Indonesian Police Watch: Inilah Kejanggalan Dalam Peristiwa Bom Sarinah
Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S. Pane menyebutkan pelaku teror tentu selalu ingin mempertontokan bahwa tingkat kesadisan mereka sebagai teroris sangat mengkhawatirkan.
Tetapi, menurut Neta, di balik teror bom Sarinah dan Starbuck di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, itu muncul dalam rangka untuk menjatuhkan Tito Karnivan sebagai Kapolda Metro Jaya atau justru sebaliknya, menaikkan citranya.
“Kan sedikit lagi beliau jadi Jenderal bintang 3.., spekulasinya banyak ini. Begitu cepat, seolah-olah polisi bisa tangkas dan cepat memulihkan kondisi pasca bom Sarinah, itu bisa mengangkat citra beliau (Tito),” kata Neta dalam diskusi publik bertema “Kejanggalan Dalam Peristiwa dan Penanganan Bom Sarinah,” di Jakarta, Selasa (19/01/2016).
Tapi, disebutkan Neta, bahwa IPW melihat beberapa kejanggalan dalam peristiwa bom Sarinah dan Starbuck di kawasan Thamrin tersebut.
“Kenapa rombongan Krisna Mukti begitu cepat ke TKP (tempat kejadian perkara) dan menggunakan rompi? Padahal, dia bukan Densus. Kenapa Kapolda juga begitu cepat dan pelaku begitu tenang beraksi di depan publik? Terlihat tenang sekali nembak orang-orang dan polisi,” ungkapnya bertanya-tanya.
Kendati demikian, Neta tidak menampik bahwa ISIS bisa berkontribusi. Tak lama sebelum terjadi Tragedi Bom Paris, ia mengaku sedang berada di negara itu dan sudah beredar kabar bahwa Indonesia akan menjadi sasaran berikutnya. Namun ia menilai kepastian mengenai hal itu harus masih harus ditelusuri.
“Aksi teror tersebut banyak dispekulasikan mencontoh serangan teror yang terjadi di kota Paris, Prancis, akhir 2015. Tapi, hingga saat ini belum ada kejelasan dari mana sebenarnya asal muasal aksi teror tersebut sejak direncanakan,” tukas Neta. (sumber: hidayatullah)
Indeks Kabar
- Kekerasan terus Terjadi, 36 Terbunuh dalam Bentrok dan Serangan Terbaru di Kashmir
- Anak Berprestasi Jika Dididik Dengan Akidah Berlandaskan Al-Qur’an
- Kasus Islamofobia di Prancis Terus Meningkat
- Vatikan Bentuk Komisi Perlindungan Anak dari Kejahatan Seksual di Gereja
- KMIPR Desak Komnas HAM Selesaikan Penindasan Muslim Rohingya
- Ingin Bangun Peradaban Islam, Wali Kota Bandung Luncurkan Gerakan Maghrib Mengaji
- Saudi Bertahap Buka Pelaksanaan Umrah, Indonesia Akan Diprioritaskan Jamaah yang Tertunda
- PBB: Jumlah Kematian Warga Sipil Afghanistan Catat Rekor Baru
- Pemkot Surakarta akan Kaji Bisnis Daging Anjing
- Pengadilan di Jerman Larang Azan Lewat Pengeras Suara
-
Indeks Terbaru
- Lebih dari 16.000 Madrasah di Uttar Pradesh India Ditutup
- Selamat Idul Fitri 1445 H, Mohon Maaf Lahir-Batin
- Baznas Tolak Bantuan Palestina dari McDonald’s Indonesia
- Malam Lailatul Qadar, Malaikat Berhamburan ke Bumi
- Puasa Ramadhan Menghapus Dosa
- Paksa Muslimah Lepas Hijab saat Mugshot, Kepolisian New York Ganti Rugi Rp 278 Miliar
- Dari Martina Menjadi Maryam, Mualaf Jerman Bersyahadat di Dubai
- Al Shifa, Rumah Sakit Terbesar di Gaza Dihabisi Militer Zionis
- Tiga Macam Mukjizat Alquran
- Prof Maurice, Ilmuwan Prancis yang Jadi Mualaf Gara-Gara Jasad Firaun
Leave a Reply