MUI Sarankan Presiden Jokowi Buat Kebijakan Berpegang Nilai Agama dan Moralitas
Kerusakan dunia yang komulatif terjadi belakangan ini, dikarenakan dunia yang bertumpu pada konsep-konsep Humanisme, Sekulerisme dan Liberalisme, yang membawa pada keserakahan dan kehancuran.
Demikian disampaikan Prof. Din Syamsudin pada pembukaan Munas MUI ke-IX di Gedung Grahadi, Surabaya, Selasa (25/08/2015).
Din, sapaan akrab Din Syamsudin, menceritakan beberapa waktu lalu, para Mufti dan cendekiawan muslim dunia berkumpul di Istanbul, Turki membahas solusi atas perubahan iklim di beberapa belahan dunia.
Para mufti dan cendikiawan berpendapat bahwa kerusakan dunia yang terjadi akhir-akhir ini diakibatkan karena jauhnya manusia dari nilai-nilai Tuhan, agama dan moralitas.
“Ini karena dunia tidak bertumpu pada konsep yang menjunjung nilai-nilai Tuhan, agama dan moralitas,” papar Din.
Ia menambahkan, bahwa konsep Islam Wasathiyyah yang menjadi tema besar MUI kali ini adalah untuk menjadi jawaban atas masalah dan persoalan yang dihadapi saat ini.
“Islam Washatiyyah artinya moderat tapi tetap berpegang pada tauhid. Yang itu semua membawa pada keseimbangan seluruh aspek kehidupan,” terang Din.
Karena itu, ia menyarankan kepada pemerintah, yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, untuk membuat kebijakan yang berpegang pada nilai-nilai agama dan moralitas.
“Jangan sampai pemerintah membuat kebijakan yang meninggalkan nilai-nilai agama dan moral, sehingga merugikan rakyat Indonesia,” tegasnya.
Din berpendapat, bahwa nilai-nilai agama, khususnya Islam juga telah turut andil dalam menggerakan kemerdekaan Indonesia. Dan Pancasila sebagai cerminan sekaligus jalan tengah bagi bangsa Indonesia.
“Sudah saatnya kita kembali berpegang pada nilai-nilai ketuhanan, agama dan moralitas, sebagai jawaban atas persoalan bangsa dan dunia saat ini,” pungkas Din. (sumbe: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Perayaan Natal adalah Bid’ah dalam Agama Kristen
- Heboh Video “Kristenisasi”, Inilah SK Larangan Penyiaran Agama Pada Penganut Agama Lain
- Michael: dari Scientology Agama Yahudi, Saya Memilih Islam
- PBB Kecam Kebijakan Vatikan yang Memungkinkan Pastor Memperkosa
- Pesta Buku Argentina Memunculkan Tradisi dan Nilai-Nilai Islam
Indeks Kabar
- Siapkan 10 Ribu Dai, Cinta Quran Center Tahfidz dan Da’i Institute Resmi Berdiri
- Perkosaan 58 Anak di Kediri Dinilai Kejahatan Kemanusiaan
- Pengadilan Italia: Yerusalem Bukan Ibu Kota ‘Israel’
- Tercatat 44 Negara Siap Ikuti Islamic Games Palembang
- MUI: Cegah Corona dengan Banyak Ibadah di Rumah
- Penjelasan LPPOM MUI tentang Isu Mi Instan Mengandung Babi
- Pesat, Perkembangan Sekolah Islam Terpadu
- 1-4 Muslimah di New York Pernah Didorong dari Peron Kereta karena Berhijab
- Ketua IKADI Jatim: Meski Banyak Difitnah, Islam Takkan Musnah
- Panglima TNI: Ulama Indonesia sebagai Pemersatu Bangsa
-
Indeks Terbaru
- China Tangkapi Warga Muslim Hui yang Tolak Penghancuran Masjid
- Dari Benci Jadi Cinta Islam
- OKI Adakan Pertemuan Darurat Membahas Sudan, Militer Setuju Gencatan Senjata Seminggu
- Yusuf Masuk Islam Setelah Temukan Alquran di Stadion Old Trafford
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Viral Video Protes Suara Bising di Masjid, Kakek Australia Ini Malah Masuk Islam
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Mualaf Fano, Dulu Benci dan Caci Maki Adzan Tapi Kini Malah Merindukan Kemerduannya
- Kantor MUI Ditembak, Sejumlah Staf Jadi Korban
- Terpikat Makna 2 Surat Alquran, Mualaf Nathalia: Saya Temukan Konsistensi dalam Islam
Leave a Reply