Visit My Mosque, Ajang Tumpas Islamofobia Inggris
Masjid di seluruh Inggris tengah membuka pintu untuk menjamu warga publik, dalam program melawan Islamofobia. Dewan Muslim Inggris (MCB) mempersiapkan lebih dari 80 masjid untuk berpartisipasi dalam program bertajuk “Visit my Mosque” mulai 7 Februari di Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara.
“Ini adalah kesempatan bagi Muslim Inggris untuk menempatkan diri di luar sana dan menjangkau tetangga mereka sendiri,” Abdul Majid, Ketua Masjid Camberley yang berpartisipasi, mengatakan kepada Aljazeera.
“Hari ini, kita bisa bertemu dan bertatap muka, saling mengenal satu sama lain dan mengatasi kesalahpahaman,” tambahnya.
Pengunjung dari agama manapun akan dijamu oleh teh hangat dan makanan ringan. Jamuan itu memberikan kesempatan bagi nonmuslim untu memberi pertanyaan tentang Islam, agar mereka bisa paham islam yang sesungguhnya.
Mereka yang tidak bisa mengunjungi masjid akan diajak jalan-jalan santai di kompleks masjid oleh beberapa relawan masjid. Sambil mengobrol dan mengenalkan tentang agama Islam yang sesungguhnya rahmatan lil alamin.
“Dengan program ini, kami berharap orang yang berbeda agama, dan orang-orang ateis akan lebih memahami, dan kita akan lebih terintegrasi dengan semua orang,” ujar Majid.
Setidaknya ada 2,7 juta Muslim di Inggris, atau kurang dari lima persen dari populasi.
Sekitar setengah dari Muslim Inggris lahir di Inggris.
Biasanya, sekitar 300 orang biasanya menghadiri sholat Jumat di masjid di Surrey di tenggara Inggris.
“Kami hidup di sebuah kota kecil, jadi kami tidak memiliki banyak masalah di daerah ini. Tapi, ada beberapa kesalahpahaman di media tentang Muslim, dan ini menjadikan kami tergerak melakukan program ini, untuk menumbuhkan pemahaman,” demikian Majid.
Di seluruh Inggris, ada lebih banyak kasus Islamofobia menyusul serangan di Paris pada November lalu, yang menewaskan 130 orang.
Serangan November yang diduga dilakukan ISIS, memicu reaksi terhadap minoritas Muslim di negara-negara Eropa termasuk Perancis, Inggris dan Amerika Serikat.
Sebelumnya pada bulan Januari, Prancis mengadakan acara open house mirip dengan ini, sementara Australia melakukannya pada Oktober tahun lalu.
Polisi Metropolitan London menyatakan telah terjadi kenaikan tajam dalam kejahatan Islamofobia.
Pada bulan Desember 2015, polisi mencatat 158 kekerasan di ibukota, di mana para korban diketahui atau dianggap Muslim, meningkat lebih dari tiga kali lipat dari Desember 2014, yang ketika itu hanya ada 50 kasus kekerasan.
“Saya sudah terbiasa disumpahi orang karena karena saya seorang Muslim,” kata Fatima Manjra, seorang relawan di Masjid Darul Arqam di Leicester.
“Saya pernah berjalan sendiri saat pulang kerja, lalu beberapa orang dijalan mencibir saya, meskipun begitu saya harus tetap tenang,” ujarnya.
“Saya tidak melaporkan hal itu. Saya tidak tahu apakah itu layak dilaporkan pada saat itu … Kita tidak aman dari ini Islamofobia,” demikian Fatima.
Tahun lalu adalah program pertama pintu masjid secara nasional dibuka untuk menjami warga Inggris. Saat itu, hanya 20 masjid berpartisipasi yang berpartisipasi.
“Sekarang, ini menjadi sangat penting, mengingat perhatian negatif terhadap Muslim di media,” tambahnya.
“Jika kita membuka masjid dan menunjukkan nilai sosial, orang akan melihat bahwa kita orang normal yang hanya berusaha untuk mendapatkan pengakuan. Saya berharap orang akan melihat bahwa tidak ada yang kita sembunyikan,” pungkas Fatima. (sumber: islampos)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Kamboja Terapkan Sertifikasi Halal
- Lebih 230 Tahun Muslim Patani Masih Mengalami Penderitaan
- Muslim Inggris Bagi-bagikan Mawar Kampanyekan Islam Damai
- Sidang Perdana Gugatan Pilpres, Ketua MK Bilang “Kami Hanya Takut kepada Allah”
- 97 Orang dari 17 Negara Masuk Islam di Al Aqsha dalam 2 Tahun
- Perahu Rohingya Terbalik di Perairan Bangladesh, Sedikitnya 14 Tenggelam
- Mahkamah Agung Saudi : Serukan Rukyat pada Hari Selasa
- Rekomendasi Muhammadiyah ke Menkes: Dukung BPOM – MUI Independen dalam Keamanan dan Kehalalan Vaksin Covid
- DPR: Hasil Voting PBB Tegaskan Dunia Tolak Keputusan Trump
- Mantan Pelatih Militer AS Dijatuhi Hukuman 10 tahun Penjara karena Siksa 12 Tentara Muslim
-
Indeks Terbaru
- Kejahatan Perang Israel Diadukan ke ICC
- Pernah Rasakan Genocida, Ribuan Warga Bosnia Demo untuk Gencatan Senjata di Gaza
- Pasukan Zionis Gempur Area RS Indonesia di Gaza
- Kritik Erdogan: Barat Lantang Bela Korban Charlie Hebdo, Tapi Diam Sikapi Genosida Gaza
- Halangi Bantuan ke Gaza Bisa Dituntut Pengadilan Internasional
- Pendukung Celtic tak Gentar, Tetap Kibarkan Bendera Palestina Saat Laga Liga Champions
- Islam Menjadikan Saya ‘Yahudi’ yang Lebih Baik
- Jerman Kritik Netanyahu Terkait Peta Timur Tengah tanpa Palestina
- Heboh Xi Jinping Buat Al-Quran Versi China, Seperti Apa?
- Seorang Ibu Tunaikan Nazar Jalan Kaki Lamongan – Tuban setelah Anaknya Tuntas Hafal Al-Quran
Leave a Reply