Beriman Kepada Para Nabi dan Rasul Secara Utuh

Dinul (agama) Islam mengajarkan keyakinan akan para utusan Allah SWT, yakni para nabi dan rasul, yang di dalam Al-Quran sedikitnya terdapat nama-nama 25 nabi.

Orang-orang beriman kepada Allah SWT dan rasul-Nya tidak membeda-bedakan antara satu nabi dengan nabi lainnya. Sebab, para nabi itu adalah hamba-hamba pilihan Tuhan yang telah menjalani ujian hidup sejak kanak-kanak hingga masa hayatnya.

Tak hanya mengimani para dan rasul tanpa mebeda-bedakan satu nabi dengan lainnya, orang-orang beriman (mukminan) juga mengimani kiab-kitab yang diturunkan Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada rasul-rasulnya seperti Nabi Daud AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, serta Nabi Muhammad SAW.

Allah SWT berfirman:

قُلْ ءَامَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ(*)وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ(*)

Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, `Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri.” Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS.Ali Imran:84-85)

Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani (wafat 852 H), diriwayatkan dari Ibnu Zhafr, bahwa ayat 84 tersebut turun berkaitan dengan kaum Yahudi dan Nasrani yang mengaku beriman. Berdasar ayat 84 itu, yang termasuk beriman adalah yang benar-benar mengimani Allah SWT dan kitab-Nya secara keseluruhan, serta seluruh rasul yang diutus tanpa membedakan satu sama lain. Adapun ayat 85 turun berkaitan dengan seorang Muslim yang bernama Thu’mah yang murtad (keluar dari Islam). Menurut Ibnu Abbas, Thu’mah yang murtad kembali pada al-Islam setelah ayat 85 ini turun.

Dengan demikian kaum Yahudi dan Nasrani tidak bisa dikelompokan sebagai orang-orang beriman karena telah menolak kerasulan Nabi Muhammad SAW dan tidak mau menerima al-Qur`an sebagai pedoman hidupnya.

Orang yang termasuk kafirin tersirat pada ayat lainnya sebagai berikut:

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا(*) أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا(*)

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasu-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. (QS.An-Nisa: 150-151)

Berdasar ayat 150-151 di atas, dapat disimpulkan bahwa orang kafir itu adalah: (a) Orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, seperti kaum Quraisy kelompok Abu Lahab dan Abu Jahal secara terang-terangan kafir. (b) Orang yang memisahkan antara Allah dan Rasul, seperti yang mengingkari sunnah, atau hanya percaya pada Allah tapi tidak percaya pada Rasul, atau hanya mau menerima al-Qur`an tapi tidak menerima hadits. (c) Orang yang beriman pada sebagian tapi kufur pada sebagian yang lain. Kelompok semacam ini cukup banyak, seperti yang menerima hukum ibadah tapi menolak hukum jinayah. Orang yang mengaku beriman tapi tidak mau melaksakan hukum Allah. (d) Orang yang mengambil jalan lain yang tidak berdasar pada kitab Allah, tidak pula pada sunnah Rasul, atau seperti orang yang mengaku muslim tapi cara hidupnya tidak berdasar syari’ah Islam.

Berdasar keriteria tersebut, maka kaum Yahudi dan Nasrani termasuk kafir, karena telah menolak al-Qur`an dan sunnah Rasul SAW, walau mereka mengaku beriman kepada nabi terdahulu dan kitabnya. Oleh karena itu Yahudi, Nasrani, Majusi (penymbah api) tidak bisa disamakan dengan mu`min. Dalam ayat lain ditegaskan:

إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئِينَ وَالنَّصَارَى وَالْمَجُوسَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا إِنَّ اللَّهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu. (QS. Al-Hajj: 17)

Jika kaum Yahudi dan Nasrani itu mau diterima keimananya, maka mesti mengimani seluruh rasul yang diutus, seluruh kitab yang diturunkan Allah SWT.

إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ ءَامَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS.Al-Baqarah:62)

Dalam ayat ini ditegaskan bahwa yang mendapat pahala itu hanyalah yang beriman dan beramal shalih. Adapun orang yang diakui beriman adalah mengimani secara keseluruhan, sebab yang hanya mengimani sebagian kitab atau rasul termasuk kafir. Orang yang menganggap kaum Yahudi dan Nasrani tidak kafir karena beralasan QS.Al-Baqarah:62, hendaklah membaca QS.An-Nisa: 150-151, serta QS.Al-Hajj:17, supaya tidak termasuk menyamaratakan agama.

Ditinjau dari sudut penolakan pada ajaran tauhid Yahudi termasuk kufur sebagaimana ditandaskan oleh QS.Al-Maidah:17, 72, 73, dan ditinjau dari sudut mempertuhankan selain Allah SWT termasuk musyrikin. (w-islam/rujukan: saifuddinasm.com)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>