Survei: Serangan Paris tak Pengaruhi Sentimen Antimuslim di Inggris

Joko SadewoSebuah studi menemukan, serangan teroris bulan lalu di Paris tidak mempengaruhi kenaikan sentimen anti-Muslim di Inggris.

Dilansir dari The Guardian, Ahad (20/12), penelitian yang dilakukan oleh Rob Ford dan Maria Sobolewska dari Universitas Manchester ini muncul di tengah kekhawatiran tentang permusuhan Barat terhadap umat Islam, setelah kinerja Front Nasional dalam pemilihan regional di Perancis dan usulan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, untuk melarang Muslim masuk ke AS.

Para peneliti menanyakan pertanyaan yang sama, baik sebelum maupun sesudah serangan Paris 13 November. Sebelum serangan Paris, 33 persen responden setuju ‘Muslim menawarkan banyak hal untuk budaya Inggris’. Angka ini berbanding 35 persen yang tidak setuju.

Setelah serangan Paris, proporsi yang tidak setuju tetap sama, tetapi ada tambahan 2 persen yang setuju dengan pernyataan itu.

Peningkatan yang sama ditunjukkan dalam tanggapan terhadap pernyataan ‘Muslim di Inggris menghormati cara hidup orang lain’. Sebelum serangan, 23 persen responden setuju dengan pernyataan itu, berbanding 53 persen yang tidak setuju. Setelah serangan Paris, proporsi positif meningkat menjadi 27 persen, sedangkan yang tidak setuju turun menjadi 51 persen.

Perubahan terbesar tampak ketika responden ditanya, apakah London menjadi lebih baik atau lebih buruk dengan keragaman etnis dan agama. Sebelum insiden Paris, 40 persen merasa ibukota lebih baik dengan adanya keragaman etnis, dibanding 32 persen yang berpikir lebih buruk.

Setelah serangan Paris, sikap positif bertambah menjadi 43 persen. Sebaliknya, responden yang merasa keragaman membuat London lebih buruk turun seperempat hingga 24 persen.

Responden penelitian ini diambil dari seluruh Inggris, bukan hanya London. Karena itu, asumsinya, terorisme di Paris mendorong orang-orang Inggris untuk mempertahankan London sebagai simbol keragaman.

ISIS Gagal Menabur Perpecahan Muslim-Nonmuslim

Menurut Rob Ford, studi ini menunjukkan ISIS gagal mencapai tujuan mereka untuk menabur perpecahan antara Muslim dan non-Muslim di Inggris. Alih-alih meningkatkan kecemasan tentang keragaman dan Islam, serangan Paris justru memperkuat pandangan liberal dan multikultural.

Maria Sobolewska menambahkan, “Meskipun toleransi jelas bukan nilai yang universal di Inggris, itu salah satu alasan kuat untuk menahan sentimen anti-Muslim. Serangan Paris tidak memperuncing perpecahan di antara responden kami, pesimisme ataupun ketakutan. Sebaliknya, hal ini mendorong ekspresi toleransi untuk menolak ancaman teroris.”

Sebanyak 1.707 orang disurvei pada putaran pertama penelitian tanggal 10-12 November, sedangkan 1.621 disurvei di putaran kedua pada 17-18 November. Kedua survei dilakukan secara online menggunakan panel YouGov. (sumber: ROL)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>