Prof. Didin Hafidhuddin: Ramadhan Harus Jadi Bulan Tarbiyah

Ketua Dekan Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, KH. Prof. Dr. Didin Hafidhuddin, mengajak umat Islam agar memanfaatkan momentum bulan Ramadhan dengan sebaik mungkin.

Sebab bulan Ramadhan adalah syahru at-tarbiyah (bulan pendidikan) yang melahirkan pribadi-pribadi unggul. Pesan itu KH, Didin sampaikan pada kesempatan qiyamul Ramadhan malam pertama Ramadhan 1436 H, Rabu malam kemarin Rabu (17/06/2015).

“Umat Islam tidak boleh terlena dengan memahami ibadah puasa sebagai rukun Islam semata dan hanya menahan rasa lapar dan haus,” ungkap KH. Didin.

Dalam kegiatan yang digelar di di Masjid al-Hijri II, kampus UIKA, Didin secara khusus membahas keunggulan lulusan madrasah Ramadhan yang biasa dikenal dengan sebutan orang-orang bertakwa (muttaqin) tersebut.

Pertama, keunggulan orang bertakwa tercermin dari sosok pribadi yang haus ilmu. Menurut KH. Didin, dengan ilmu seorang hamba meraih gelar takwa dan dengan ketakwaan maka ilmunya bisa bermanfaat bagi orang lain.

“Jadi orang bertakwa adalah orang yang punya jiwa kompetitif dan siap menghadapi tantangan zaman,” terang KH. Didin.

Lebih jauh KH. Didin menegaskan bahwa kebutuhan utama bangsa Indonesia adalah melahirkan pribadi dan masyarakat yang bertakwa. Sebab prinsip takwa itu akan menghilangkan kebodohan dan keterbelakangan masyarakat dan bangsa.

“Orang bertakwa itu pasti tidak bodoh dan tidak terbelakang,” ucap KH. Didin menjelaskan.

“Orang bertakwa punya jiwa adaptif serta mampu survive dalam segala persoalan kekinian yang dihadapi,” imbuh Kiai yang juga Ketua Umum Badan Amil Zamat Nasional (Basznas).

Keunggulan kedua orang bertakwa, masih menurut KH. Didin, adalah memiliki perangkat furqan sebagai daya selektifitas yang tinggi. Ia menjadi pribadi yang kokoh dan tak mudah dirayu oleh gemerlap dunia.

Dengan screening yang dipunyai menjadikan orang bertakwa tersebut tidak sekedar bekerja dan mengais rezeki di dunia saja. Sebab yang utama baginya adalah orientasi agama dan asas kemanfaatan bagi umat dan bangsa.

Selanjutnya, keunggulan orang bertakwa yaitu punya way out (solusi) atas setiap persoalan yang dihadapi dan memiliki jaminan rejeki.

Untuk yang disebut terakhir, Pembina Pondok Pesantren Mahasiswa dan Sarjana (PPMS) Ulil Albab Bogor ini mengingatkan dengan keutamaan para sahabat terdahulu.

Mereka tidak menampakkan kekayaan kecuali diketahui dari jumlah infak yang ia berikan. Hal ini berbeda dengan orang kaya sekarang yang justru dikenal karena asesoris kekayaan yang dimilikinya.

“Kekayaan para sahabat itu tampak justru saat mereka mengeluarkannya, bukan ketika berlomba menumpuk harta tersebut,” pungkas KH. Didin. (sumber: hidayatullah)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>