Lewat Facebook, Pemuda ini Masuk Islam

Enam hari menjelang Ramadhan, seorang rekan mengabarkan, bahwa ada lelaki yang hendak masuk Islam. Sepersekian detik, saya terkaget-kaget. Ini informasi yang sangat langka. Beberapa menit berlalu, saya menuju ke lokasi yang dimaksud. Tepatnya, di masjid Baitul Muttaqin, Islamic Center Samarinda.

Setelah shalat, tiba-tiba saja saya bertambah heran. Yang hendak masuk Islam, rupanya bukan hanya lelaki tadi. Subhanallah, ada lima orang. Menariknya, mereka sama sekali tak pernah berkenalan. Hati bergetar, terharu, dan sungguh mengaduk-ngaduk emosi.

Suara riuh bertambah banyak. Mendekat, dan beberapa di antaranya mengeluarkan ponsel terbaiknya. Ada yang merekam, memotret, dan berdesak-desakan hanya untuk menyaksikan sebuah ikrar suci yang diridhoi Allah SWT.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Imam Besar Islamic Center , KH Fakhruddin Wahab, M Th,. Teriakan Takbir, sesekali mewarnai suasana. Diawali membaca sebuah pernyataan berpindah agama, lalu mengucapan dua kaliamat syahadat, sari tilawah, dan pemberian bingkisan berupa perlengkapan Ibadah. Mereka adalah Aniasus Sopian Lerek (Ahmad Sopian), Abrahan Febrian (Muhammad Ibrahim Said), Samsul Arifin Siahaan, Endang Wati, dan Henni (Henni Nur Annisa).

Teriakan takbir terus mewarnai langit-langit yang lengang. Sumbangan untuk sang mualaf terus bertambah. Wajah mereka tampak berkaca-kaca. Alhamdulillah, selamat datang saudaraku yang seiman. Salut luar biasa.

Di antara kelima mualaf tersebut, saya ingin berkisah pemuda yang diceritakan rekan saya tadi, Muhammad Ibrahim Said. Ia adalah pemuda yang terkenal taat terhadap agama sebelumnya, dan mengajarkan risalah-risalahnya. Saat itu, ia tinggal di Bekasi.

Suatu ketika, lelaki kelahiran Sintang, 08 Oktober 1987 ini merasa aneh terhadap apa yang dianut dan diajarkannya. Tanpa disadari, melalui facebook ia mulai menemukan titik hidayah. Cahaya Islam yang dishare oleh rekan-rekannya. Salah satunya, akun bernama Dinitasya dari Samarinda.

Tak beberapa lama kemudian, ia ketahuan dengan pembinanya. Ibrahim pun disuruh memantapkan agamanya di Manado. Namun, tak sampai satu bulan di pulau Sulawesi itu, ia memutuskan benar-benar ingin mendalami Islam.

Beranjaklah pemuda ini ke Samarinda. Subhanallah, kebiasaannya yang suka bermain facebook, ternyata membuat Ibrahim selalu bertanya-tanya. Bertanya-tanya tentang risalah dari Nabi Muhammad SAW. Dan, kini telah resmi memeluk agama Islam. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa bersyukur. (sumber: dakwatuna)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>