Presiden Rodrigo Duterte: “Saya Percaya Satu Tuhan, Allah, Titik!”
Presiden Filipina yang baru terpilih, Rodrigo Duterte hari Senin membuat candaan tentang praktek ibadah Gereja Katolik Roma, yang mengkritisi sikapnya terhadap keluarga berencana dan hukuman mati.
Duterte, secara khusus, berkelakar tentang praktek memuliakan santo, orang-orang yang secara resmi diakui oleh Gereja sebagai panutan dalam beragama.
“Saya percaya pada satu Tuhan, Allah, Titik,” dia mengatakan di saat upacara bendera terakhirnya sebagai Wali Kota Davao City sebagaimana dikutip philstar.com, Selasa (28/06/2016).
Sebagamana diketahui, Allah adalah nama Tuhan yang disembah oleh umat Muslim seluruh dunia. Ketidaksenangan Duterte dengan faham Katolik, sepertinya, berasal dari pengalaman tidak menyenangkannya ketika dia masih kecil. Dia menceritakan bahwa ketika kecil, ibunya Soledad akan menghukum dia dengan memintanya untuk berlutut di depan altar. “Saya mengatakan Yesus, tolong aku. Dia berkata aku tidak dapat menolong seorang anak yang nakal,” canda dia.
Duterte mengatakan di dalam keyakinan Katolik, terdapat sekitar 5.000 Santo untuk dipilih. “Kamu memilih Santo mu: San Tiago, Santi Isabelo, Santo Roman, Santilmo, Santo Rodrigo,” presiden terpilih Filipina mengatakan, disambut gelak tawa para hadirin.
“St. Peter sendiri menyukai adu ayam,” kata dia dengan nada bercanda, merujuk pada murid Yesus yang disimbolkan dalam sastra sebagai ayam jantan.
Berdasarkan Injil Kristen, seekor ayam jantan berkokok setelah St. Peter tidak mengakui Yesus. Faham Katolik Roma merupakan sebuah agama monoteistik, yang berarti mereka menyembah pada satu Tuhan, Yesus Kristus. Katolik tidak menyembah santo tetapi hanya memuliakan atau menghormati mereka.
Duterte mengatakan dia berselisih dengan Gereja Katolik karena sikap berlawanan mereka terhadap metode buatan keluarga berencana. Dia menambahkan bahwa di Davao City, pil, ligasi dan metode pengontrol kelahiran lainnya mudah didapat oleh pasangan suami istri. “Saya berlawanan dengan Gereja karena sikap mereka yang tidak realistis,” dia mengatakan.
Duterte menyebut Gereja Katolik merupakan “institusi paling hipokrit/munafik” karena mereka gagal menjalankan apa yang mereka ajarkan. Dia mengklaim bahwa para uskup terus mengajarkan tentang moral tetapi gagal dalam menghentikan pelecehan seksual di wilayah kependetaan.
Desember lalu, Duterte mengungkapkan bahwa seorang pendeta anggota Society of Jesus pernah mencabulinya ketika dia masih di sekolah menengah tetapi terlalu takut untuk melaporkan hal itu. Duterte, meskipun begitu, mempertanyakan relevansi dari kitab suci itu sendiri.
“Mereka ditulis 3.000 tahun lalu. Ano ba pakialam natin sa kanilang sinulat?” Kata dia. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Cegah Pengungsi Timur Tengah Dan Afrika, 12 Negara Eropa Kerahkan Kapal Perang Ke Laut Mediterania
- Lewat Petisi, Netizen Minta Nobel Perdamaian Suu Kyi Dicabut
- Kemenag Kirim 14 Hafidz untuk Dijadikan Imam Masjid di UEA
- Jumlah Mualaf di Prancis Naik Dua Kali Lipat
- Bersalah Tutupi Kasus Pendeta Pedofil, Uskup Agung Adelaide Mundur
- OKI Tolak Tindakan Ilegal India di Kashmir
- Di Washington, Sejumlah Bus Edarkan Iklan Anti Islam
- Sekolah Katolik Ini Pertahankan Ruang Ibadah untuk Siswa Muslim
- Bela Muslim Yang Dilecehkan, Gadis Australia Tuai Banyak Pujian
- Inilah Restoran Besar yang Belum Bersertifikasi Halal versi LPPOM MUI
-
Indeks Terbaru
- Prof Maurice, Ilmuwan Prancis yang Jadi Mualaf Gara-Gara Jasad Firaun
- Alhamdulillah, Bintang Football Jeremiah Owusu Amerika Masuk Islam
- Lembaga Kemanusiaan Harus Bayar Pungli Rp 80 Juta per Truk untuk Masuk Gaza
- Pemerintah Mumbai Robohkan Puluhan Toko Milik Muslim
- Perjalanan Pendeta Gould David Menjemput Hidayah Allah Hingga Menjadi Mualaf
- Perjalanan Pendeta Gould David Menjemput Hidayah Allah Hingga Menjadi Mualaf
- Sudah 380 Masjid Dihancurkan ‘Israel’ di Gaza
- Seorang Imam Masjid di Amerika Serikat Wafat Usai Ditembak
- Petinju Gervonta Davis Jadi Mualaf
- Politisi Thailand Sahkan Rancangan Perkawinan Sesama Jenis
Leave a Reply