Masjid Sunda Kelapa Jaga Jamaah Tetap Ramai
Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Masdar Farid Mas’udi mengungkapkan dengan berakhirnya bulan suci Ramadhan, jumlah jamaah masjid, surau maupun mushala akan berkurang. Perbedaan ini memang sudah lazim terjadi.
“Bulan suci Ramadhan lebih semarak dari bulan yang lain. Mengharapkan di bulan lain masjidnya ramai seperti Ramadhan, itu tidak mungkin,” ungkap Masdar F Mas’udi kepada Republika, Ahad (10/7).
Menurut Masdar, ramainya masjid saat Ramadhan dikarenakan bulan tersebut memang dimuliakan Allah SWT untuk menjadi bulan ibadah. Sehingga, banyak orang yang bersemangat tinggi untuk melaksanakan shalat taraweh, shalat lima waktu hingga tadarusan di masjid.
Suasana ini didukung pula oleh kegiatan perkantoran yang menyesuaikan waktu kerja selama Ramadhan. Para karyawan dipulangkan lebih cepat agar dapat memaksimalkan ibadah selama Ramadhan.
“Maka tak heran bila setelah Ramadhan kondisi akan kembali normal mengingat aktivitas sehari-hari yang kembali seperti biasa,” kata Masdar.
Kendati demikian, sejumlah masjid tetap berupaya agar masjid tetap ramai dikunjungi para jamaahnya. Masjid Sunda Kelapa contohnya. Sekretaris Eksekutif Masjid Agung Sunda Kelapa Ahmad Izzuddin Syamma memaparkan pihaknya mempersiapkan sejumlah program untuk meramaikan masjid.
“Masjid Sunda Kelapa istiqomah menjalankan semua program rutin yang sudah dirancang selama bulan-bulan biasa,” ungkap Ahmad Izzuddin Syamma saat dihubungi Republika, Ahad (10/7).
Sebelum Ramadhan berakhir, pengurus masjid sudah menyosialisasikan kepada para jamaah terkait jadwal program yang akan diselenggarakan masjid. Misalnya kuliah dhuha, kuliah jumat dan beberapa kajian rutin lainnya.
Ahmad mengakui animo masyarakat untuk mengunjungi masjid diakui berkurang dikarenakan masih merayakan tradisi lebaran.
Namun, pengurangan jamaah masjid Sunda Kelapa dari Ramadhan hingga pascaRamadhan tidak terlalu banyak dan terbilang masih cukup stabil. “Seperti biasa, jamaah shalat subuh selalu lebih sedikit dari jamaah shalat lainnya,” tutup Ahmad. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- 1-4 Muslimah di New York Pernah Didorong dari Peron Kereta karena Berhijab
- Jawa Barat Dinobatkan Sebagai Provinsi Halal
- Target Kristenisasi Bukan hanya Orang Miskin
- Ormas Islam Pekanbaru Tolak Kebaktian Kristen di Lapangan Umum Terbuka
- Saat Mendukung Timnas Negaranya di Brasil, Empat Orang Ini Masuk Islam
- Penulis ‘Penghina Islam’ dan Pendukung Bashar Mati Ditembak
- Gereja Jayapura Protes Pembangunan Masjid dan Suara Azan
- Militer Myanmar Bunuh 30 Etnis Rohingya dalam Aksi Kekerasan Terbaru
- Wali Kota Solok Dorong Anak-anak Hafal & Amalkan Qur’an
- Lima Alasan Mualaf Tertarik pada Islam
-
Indeks Terbaru
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Jenazah Tertukar, RS di Jerman Justru Kremasi Muslim
Leave a Reply