Program Tahfidz di Madrasah Solusi Krisis Ulama Masa Depan
Kekhawatiran beberapa pihak akan adanya krisis ulama di masa yang akan datang seiring derasnya arus modernisasi dan globalisasi terjawab sudah. Prakarsa yang dilakukan oleh jajaran Kanwil Kementerian Agama Prov. D.I. Yogyakarta menyelenggarakan program tahfidz di Madrasah guna cetak kader ulama yang mempunyai kapasitas pemahaman Al-Qur’an secara kaffah patut mendapatkan apresiasi yang setinggi-tingginya.
Hal tersebut disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam kesempatan wisuda tahfidz Madrasah, Kamis (17/12), di GOR Amongrogo, Yogyakarta. “Saya sampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas program tahfidz di Madrasah. Program ini merupakan jawaban atas kekhawatiran beberapa pihak akan adanya krisis ulama di masa depan,” kata Menag.
Di hadapan ribuan siswa/i Madrasah dan calon wisudawan tahfidz Madrasah, Lukman Hakim Saifuddin beberapa pesan dan harapan, pertama: Al Qur’an tidak hanya perlu dibaca dan dihafal dengan bacaan yang benar dan lagu yang indah saja, tetapi harus dikaji isi dan kandungannya agar nilai Al-Qur’an dapat dijadikan landasan dan praktek dalam kehidupan di masyarakat.
Kedua, mengajak kepada para huffazh untuk terus mengkampanyekan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Ketiga, sebagai umat Islam harus mempunyai tanggung jawab bersama untuk senantiasa menjaga Al Qur’an dari kepunahan. Tradisi membaca dan mengkaji Al Qur’an setelah sholat Magrib yang telah dicontohkan para leluhur harus terus dilestarikan.
Keempat, mengajak kepada seluruh masyarakat muslim untuk terus menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman nilai yang dapat membimbing dan melandasi kita dalam langkah dan gerak kita dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kelima, teringat akan nasehat Imam besar umat Islam Imam Syafei untuk menjaga hafalan dengan baik maka kita harus menjauhi perbuatan maksiat.
Turut hadir dalam kesempatan itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Machasin, Direktur Madrasah Direktorat Pendidikan Islam Kholis Setiawan, Kepala Kantor Kementerian Agama Prov. D.I. Yogyakarta Nizar Ali. (sumber: kemenag)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Di Aceh, Fashion Show dengan Model Bercelana Pendek dan Tank Top Dibubarkan
- Bappenas: Kuatkan Fungsi Agama untuk Pembangunan Nasional dan Manusia
- Didin Hafiduddin: Adat Sunda Itu Sesuai Islam Bukan Kepercayaan Mistik
- Kepala Madrasah Dinilai Tentukan Kualitas Madrasah
- Pendeta Katolik Roma Meminta Maaf karena Sebut Islam ‘Ancaman Terbesar’ bagi AS
- Ustaz Somad: Umat Islam Jangan Cuek dengan Politik
- Erdogan: Menyerang Isis Hanya Kedok, Rusia Bantai Rakyat Suriah
- Jejak Kokain Ditemukan di Toilet Gereja-Gereja Terkemuka di Inggris
- FIFA Denda Meksiko karena Teriakan Antihomoseksual Fansnya
- Ulama Hadits Mesir: Ulama Tidak Dibatasi Hanya dari Arab
-
Indeks Terbaru
- OKI Adakan Pertemuan Darurat Membahas Sudan, Militer Setuju Gencatan Senjata Seminggu
- Yusuf Masuk Islam Setelah Temukan Alquran di Stadion Old Trafford
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Viral Video Protes Suara Bising di Masjid, Kakek Australia Ini Malah Masuk Islam
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Mualaf Fano, Dulu Benci dan Caci Maki Adzan Tapi Kini Malah Merindukan Kemerduannya
- Kantor MUI Ditembak, Sejumlah Staf Jadi Korban
- Terpikat Makna 2 Surat Alquran, Mualaf Nathalia: Saya Temukan Konsistensi dalam Islam
- Sebut Homo itu Haram, Seorang Bocah Muslim Dijemput Paksa Polisi
- Adzan Pikat Tiktoker Filipina Hingga Akhirnya Ucap Dua Kalimat Syahadat
Leave a Reply