Badan Amal Inggris Seru Tindakan Konkrit untuk Bantu Pengungsi Suriah
Badan Amal Inggris Oxfam menyerukan adanya “sentakan” pada konferensi London. Oxfam menyatakan sudah waktunya melakukan tindakan konkrit untuk membantu jutaan pengungsi Suriah. Badan itu menegaskan bukan lagi saatnya forum Internasional berkata-kata dan mengumbar janji belaka.
“Negara-negara kaya yang bertemu di London pekan ini harus berkomitmen untuk meningkatkan kehidupan jutaan orang Suriah,” demikian ujar laporan yang dirilis Oxpam, Senin (1/2/2016).
“Bantuan dana dan tempat pemukiman yang ditawarkan sangat rendah, pengungsi Suriah menunggu tindakan bukan hanya kata-kata baik dan janji-janji,” tegasnya.
Inggris akan menjadi tuan rumah konferensi donor internasional Kamis besok. Mendesak negara-negara peserta untuk menggandakan sejumlah uang untuk mengatasi krisis kemanusiaan. Pejabat Jerman dan Norwegia, bersama dengan PBB dan Kuwait, menjadi penyelenggara pertemuan di London.
Mereka akan membahas bagaimana membantu 13,5 juta orang di dalam wilayah Suriah, serta 4,2 juta orang yang melarikan diri ke negara tetangga seperti Yordania dan Lebanon.
Tahun lalu, badan PBB meminta 7,7 miliar euro dari pemerintah di seluruh dunia untuk mendanai bantuan Suriah tetapi hanya menerima $ 3,3 miliar.
“Australia, Perancis dan Rusia telah meningkatkan keterlibatan langsung dalam konflik tetapi gagal untuk memberi bantuan dana sebagaimana mestinya,” kata pimpinan Oxfam Andy Baker, mengacu pada kampanye militer mereka di Suriah.
“Sebagai perbandingan, tetangga Suriah Libanon dan Yordania … telah menghabiskan setara dengan 6.892 persen dan 5.628 persen masing-masing untuk membantu Suriah,” tambahnya.
Oxfam menyebut Inggris telah menawarkan 20.000 pengungsi tinggal pada tahun 2020.
“Jika tersebar di Inggris, 69 kota yang menerima sekitar 60 pengungsi per tahun, hampir arus besar.”
Menurutnya Amerika Serikat, Prancis, Rusia, Spanyol dan Belanda juga masih sangat tertinggal dalam memberikan bantuan pemukiman untuk pengungsi Suriah, demikian World Bulletin. (sumber: islampos)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- 1 dari 5 Penangkapan terjadi di Wilayah Muslim, Xinjiang
- Perwakilan Berbagai Negara Hadiri Forum al Quds Internasional Kedua di Turki
- Kumpulkan Dana Palestina 2 M, Gubernur NTB: “Tidak Hanya dari Umat Islam”
- Visit My Mosque, Ajang Tumpas Islamofobia Inggris
- Habib Munzir Al-Musawa Wafat
- Muhammad, Nama Paling Populer di Wilayah Penjajahan Israel
- ASEAN Harus Ambil Langkah Tegas Selesaikan Masalah Pengungsi Rohingya
- Diskriminasi Masih Dialami Muslim Kanada
- PBNU Minta MK Tolak Permohonan Kawin Beda Agama
- Paus Rahasiakan Survei tentang Etika Seks Katolik
-
Indeks Terbaru
- Kejahatan Perang Israel Diadukan ke ICC
- Pernah Rasakan Genocida, Ribuan Warga Bosnia Demo untuk Gencatan Senjata di Gaza
- Pasukan Zionis Gempur Area RS Indonesia di Gaza
- Kritik Erdogan: Barat Lantang Bela Korban Charlie Hebdo, Tapi Diam Sikapi Genosida Gaza
- Halangi Bantuan ke Gaza Bisa Dituntut Pengadilan Internasional
- Pendukung Celtic tak Gentar, Tetap Kibarkan Bendera Palestina Saat Laga Liga Champions
- Islam Menjadikan Saya ‘Yahudi’ yang Lebih Baik
- Jerman Kritik Netanyahu Terkait Peta Timur Tengah tanpa Palestina
- Heboh Xi Jinping Buat Al-Quran Versi China, Seperti Apa?
- Seorang Ibu Tunaikan Nazar Jalan Kaki Lamongan – Tuban setelah Anaknya Tuntas Hafal Al-Quran
Leave a Reply