Mengenal Kristologi
Kristologi adalah penyelidikan tentang kehidupan Yesus yang sudah mengalami sejarah yang panjang sejak abad pertama kelahiran yesus, tetapi studi ini memuncak pada abad ke-19, terutama setelah bangkitnya metode “kritik Alkitab” yang menyangkut keabsahan atau otoritas Alkitab diantaranya menyangkut tentang keabsahan Yesus, dan yang akhirnya terus berkembang.
Oleh sebab itu John Macquarrie dalam bukunya menyebut Kristologi sebagai: “Kristologi adalah studi dengan subyek Yesus Kristus, pribadi dan pekerjaanNya, atau, dilihat dari sudut lain, siapa ia sebenarnya dan apa yang dilakukanNya.”
Menurutnya, studi Kristologi sudah ada semasa hidup Yesus sendiri yaitu bisa dilihat dari sudah adanya pertanyaan mengenai diriNya semasa hidupNya. Kepada murid-muridNya ia bertanya “Kata orang siapakah Aku ini?” (Mark. 8:27).
Ini menunjukkan bahwa pada masa itupun sudah ada keragu-raguan mengenai siapakah Yesus itu, ada yang mengiraNya sebagai Yohanes Pembaptis, Elia atau seperti seorang nabi lainnya.
Istilah “Kristologi” sendiri berasal dari bahasa Yunani “Christos/Kristus” dan “logos/ilmu”. Kristologi merupakan cabang dari ilmu teologi, logos mengenai Kristus, pemikiran dan ucapannya mengenai Yesus Kristus, sasaran iman kepercayaan Kristen (Groenen, 1992:13)
Menurut pakar Kristologi Raymond E. Brown dalam bukunya disebut bahwa,“Kristologi membahas pengertian mengenai Yesus dalam hubungan dengan siapakah Ia dan peran yang dilaksanakanNya dalam rencana Allah”
Brown juga mengemukakan bahwa ada dua pandangan tentang Kristologi, yaitu yang biasa disebut Kristologi Rendah “Low Christology” dan Kristologi Tinggi (High Christology). Istilah tinggi rendah ini tidak ada hubungan dan sangkut pautnya dengan pengertian mana yang lebih tinggi atau mana yang lebih rendah dari lainnya. Hanya saja Kristologi rendah yaitu yang melihat Yesus dalam hubungannya dengan kemanusiaanNya dan Kristologi Tinggi, melihat Yesus dalam hubungan dengan ketuhananNya. Memang tidaklah mudah untuk mempelajari nama-nama Yesus, baik yang tergolong “rendah” maupun “tinggi” , sebab persoalan Kristologi bukanlah masalah sederhana, sehingga dapat dimaklumi apabila terdapat banyak kekeliruan dan penyimpangan pendapat didalamnya.
Lebih lagi menurut John Macquarrie, bahwa kompleksnya bahasa Kristologi timbul dari percampuran pengertian antara sejarah dan teologi. Menurutnya pula disatu segi sejarah berdasarkan asumsi ilmiah, sedangkan teologi berdasarkan symbol-simbol maupun ‘mitologi’.
Macquarrie juga memberi contoh bahwa apa yang kita mengerti mengenai Yesus dalam studi kitab Markus lebih bersifat cerita sejarah, sedangkan apa yang kita mengerti dari surat-surat Paulus lebih merupakan refleksi theologis.
Namun seiring dengan kemajuan jaman semakin terlihat kejanggalan kejanggalan yang terdapat dalam alkitab mengenai kehidupan yesus, dan sekarang Kristologi cenderung mengarah kepada mengungkapkan kesalahan kesalahan yang terdapat dalam alkitab.
Terbukti dengan adanya Red Letter bible (huruf bertinta merah dalam bible), anda akan menemukan bahwa setiap kata yang berasal dari ucapan Yesus ditulis dengan tinta merah dan yang bukan ucapan yesus ditulis dengan tinta hitam. Jangan heran kalau anda menemukan bahwa dari 27 kitab perjanjian baru 90% (sembilan puluh persen) ditulis dengan tinta hitam.
Ini merupakan pengakuan terus terang mengenai alkitab/holly bible bahwa kitab tersebut bukan murni ajaran yesus, bahkan para misionaris mengakui bahwa sebagian besar ajaran kristen adalah merupakan ajaran paulus. Yesus hanya punya andil sedikit disini…bersambung (sumber: kristologi.blogspot)
Leave a Reply