Ibtihaj Muhammad, Atlet AS Berhijab Pertama di Olimpiade

Nama Ibtihaj Muhammad disebut mencatat sejarah bagi tim Olimpiade Amerika Serikat. Untuk pertama kalinya ada seorang atlet Muslimah berhijab yang diturunkan Amerika.
Atlet anggar ini sadar betul kehadirannya akan menimbulkan pembicaraan. Meski kemarin ia kalah 15-12 dari lawannya, Cecilia Berder asal Prancis, Ibtihaj mampu memandang pertandingan tersebut dalam perspektifnya sendiri.
“Saya sadar betul, momen ini lebih besar dari saya,” katanya, dikutip dari laman Team USA. “Siapa pun yang telah memperhatikan berita media harus menyadari pentingnya ada wanita Muslim di tim AS. Ini bukan sekadar tim, ini adalah Amerika Serikat.”
Ibtihaj menduduki peringkat kedelapan dan telah mengucapkan selamat tinggal pada Table 32. Ia mengalahkan Olena Karvatska dari Ukraina sebelum menjadi atlet AS pertama yang bisa memenangi pertandingan anggar dengan berhijab.
Pergulatannya di arena anggar Olimpide seakan menjadi upayanya membuktikan ada salah persepsi terhadap Muslimah. Misalnya, ia dipaksa mengenakan hijab atau Muslimah adalah korban dari tekanan di lingkungannya dan bahkan tidak memiliki suara.
Menurut Ibtihaj, siapa pun yang mengenalnya akan tahu betapa vokalnya dia, termasuk betapa nyamannya ia mengekspresikan dirinya. “Saya ingat waktu kecil dibilang tidak boleh bermain anggar karea berkulit hitam. Saya langsung bertanya mengapa? Saya ingin main anggar dan inilah yang saya akan lakukan.”
Ibtihaj mengaku sangat ingin bisa membawa pulang medali emas. “Lebih dari segalanya, saya ingin bisa melakukannya untuk negara saya.”
Bagi wanita kelahiran 30 tahun lalu dari New Jersey bisa berjalan bersama kontingennya di upacara pembukaan Olimpiade adalah puncak dari kerja kerasnya selama empat tahun. Ia pun terlihat berfoto bersama atlet wanita dari Arab Saudi. Katanya, menyenangkan bisa melihat atlet berhijab dari negara lain.
“Salah satu hal indah tentang olahraga adalah kemampuan uniknya membawa orang-orang dari budaya lain bersama di bawah satu payung untuk satu tujuan, olahraga,” ujarnya.
Usai kekalahannya kemarin (8/8), Ibtihaj diadang banyak wartawan. “Saya punya banyak pesan di akun media sosial saya. Rasanya jadi trending sekarang perempuan diberi tahu tidak bisa melakukan ini atau itu. Dan itu bukan hanya bagi Muslimah. Jika saya bilang ada banyak perempuan di luar sana yang mendapatkan inspirasi dari cerita saya, apa pun itu agamanya, dan mereka bilang kini mereka lebih aktif di olahraga,” katanya.
Ibtihaj berharap jika ada orang yang mau belajar dari pengalamannya, mereka akan memetik positif pandangan hidupnya. “Bahwa olahraga sudah mengubah kehidupan saya,” ujarnya. (sumber: ROL)
Indeks Foto Slide
- ACT Kirim Tim Kemanusiaan dan Bantuan Pangan ke Suriah
- Masjid Kayu Berusia 650 Tahun di Turki Kembali Beroperasi
- Teror Warga Ibukota ala Serangan Paris
- Israel Blokade dan Tutup Masjid Al-Aqsa
- Hajar Aswad dalam Jarak Dekat
- Selamat Tahun Baru Islam, 1 Muharam 1439 H
- Akibat Koreo 'Save Rohingya' Bobotoh Kena Sanksi PSSI
- 30 September, Nobar Film G30S/PKI Digelar Serentak di Berbagai Daerah
- Bintang Muslim di Timnas Prancis
- Puasa 1 Ramadhan 1437 H Jatuh pada 6 Juni
-
Indeks Terbaru
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Jenazah Tertukar, RS di Jerman Justru Kremasi Muslim
- Pernah Benci Islam hingga Pukul Seorang Muslim, Mualaf Eduardo Akhirnya Bersyahadat
- Dulu Anggap Islam Agama Alien, Ini yang Yakinkan Mualaf Chris Skellorn Malah Bersyahadat
- Marine El Himer, Sang Model Prancis yang Masuk Islam
Leave a Reply