya tidak boleh ditolak keadilan. Itulah motif saya menulis buku ini.”
Qayyum berusaha untuk mencari keadilan bagi korban ketidakadilan sistem negara, termasuk umat Hindu. Ia mencontohkan, seorang pria Hindu miskin di Saurashtra dihukum 10 tahun penjara hanya karena mencuri 650 gram biji-bijian untuk dimakan.
“Ada banyak kasus serupa di India. Orang miskin membusuk di balik jeruji besi selama bertahun-tahun akibat kasus pelanggaran kecil,” kata Qayyum. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- uasana Berbeda Muslim Inggris Sambut Idul Adha Era Covid-19
- Ingin Bangun Peradaban Islam, Wali Kota Bandung Luncurkan Gerakan Maghrib Mengaji
- Konstitusi Peru Jamin Hak Komunitas Muslim
- FIFA Denda Meksiko karena Teriakan Antihomoseksual Fansnya
- Hakim Vonis Dua Dai Mentawai Bebas Murni
- Paus Fransiskus: Tidak Ada Tuhan Katolik
- Ustaz Somad: Umat Islam Jangan Cuek dengan Politik
- Komisi Fatwa MUI: Islam Menolak Pemisahan Agama dan Politik
- Penghina Nabi Muhammad SAW Jadi Tersangka
- Ditandai Shalat Jumat Pertama, Masjid Khusus Homo Resmi Dibuka
-
Indeks Terbaru
- OKI Adakan Pertemuan Darurat Membahas Sudan, Militer Setuju Gencatan Senjata Seminggu
- Yusuf Masuk Islam Setelah Temukan Alquran di Stadion Old Trafford
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Viral Video Protes Suara Bising di Masjid, Kakek Australia Ini Malah Masuk Islam
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Mualaf Fano, Dulu Benci dan Caci Maki Adzan Tapi Kini Malah Merindukan Kemerduannya
- Kantor MUI Ditembak, Sejumlah Staf Jadi Korban
- Terpikat Makna 2 Surat Alquran, Mualaf Nathalia: Saya Temukan Konsistensi dalam Islam
- Sebut Homo itu Haram, Seorang Bocah Muslim Dijemput Paksa Polisi
- Adzan Pikat Tiktoker Filipina Hingga Akhirnya Ucap Dua Kalimat Syahadat
Leave a Reply