Remaja yang Dibunuh Israel Itu Penghafal Quran

Di hari-hari pertama 2016 tidak menampakkan adanya penurunan gelombang kekerasan yang telah dimulai pada Oktober, diprovokasi oleh gabungan serangan Israel dan kekerasan di masjid al-Aqsha wilayah Timur Jerusalem yang diduduki Israel.

Sejak awal Januari, setidaknya 5 warga Palestina dan 3 warga Israel telah terbunuh.

Insiden terbaru itu terjadi setelah jumlah warga Palestina yang dibunuh dalam kekerasan di Israel dan wilayah pendudukan Tepi Barat di tahun 2015 termasuk paling tinggi dalam 10 tahun ini.

Pada akhir tahun, setidaknya 136 warga Palestina telah dibunuh dan sekitar 14.000 terluka di Tepi Barat, berdasarkan kelompok monitoring PBB OCHA, jumlah tertinggi sejak 2005.

Dua puluh empat warga Palestina dibunuh di Gaza, kebanyakan besar karena penembakan oleh tentara Israel pada para demonstran yang melewati pagar batas, dan sekitar 1.500 telah terluka.

Korban kekerasan Israel atas Palestina pada 2015 adalah rekor tertinggi sejak 2008, dengan 24 korban tewas dan 350 terluka, berdasarkan OCHA, demikian dikutip The Electronic Intifadah, 8 Januari 2016.

Empat pemuda dibunuh

Pada Kamis sore, tentara Israel menembak mati empat pemuda Palestina yang berasal dari desa Sair, dekat Hebron wilayah pendudukan Tepi Barat.

Tiga remaja yang bersepupu, Ahmad Salim Abd al-Majid Kawazba, 21 tahun, Alaa Abed Muhammad Kawazba, 17, dan Muhannad Ziyad Kawazba, 20 ditembak dekat blok Gush Etzion pemukiman Israel Utara Hebron.

Seorang juru bicara tentara Israel menduga bahwa mereka bertiga “mempersenjatai diri dengan pisau” dan dituduh akan “menyerang tentara Israel yang menjaga wilayah persimpangan Gush Etzion,” dilaporkan oleh Ma’an News Agency.

Situs berita milik Palestina Quds mengutip sumber setempat yang mengatakan bahwa tiga pemuda tersebut bekerja sebagai buruh di dalam Israel.

Tidak lama kemudian, pemuda 16 tahun bernama Khalil Muhammad al-Shalalda ditembak mati oleh tentara Israel setelah dia diduga mencoba untuk menusuk seorang tentara di persimpangan Beit Einoun dekat Hebron, berdasarkan Ma’an News Agency.

Tidak ada orang Israel yang dilaporkan terluka. Sedangkan saudara kandung Khalil al-Shalada, Mahmoud, ditembak oleh tentara pendudukan Israel pada konfrontasi yang terjadi di dekat persimpangan Beit Einoun pada 13 November.

Tersebarnya berita pembunuhan itu, membuat penduduk Sair berkumpul di rumah keluarga pemuda yang terbunuh dan menyebabkan konfrontasi pecah dengan tentara pendudukan Israel.

Penduduk Sair telah menjadi saksi intensnya kekerasan oleh pasukan Israel pada bulan-bulan belakangan ini. Sedikitnya 10 warga telah dibunuh sejak awal Oktober, termasuk eksekusi November di sebuah ruangan Abdalllah Azzam al-Shalalda rumah sakit Hebron dan pembunuhan seorang ayah dari bayi di Desember.

Pada malam Tahun Baru, pasukan pendudukan Israel menyita sebidang tanah milik penduduk Sair bernama Isrmail Abed Rabbu al-Shalalda yang mereka rencanakan akan dibangun pos militer, sebuah provokasi yang dilakukan hanya untuk meningkatkan ketegangan.

Pada Rabu di minggu ini, ribuan orang di Sair menghadiri pemakaman dari Ahmad Younis Ahmad Kawazba.

