Pembatalan Perda Dinilai Bertentangan dengan Semangat Bernegara
Anggota FPKS MPR RI Ahmad Zainuddin mengatakan, pembatalan sejumlah perda akan berdampak pada pelemahan sistem demokrasi yang sedang dibangun di Indonesia. Menurutnya, kebijakan pemerintah membatalkan perda justru mendorong terciptanya liberalisasi yang massif.
“Ini bertentangan dengan semangat bernegara kita yang sesuai Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah harus hati-hati dalam hal ini. Jangan hanya untuk kepentingan investor, lantas lalai dengan kedaulatan,” ujar Zainuddin dalam Sosialisasi Empat Pilar: Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, di kelurahan Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur, Rabu (15/6/2016) lalu.
Dalam kegiatan yang dihadiri sekitar 150an warga masyarakat tersebut, Zainuddin mengatakan, pembatalan perda-perda tersebut seharusnya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Bukan kepentingan investasi. Jika alasan ini yang digunakan, politisi dari dapil Jakarta Timur ini khawatir pembangunan yang dilakukan pemerintah justru jauh dari nilai dan norma Pancasila.
Oleh karena itu, anggota Komisi IX DPR ini mendorong pemerintah untuk transparan menjelaskan kepada masyarakat perda apa saja yang telah dibatalkan. Sebab menurutnya, niat baik pemerintah memacu laju pembangunan jangan sampai berdampak pada rusaknya tatanan nilai dan norma yang ada di masyarakat.
“Sebagian masyarakat sekarang ada saling curiga ke pemerintah. Pembatalan ini menimbulkan pro kontra. Pemerintah harus transparan. Perda apa saja yang dibatalkan, kenapa dibatalkan,” imbuhnya.
Pemerintah mengumumkan telah membatalkan 3.143 Perda karena dinilai menghambat investasi dan pembangunan. Wacana pembatalan perda-perda ini berawal dari penjelasan Kementerian Bappenas soal jumlah aturan yang berlaku di Indonesia. Kementerian Bappenas mengungkapkan ada sekitar 42.000 aturan dalam bentuk perpres, PP, permen, hingga perda. (sumber: Islampos)
Indeks Kabar
- Dirjen Bimas Islam minta Selidiki Isu “Kiamat” di Ponorogo
- Parlemen Australia Merekomendasikan Pelecehan Seks Anak di Gereja Katolik Merupakan
- Sekolah Islam Pertama di Darwin akan Abadikan Nama Makassar
- Selain Ramadhan Fair, Istiqlal Juga akan Santuni Seribu Anak Yatim
- Argentina akan Gugat Putra Mahkota Saudi dengan Tuduhan Lakukan Kejahatan perang
- Muslim Uighur: “Situasi di Negara Kami Tidak Manusiawi”
- Pemukim Israel Terus Serang Mesjid Al-Aqsa
- Tokyo Selenggarakan Peragaan Busana Muslim Pertama
- Pendeta Senior Ditangkap Terkait Skandal Bank Vatikan
- Georgia Akhirnya Izinkan Pembangunan Masjid di Pusat Perbelanjaan
-
Indeks Terbaru
- OKI Adakan Pertemuan Darurat Membahas Sudan, Militer Setuju Gencatan Senjata Seminggu
- Yusuf Masuk Islam Setelah Temukan Alquran di Stadion Old Trafford
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Viral Video Protes Suara Bising di Masjid, Kakek Australia Ini Malah Masuk Islam
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Mualaf Fano, Dulu Benci dan Caci Maki Adzan Tapi Kini Malah Merindukan Kemerduannya
- Kantor MUI Ditembak, Sejumlah Staf Jadi Korban
- Terpikat Makna 2 Surat Alquran, Mualaf Nathalia: Saya Temukan Konsistensi dalam Islam
- Sebut Homo itu Haram, Seorang Bocah Muslim Dijemput Paksa Polisi
- Adzan Pikat Tiktoker Filipina Hingga Akhirnya Ucap Dua Kalimat Syahadat
Leave a Reply