Kemenag Bantah Tutup Pabrik Percetakan Alquran
Kementerian Agama mengklarifikasi pemberitaan penutupan percetakan Alquran. Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag, Machasin menjelaskan, UPQ yang beroperasi di Ciawi, Bogor dihentikan sementara karena ada perubahan manajemen dari Lembaga Percetakan Alquran menjadi Unit Percetakan Alquran (UPQ).
Machasin juga membantah mesin cetak UPQ tidak jalan. Menurut dia, hingga kini, mesin-mesin yang ada masih beroperasi.
“Mesin cetak utama siap operasi, tetapi kapasitasnya tidak didukung dengan mesin-mesin untuk finishing. Sekarang sedang dilakukan proses pembelian mesin-mesin pendukung supaya kapasitas produksinya bisa lebih cepat,” kata Machasin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/8) kemarin.
Bahkan, kata dia, UPQ Bogor akan kembali mencetak 35 ribu mushaf Alquran. Proses cetak Alquran tersebut akan dimulai pada September 2016. “Insya Allah mesin cetak milik UPQ akan dimulai setelah bahan-bahan cetak tersedia seperti kertas yang sekarang sedang ditenderkan,” kata dia menjelaskan.
(Baca Juga: Mantan Menag Ungkap ‘Matinya’ Percetakan Alquran Negara)
Machasin mengatakan, UPQ saat ini menjadi Unit PelaksanaTeknis (UPT) Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama, berdasarkan Peraturan Menteri Agama No. 27/2013 tertanggal 28 Maret 2013. Pada 2015, lanjut Machasin, Kementerian Agama mengalokasikan anggaran untuk pengadaan kitab suci agama Islam dengan jumlah 1,5 juta eksemplar.
Jumlah itu terdiri dari 700 ribu mushaf Alquran, 500 ribu Juz Amma, serta 300 ribu Alquran dan terjemahnya. Namun karena sejumlah kendala, di antaranya keterbatasan waktu, kapasitas mesin untuk mencetak dalam jumlah besar tidak cukup, SDM yang ada juga tidak cukup seiring adanya perubahan kelembagaan, maka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap Alquran yang begitu banyak, proses pengadaan pada 2015 dilakukan melalui tender.
“Kapasitas pencetakan isi mushaf oleh mesin Web saat ini adalah 15 ribu kateren per jam. Kalau sehari beroperasi delapan jam, maka bisa mencapai 2.880.000 kateren per bulan. Untuk 1 eks mushaf setara dengan 20 kateren sehingga kapasitas cetaknya bisa mencapai 144 ribu eksemplar per bulan. Namun demikian, kemampuan finishing saat ini baru 5.000 eksemplar per bulan,” terang Machasin.
“Saat ini sedang berjalan proses pengadaan lima mesin pendukung finishing untuk mengimbangi kecepatan pencetakan,” imbuhnya.
Machasin memastikan pada 2016, tidak ada lagi pengadaan kitab suci Islam melalui tender langsung. Pencetakan Alquran akan dilakukan UPQ sesuai dengan tugas dan fungsinya. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Home Stay: ‘Deradikalisasi dan Indoktrinasi’ ala Komunis China pada Keluarga Muslim
- Bagi Muslim Athena, Janji Pembangunan Masjid Masih Sulit Dipercaya
- Syekh Yusuf Estes: Islamophobia Diciptakan oleh Orang-orang Jahat
- 40 Masjid di Jakarta Terpapar Radikalisme? Ini Tanggapan MUI
- Kelompok Neo-Nazi Combat 18 Dinyatakan Terlarang di Jerman
- Hamza Yusuf Tuai Kritik karena Dukung Normalisasi UEA-Israel
- Survei: Sikap Rakyat AS Semakin Hangat Terhadap Islam
- Emmanuel Macron Sanggah Islam Penghancur Agama Lain
- 800 Warga Hindu India Masuk Islam
- Selama Ramadhan, Penghimpunan Zakat Baznas Naik
-
Indeks Terbaru
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Jenazah Tertukar, RS di Jerman Justru Kremasi Muslim
- Pernah Benci Islam hingga Pukul Seorang Muslim, Mualaf Eduardo Akhirnya Bersyahadat
- Dulu Anggap Islam Agama Alien, Ini yang Yakinkan Mualaf Chris Skellorn Malah Bersyahadat
- Marine El Himer, Sang Model Prancis yang Masuk Islam
Leave a Reply