Untuk menghormati kematiannya, sekolah tempat Kawazba memposting video Youtube yang memperlihatkan dia sedang membaca Quran melalui pengeras suara sekolah.

Kawazba dikuburkan di samping kuburan teman sekelasnya Mahmoud al-Shalalda.

Hari sebelumnya, pemuda berumur 18 tahun Kawazba ditembak oleh tentara Israel di persimpangan Gush Etzion, dimana Israel mengklaim bahwa dia mencoba untuk menusuk seorang tentara.

“Tentara Israel menahan orang yang terluka dan menutup jalan utama,” berdasarkan lembaga HAM Palestina, Palestinian Centre for Human Rights.

Sebuah ambulans penjajah Israel membawa Kawazba ke tujuan yang belum diketahui, PCHR menambahkan, dan beberapa jam setelah itu jasadnya diserahkan ke otoritas Palesina.

Jaksa Agung di Distrik Hebron Alaa Tamimi mengatakan kepada Ma’an News Agency bahwa otopsi yang dilakukan pada jasad pemuda itu menunjukkan bahwa dia tidak menerima perawatan medis dan telah dibiarkan mati kehabisan darah.

Lebih dari setengah orang Palestina yang dibunuh sejak Oktober merupakan korban tembak polisi dan tentara ketika apa yang mereka katakan serangan atau percobaan penusukan dan serangan tabrak mobil yang ditujukan pada tentara dan warga sipil ZionisIsrael.

Tetapi investigasi telah menemukan bahwa tentara Israel menggunakan kekuatan mematikan ketika penyerang Palestina yang diduga tidak memperlihatkan ancaman secara langsung, sebagai bagian dari apa yang disebut kelompok hak asasi sebagai sebuah “penembakan untuk membunuh kebijakan”.

Dalam beberapa kasus, orang Palestina dibunuh ketika tidak ada percobaan serangan dari mereka, meskipun polisi dan tentara Israel mengklaim sebaliknya.

Pasukan Israel secara rutin merampas hak orang Palestina dalam mendapatkan perawatan medis yang mendesak, membiarkan mereka mati kehabisan darah.

Penembakan pub

Pada Malam Tahun Baru, seorang penembak melepaskan tembakan pada pelanggan bar Simta di tengah Tel Aviv, menewaskan manajer bar tersebut Alon Bakal 26 tahun dan seorang pelanggan, Shimon Ruimi, karyawan sipil dari militer Israel.

Setidaknya enam orang lainnya terluka

Rekaman kamera keamanan memperlihatkan penembak di dalam toko grosir yang berada di sebelah bar. Sesaat kemudian dia mengeluarkan senjata otomatis dari tas ransel dan mulai menembak para pelanggan bar.

Tersangka diidentifikasi sebagai Nashat Milhem oleh ayahnya. Muhammad Milhem telah melihat rekaman kamera keamanan di media dan melapor ke polisi.

TNashat Milhem, seorang warga Palestina di Israel berasal dari kota Arara di utara, telah menjalani hukuman penjara karena menyerang seorang tentara Israel dan mencoba untuk merebut senjatanya pada 2007.

Pasukan Israel menyelidiki tempat kejadian perkara setelah seseorang menembak bar Simta di Tel Aviv yang menewaskan dua orang dan melukai beberapa lainnya pada 1 Januari.

Setelah menyerang bar, Milhem diduga mengendalikan sebuah taksi yang dikendarai oleh Amin Shaban, seorang sipil Palestina di Israel berumur 42 tahun yang berasal dari kota Lydd.

Polisi mengatakan bahwa taksi dari pusat Tel Aviv itu mengarah ke utara, saat taksi mendekati sebuah pemblokiran polisi, Milhem menembak Shaban dan membuang jasadnya.

Milhem kemudian mencuri sebuah mobil, tetapi dia meninggalkannya setelah melintasi jarak yang tidak begitu jauh dan melanjutkan dengan berjalan.

Seorang jurubicara kepolisian Israel mengatakan bahwa Shaban terluka parah ketika dia ditemukan dan meninggal di rumah sakit. (sumber: hidayatullah)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>