Identitas Indonesia adalah Bangsa Religius
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia menggelar simposium internasional tahun 2016 di Al-Azhar University, Kairo, Mesir.
Simposium yang dihadiri sekitar 300 perwakilan PPI dari 46 negara ini mengangkat tema Meneguhkan Indentitas Bangsa Indonesia yang dibuka Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ahad (24/07/2016).
Di depan para calon pemimpin bangsa ini, Menag menegaskan bahwa nilai-nilai agama dan religiusitas sebagai salah satu identitas bangsa Indonesia.
“Indonesia adalah bangsa yang sangat religius. Masyarakat Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai agama, dan itulah yang harus dijaga, dipelihara, dan dikembangkan,” kata Menag sebagaimana disiarkan laman Kemenag, Selasa (27/07/2016).
Menurutnya, Indonesia lahir melalui perjuangan panjang para pendahulu yang dilandasi spirit religiusitas dan nilai keagamaan. Secara arif, para pendiri bangsa bahkan menjadikan agama sebagai faktor perajut dan perangkai keragaman bangsa yang sangat plural sehingga keutuhan dan kesatuannya tetap terjaga. “Nilai agama itulah sesungguhya yang berfungsi menjaga keutuhan kita. Apapun etnis dan suku bangsa kita, semua menjunjung tinggi nilai agama,” ujarnya.
Diakui Menag bahwa agama memiliki sisi dalam (esoterik/hakikat) dan sisi luar (eksoterik/syariat). Menurutnya, semua agama bertemu di titik yang sama pada sisi hakikat, yaitu agar manusia bisa hidup sesuai harkat dan martabatnya.
Agama juga memiliki sisi eksoterik yang beragam. Layaknya sebuah jalan, agama memiliki keragaman. Namun demikian, lanjut Menag, keragaman jalan adalah sesuatu yang sunnatullah dan tidak semestinya diseragamkan. Keragaman menjadi berkah manusia agar bisa saling melengkapi atas semua keterbatasan yang ada.
Untuk itu, Menag mengajak para calon pemimpin bangsa yang tergabung dalam PPI ini untuk mengedepankan sisi dalam (hakikat) agama saat berbicara di tengah kemajemukan. Sebab, pada sisi esoterik, semua agama bertemu pada gelombang dan tujuan yang sama.
“Kalau bicara di tengah kemajemukan, maka bicara agama adalah bicara sisi dalamnya karena semua kita akan bertemu pada gelombang dan tujuan yang sama. Bukan mempertahankan sisi luar yang memang fitrahnya berbeda antara satu dengan yang lain. Dan perbedaan itu bukan untuk saling menegasikan antara kita,” pesannya.
Pembukaan simposium internasional di Auditorium Muhammad Abduh Al Azhar University ini berlangsung dalam suasana hangat. Para pelajar yang tergabung dalam PPI, baik utusan dari kampus Amerika, Eropa, Afrika, Australia, dan Pasifik tampak antusias berkumpul dan berdialog dengan Menteri Agama.
Ikut mendampingi Menag, Dubes RI di Mesir Helmi Fauzi, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Amsal Bahtiar, Pgs. Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran Muchlis M Hanafi, Sekretaris Menteri Khoirul Huda Basyir. Simposium ini mengundang sejumlah narasumber dari Indonesia, yaitu: Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfudz MD dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Selain itu, hadir juga sebagai narasumber, Yudi Latief, J Kristiadi. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Elit Uni Eropa: Islam Adalah Eropa, Eropa Adalah Islam
- Ironis, Israel Jadi Ketua Komite Urusan Hukum Perserikatan Bangsa-Bangsa
- Konspirasi Bangsa-bangsa terhadap Umat Islam Tanda Akhir Zaman
- Masuknya Tenaga Asing Jangan jadi Ancaman Bangsa Indonesia
- Tak Bisa Pertahankan Identitas Sekuler, Presiden Gambia Proklamasikan Negara Islam
Indeks Kabar
- PBNU Minta Pemerintah Larang Kampanye LGBT
- Adara Relief: Cukup Menjadi Manusia untuk Membantu Palestina
- Soal Uighur, MUI Desak RI Berbicara Lebih Keras kepada Cina
- St. Gallen Swiss akan Gelar Pemungutan Suara Soal Larangan Cadar
- Zakir Naik Terancam tak Punya Negara
- Komnas Ham Minta Kepolisian Segera Selesaikan Kasus Teror Terhadap Tokoh Muhammadiyah
- Standardisasi Khatib, Komnas HAM: Bagaimana dengan Pendeta?
- MUI: Surat untuk Kapolri Bentuk Sikap Kritis
- Protes Massal Penodaan Al-Quran di Mauritania
- Bela Produk Anak Bangsa, Kongres “Beli Indonesia” Digelar
-
Indeks Terbaru
- China Tangkapi Warga Muslim Hui yang Tolak Penghancuran Masjid
- Dari Benci Jadi Cinta Islam
- OKI Adakan Pertemuan Darurat Membahas Sudan, Militer Setuju Gencatan Senjata Seminggu
- Yusuf Masuk Islam Setelah Temukan Alquran di Stadion Old Trafford
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Viral Video Protes Suara Bising di Masjid, Kakek Australia Ini Malah Masuk Islam
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Mualaf Fano, Dulu Benci dan Caci Maki Adzan Tapi Kini Malah Merindukan Kemerduannya
- Kantor MUI Ditembak, Sejumlah Staf Jadi Korban
- Terpikat Makna 2 Surat Alquran, Mualaf Nathalia: Saya Temukan Konsistensi dalam Islam
Leave a Reply